Baca Juga
Telah lewat dua bulan sejak pabrikan ponsel Samsung memutuskan untuk menarik ponsel pintar Galaxy Note 7 dari peredaran setelah sejumlah insiden yang melibatkan ponsel tersebut yang kebakaran dan meledak.
Pada awalnya, lempengan-lempengan logam di dalam baterai diduga terlalu berdekatan sehingga membuatnya rentan mengalami arus pendek, selain masalah baterai terkait isolasinya dan lapisan pada elektroda negatifnya.
Akhirnya sebuah perusahaan pengembang rekayasa perangkat lunak yang bernama Instrumental dapat mengungkap permasalahan inti yang menimpa model ponsel pintar tersebut. Menurut pimpinan Instrumental, Anna Shedletsky, model ponsel itu sudah memiliki cacat dalam desain yang menghimpit baterainya sehingga menambah tekanan hingga tingkat yang tidak aman.
Kekurangan jarak antara baterai dan komponen lainnya menyebabkan seiring memuainya baterai, maka ruang menjadi semakin terdesak oleh komponen lain dan tekanan meningkat dalam casing ponsel tersebut.
Bertambahnya tekanan itu diyakini, menyebabkan rusaknnya pemisah antara bagian positif dan negatif dari batere sehingga meningkatknya kemungkinan baterai meledak dan menyebabkan reaksi dari ponsel itu sendiri. Para peneliti sendiri menganggap hal ini diakibatkan oleh ambisi Samsung berusaha memaksimalkan desain Note 7 dengan kurang mengindahkan fitur keamanan. Selain itu juga, diduga para insinyur yang terlibat proyek ini tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan pengujian lengkap.
Kemungkinan bahwa proses pembuatan baterai Samsung ini mengalami pembaharuan selama pengembangan dan versi baru baterai ini tidak memiliki kesempatan di ujicoba dengan cukup di lapangan.
Annisa Fadhilah
(Mahasiswi Jurnalistik, Politeknik Negeri Jakarta)
Diolah dari berbagai sumber
Sumber gambar : https://i2.wp.com
