Baca Juga
Pada tahun 2020, seluruh dunia akan dilanda penyakit
infeksi yang tidak dapat diatasi, khususnya infeksi virus Corona atau yang
disebut dengan Corona. Virus ini menyebar dengan cepat dan menyebar ke seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Penyakit ini menyebabkan penyakit yang melalui
pernapasan, pneumonia, dan bahkan merenggut nyawa dikarenakan pasien yang
apabila fisiknya sudah tidak kuat seperti yang usianya sudah di atas 40th.
Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan pembatasan sosial luas (PSBB) dan juga
mulai menerapkan pembelajaran Online bagi para
peserta didik. Virus ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat dan
mengganggu aktivitas, tidak hanya itu banyak para pekerja yang kehilangan
pekerjaannya bahkan ada yang sampai di PHK secara tidak pantas sehingga
merugikan bagi para pekerja dan tidak bisa menafkahi keluarganya.(Sukamdani, 2020) Hal ini juga dirasakan oleh para peserta didik yang
mengharuskan belajar dari rumah, sehingga banyak dari siswa yang tertinggal
pendidikannya karena satu dan lain hal, contoh seperti kondisi lingkungan yang
mengharuskan menggunakan jaringan yang stabil, harus memiliki gadget atau Handphone untuk belajar karena selama belajar dari rumah, akses untuk kita
belajar menggunakan media digital. Sebelum terjadinya covid 19 para peserta
didik dan pengajar selalu belajar di sekolah langsung atau secara tatap langsung,
namun semenjak munculnya covid 19 maka secara terpaksa siswa harus belajar
dari rumah atau Online. Saat itu siswa harus beradaptasi dalam kegiatan belajar
sehingga efektif bagi para siswa dan diperlukan proses adaptif dalam kegiatan
belajar mengajar.
(Sukamdani, 2020) Oleh karena itu, pemerintah menerapkan sistem
pembelajaran jarak jauh (PJJ) di mana guru dan siswa melakukan pembelajaran
secara Online untuk mencapai tujuan pembelajaran. Akibat pandemi penyakit covid
19, sekolah-sekolah diliburkan untuk mencegah penyebaran virus corona. Sistem
PJJ menggunakan teknologi memerlukan pemanfaatan oleh lembaga pendidikan, guru
siswa, bahkan orang tua. Tentu saja perubahan tersebut mengubah dunia
pendidikan melalui pemanfaatan teknologi, sejalan dengan terus berlanjutnya era
revolusi industri 4.0. Pelatihan merupakan tujuan mendasar dalam membentuk
kualitas SDM, dan kualitas pendidikan di wilayah metropolitan pada umumnya
menunjukkan peningkatan dalam hal prestasi akademik dan keterampilan siswa. Pendidikan yang ada di daerah perdesaan sangat
terbatas bahkan kekurangan sehingga anak-anak di perdesaan tidak dapat
merasakan fasilitas yang baik seperti di daerah perkotaan. Karena di Indonesia
akses dan kualitas pendidikan masih menunjukkan kesenjangan yang signifikan,
khususnya antara daerah perkotaan dan perdesaan. Kesenjangan pendidikan di
Indonesia dapat kita lihat dari berbagai indikator. Untuk mengatasi kesenjangan
ini, para pemerintah dan pihak yang berkaitan harus terus berupaya untuk
meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di daerah perdesaan. Kesenjangan ini
seharusnya bisa di minimalis dan diselesaikan secepatnya apabila pemerintah dapat membantu masyarakat dengan memberikan
tunjangan dan membantu para peserta didik untuk mendapatkan program beasiswa
atau bantuan pendidikan lainnya agar dapat membantu para orang tua yang
berpenghasilan rendah supaya anak-anak mereka tetap bisa sekolah. Kurang lebih
60 juta peserta didik di Indonesia mereka harus belajar dari rumah karena untuk
mengurangi korban jiwa yang disebabkan oleh covid 19.
(Siswanto, Dr. Romi
Siswanto, 2022)
Sistem pembelajaran pendidikan terkomputerisasi di Indonesia mempunyai ruang
administrasi yang sangat beragam, mengingat terjadinya penyebaran landasan,
lubang pada kemampuan tingkat lanjut guru dan lubang pada berbagai teknik
pendidikan. Oleh karena itu, situasi dan teknik yang berbeda harus diterapkan
sebagai fitur perubahan sekolah yang terkomputerisasi setelah virus Corona.
Perubahan yang terkomputerisasi ini akan sangat mempengaruhi dunia sekolah
karena akan membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih sederhana dan lebih
mudah beradaptasi. Perubahan yang terkomputerisasi ini juga menambah perubahan
perilaku manusia dengan memberdayakan pendidik dan siswa untuk mengikuti,
mempelajari, melaporkan dan mengembangkan materi pembelajaran sesuai
permintaan, apalagi karena tuntutan perubahan yang terkomputerisasi, dunia
pendidikan harus terus menyesuaikan dengan perubahan mekanis. peristiwa,
khususnya pemanfaatan inovasi dalam mencari cara untuk bekerja di bidang
pendidikan. Melihat kenyataan yang ada, tidak dapat disangkal bahwa
komputerisasi membawa pintu terbuka dan kesulitan yang berharga bagi dunia
pendidikan. Selain itu, dalam dunia pendidikan saat ini, perubahan yang semakin
maju telah mempermudah penyampaian informasi kapan pun dan di mana pun. Salah satunya
adalah kursus Online (web class) yang dapat dilakukan dengan
memanfaatkan hiburan virtual, misalnya Zoom atau Google Meet. Sejak pandemi
virus Corona, sebagian besar pelatihan telah dialihkan ke kelas Online untuk
menyampaikan informasi kepada siswa dan bekerja dengan pengalaman yang berkembang
berbasis web dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan progresif dalam dunia
pengajaran.
Perubahan terkomputerisasi adalah perubahan penting
dalam latihan, siklus, kemampuan dan rencana tindakan untuk mendorong perubahan
dan membuka pintu bagi kemajuan baru dan tegas serta cara untuk mempercepat
efek ramah. Di era komputerisasi, web telah menjadi metode utama korespondensi,
kebutuhan masyarakat untuk melalui perubahan besar. Komputerisasi ini merupakan
awal penciptaan secara lebih berhasil dan mahir sebelum terjadi proses
perubahan yang lalu. Selain menggunakan Zoom dan Google Meet, latihan perubahan
tingkat lanjut juga dapat dimanfaatkan untuk aplikasi pembelajaran di panggung
Study Hall atau LMS. Sehingga transformasi digital dapat meningkatkan teknologi
yang jelas, teknologi ini memerlukan
infrastruktur dan platform TI yang tepat. (Siswanto, Dr. Romi
Siswanto, 2022)
Pandemi covid 19 telah terjadi banyak perubahan dalam
dunia pendidikan, sehingga kita untuk mencari cara baru untuk melanjutkan
proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang efektif dan inklusif melalui
kolaborasi dan inovasi karena untuk memastikan semua para siswa dapat terus
belajar dan berkembang meskipun terjadi pandemi ini. Namun menurut UNESCO, Maret
2020 lebih dari 1,5 miliar siswa dari 190 negara terkena dampak penutupan
sekolah karena dampak dari virus corona. Lebih dari 60% siswa bergantung dan
terpengaruh pembelajaran jarak jauh, hal ini telah menyebabkan perubahan besar
dalam cara penyampaian pembelajaran di seluruh dunia. Menurut Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan, 50 juta siswa di Indonesia terkena dampak kegiatan pembelajaran
jarak jauh. Latihan Belajar di Rumah (BDR) atau di web. Dampak akibat
pelaksanaan kegiatan BDR mengakibatkan hasil belajar siswa semakin timpang. Sehingga
pemerintah harus segera melakukan pencegahan agar kesenjangan pembelajaran
semakin melebar. (Presentasi et al.,
2024)
Sejak terjadinya pembelajaran berbasis rumah dan
menunjukkan perubahan dampak penggunaan sistem Online terhadap kebiasaan
belajar siswa Indonesia. Jenis sekolah, jarak, dan kondisi tempat tinggal siswa
merupakan kendala utama dalam membangun jaringan. Perubahan kemampuan
melakukan pembelajaran jarak jauh sebagai interaksi tatap muka menjadi kurang
efektif. (Ai & Li, n.d.) Menurut Organisasi Pengukuran Vokal, pada tahun 2018
kota-kota lain di pulau Jawa menerima rambu dan jaringan yang lebih membumi
dibandingkan dengan daerah lain dengan populasi yang lebih sederhana, seperti
Sumatera, Sulawesi, Bali, dan Kalimantan. Namun, faktanya data menunjukkan
jangkauan internet berbeda-beda di setiap wilayah. Sekitar 30% guru di pulau Jawa
tidak mampu mengajar secara efektif dalam kesehariannya dan hanya mengandalkan
media Zoom dan Google Meet, persentase ini lebih tinggi pada guru di luar Jawa di mana
50 guru tidak mengajar setiap hari karena faktor keterbatasan jaringan.
Ketimpangan akses internet tersebut rendah dan membuat banyak guru tidak mampu
memberikan pengajaran yang efektif dan optimal kepada siswanya.(Pambajeng, 2021)
(Kartika et al., 2022) Di wilayah Yogyakarta, pada awal pandemi sistem
daring digunakan dalam kegiatan belajar mengajar disekolah-sekolah. Pembelajaran
melalui perpaduan kemajuan teknologi dan pembelajaran tatap muka (blended
learning) akan menghasilkan peningkatan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran. Dalam metode pembelajaran harus di bagikan dengan dua tahap
pembelajaran yaitu secara tatap muka dan secara Online atau belajar dari rumah
yang berbasis web, khususnya memanfaatkan inovasi seperti komputer, rekaman dan Handphone panduan mekanis lainnya. Guru dan siswa bisa menempuh jarak yang jauh
atau di berbagai daerah sehingga tidak ada alasan bagus untuk tidak bisa
belajar. Blended learning memadukan aspek pembelajaran daring dan tatap muka,
tujuannya untuk membantu para siswa belajar lebih aktif dan mandiri. Blended
learning adalah materi pembelajaran yang di dapatkan di mana saja dan kapan saja
itulah keunggulan blended learning. Pembelajaran
di laksanakan Online dan Offline, keduanya saling melengkapi, menjadikan
pembelajaran menjadi yang lebih efisien, menarik, dan mudah dilakukan.
Metodologi pembelajaran dapat digunakan yaitu sistem yang berfokus pada para
peserta didik, sedangkan strategi pembelajaran yang digunakan baik dalam
pengalaman Online maupun tatap muka meliputi teknik pembelajaran
bincang-bincang, narasi, perkenalan tugas, pertunjukan, tanya jawab, dan lain
sebagainya. Sementara itu, tahap penilaian pembelajaran campuran untuk
sekolah-sekolah di wilayah Yogyakarta dibagi menjadi dua tahap, yaitu penilaian
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Misalnya seperti
perkuliahan dilaksanakan secara tatap muka, kampus harus menerapkan protokol
kesehatan harus di perketat dan jika perkuliahan dilaksanakan secara daring kedisiplinan
mahasiswa dalam menjalankan tugas harus diperketat. Oleh karena itu, usulan ini
adalah mengupayakan korespondensi yang baik antara sekolah, pendidik, dan wali
agar pembelajaran campuran dapat terlaksana dengan baik dan sukses bagi
sekolah-sekolah di wilayah Yogyakarta. Teknologi di Indonesia telah membawa
perubahan besar dalam bidang pendidikan dengan berbagai kemudahan seperti
pembelajaran Online melalui aplikasi yang akan berdampak positif dan bermanfaat
bagi penggunaannya. Oleh karena itu, teknologi dalam pendidikan menjadi salah satu aspek yang harus hadir untuk
melanjutkan proses pembelajaran. Peran teknologi dalam, pendidikan dimasa
pandemi covid 19 sangat lah penting walaupun tidak seefektif pembelajaran tatap
muka, namun dampaknya sangat positif terhadap
keberlangsungan pembelajaran.
(Wibowo, 2020) Pada Maret 2021, ketimpangan ekonomi Indonesia telah
membawa perubahan besar dalam bidang pendidikan. Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat indeks Gini Indonesia sebesar 34%. Nilai tersebut meningkat dibandingkan
38% pada bulan Maret tahun 2020. Hal ini menunjukkan betapa buruknya dampak
pandemi terhadap perekonomian masyarakat, selain itu tingkat pengangguran dan
tingkat kemiskinan sebesar 6,26% dan 10,41% (pada tahun 2021). Kesenjangan
digital hadir dalam dua bentuk. Pertama, kesenjangan digital tradisional di
cirikan oleh kesenjangan dalam kemampuan dan memanfaatkan 0n teknologi digital
secara optimal yaitu integrasi kemampuan ini masuk ke dalam fungsi-fungsi yang
berbeda. Kedua, kesenjangan digital baru atau yang lebih dikenal dengan
algoritma kesenjangan. Kesenjangan ini disebabkan adanya kesenjangan
pengetahuan tentang cara kerja algoritma dalam kehidupan sehari-hari, kesenjangan
kualitas data atau informasi yang mendasari pengoperasian algoritma, dan
kesenjangan akibat informasi tersebut terekspos.
(Zalianty, 2024) Dalam meningkatkan infrastruktur pendidikan dan
teknologi, pemerintah harus turun tangan dalam mengembangkan infrastruktur
telekomunikasi didaerah terpencil. Selain itu wilayah yang sulit dijangkau
internet perlu di atasi supaya dapat membantu para siswa dan guru yang pembelajarannya
menggunakan teknologi secara efektif. namun tidak hanya infrastruktur teknologi,
infrastruktur pendidikan juga di bangun untuk memastikan sekolah-sekolah
didaerah terpencil tidak tertinggal. Selain itu, program pembangunan pendidikan
dan infrastruktur perlu ditingkatkan termasuk penyediaan perpustakaan,
laboratorium dan fasilitas olahraga. Dan tidak hanya itu pemerintah dan
pemangku kepentingan harus menyediakan sumber daya yang memadai untuk
memastikan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Dalam upaya mewujudkan
pemerataan pendidikan di perdesaan dan perkotaan memerlukan upaya peningkatan infrastruktur
teknologi pendidikan, penghapusan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi serta
peningkatan akses terhadap informasi dan teknologi.
REFERENCES
Kartika, I., Fatimah, S., Uin, S., Kalijaga, Y., Agama, I., Nahdlatul, I.,
& Kebumen, U. (2022). DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik Manajemen
Blended Learning di Sekolah Luar Biasa (SLB) Yaketunis Yogyakarta. 6.
Pambajeng, C. G. (2021). Dampak COVID-19 Memperlebar Kesenjangan
Pendidikan di Indonesia. 2–8.
Presentasi, P., Anda, B. P., & Pintar, P. P. (2024). Indonesia dan
Dunia Pernah Dilanda Pandemi yaitu Merebaknya Virus Covid-19 . 1–8.
Siswanto, Dr. Romi Siswanto, M. S. (2022). Transformasi Digital Dalam
Pemulihan Pendidikan Pasca Pandemi. Direktorat Guru Pendidikan Dasar, September,
1–14.
https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/transformasi-digital-dalam-pemulihan-pendidikan-pasca-pandemi
Sukamdani. (2020). Dilematika Dunia Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19.
1–6.
https://www.bengkuluinteraktif.com/dilematika-dunia-pendidikan-di-masa-pandemi-covid-19
Wibowo, A. S. (2020). Pandemi dan Kesenjangan Baru. Basis, 1–6.
http://repo.driyarkara.ac.id/900/%0Ahttp://repo.driyarkara.ac.id/900/1/2020-SEPT-OKT-%0APandemi%0Adan%0AKesenjangan%0ABaru%0A.pdf
Zalianty, M. (2024). Pemanfaatan Teknologi di Dunia Pendidikan.
Ai, U L, and N U Li. n.d. “Masalah
Kesenjangan Pendidikan Di Perkotaan Dan Pedesaan,” 1–9.
Penulis :
Nur Zahirah (202214500046) - R4A
Universitas Indraprasta PGRI