Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

02 July 2024

Transformasi Sistem Pendidikan Pasca Covid-19

Baca Juga



sumber foto: kumparan.com  

Pada tahun 2020, seluruh dunia akan dilanda penyakit infeksi yang tidak dapat diatasi, khususnya infeksi virus Corona atau yang disebut dengan Corona. Virus ini menyebar dengan cepat dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penyakit ini menyebabkan penyakit yang melalui pernapasan, pneumonia, dan bahkan merenggut nyawa dikarenakan pasien yang apabila fisiknya sudah tidak kuat seperti yang usianya sudah di atas 40th. Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan pembatasan sosial luas (PSBB) dan juga mulai menerapkan pembelajaran Online bagi para  peserta didik. Virus ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat dan mengganggu aktivitas, tidak hanya itu banyak para pekerja yang kehilangan pekerjaannya bahkan ada yang sampai di PHK secara tidak pantas sehingga merugikan bagi para pekerja dan tidak bisa menafkahi keluarganya.(Sukamdani, 2020) Hal ini juga dirasakan oleh para peserta didik yang mengharuskan belajar dari rumah, sehingga banyak dari siswa yang tertinggal pendidikannya karena satu dan lain hal, contoh seperti kondisi lingkungan yang mengharuskan menggunakan jaringan yang stabil, harus memiliki gadget atau Handphone untuk belajar karena selama belajar dari rumah, akses untuk kita belajar menggunakan media digital. Sebelum terjadinya covid 19 para peserta didik dan pengajar selalu belajar di sekolah langsung atau secara tatap langsung, namun semenjak munculnya covid 19 maka secara terpaksa siswa harus belajar dari rumah atau Online. Saat itu siswa harus beradaptasi dalam kegiatan belajar sehingga efektif bagi para siswa dan diperlukan proses adaptif dalam kegiatan belajar mengajar.

(Sukamdani, 2020) Oleh karena itu, pemerintah menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) di mana guru dan siswa melakukan pembelajaran secara Online untuk mencapai tujuan pembelajaran. Akibat pandemi penyakit covid 19, sekolah-sekolah diliburkan untuk mencegah penyebaran virus corona. Sistem PJJ menggunakan teknologi memerlukan pemanfaatan oleh lembaga pendidikan, guru siswa, bahkan orang tua. Tentu saja perubahan tersebut mengubah dunia pendidikan melalui pemanfaatan teknologi, sejalan dengan terus berlanjutnya era revolusi industri 4.0. Pelatihan merupakan tujuan mendasar dalam membentuk kualitas SDM, dan kualitas pendidikan di wilayah metropolitan pada umumnya menunjukkan peningkatan dalam hal prestasi akademik dan keterampilan siswa.  Pendidikan yang ada di daerah perdesaan sangat terbatas bahkan kekurangan sehingga anak-anak di perdesaan tidak dapat merasakan fasilitas yang baik seperti di daerah perkotaan. Karena di Indonesia akses dan kualitas pendidikan masih menunjukkan kesenjangan yang signifikan, khususnya antara daerah perkotaan dan perdesaan. Kesenjangan pendidikan di Indonesia dapat kita lihat dari berbagai indikator. Untuk mengatasi kesenjangan ini, para pemerintah dan pihak yang berkaitan harus terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di daerah perdesaan. Kesenjangan ini seharusnya bisa di minimalis dan diselesaikan secepatnya apabila pemerintah  dapat membantu masyarakat dengan memberikan tunjangan dan membantu para peserta didik untuk mendapatkan program beasiswa atau bantuan pendidikan lainnya agar dapat membantu para orang tua yang berpenghasilan rendah supaya anak-anak mereka tetap bisa sekolah. Kurang lebih 60 juta peserta didik di Indonesia mereka harus belajar dari rumah karena untuk mengurangi korban jiwa yang disebabkan oleh covid 19.

(Siswanto, Dr. Romi Siswanto, 2022) Sistem pembelajaran pendidikan terkomputerisasi di Indonesia mempunyai ruang administrasi yang sangat beragam, mengingat terjadinya penyebaran landasan, lubang pada kemampuan tingkat lanjut guru dan lubang pada berbagai teknik pendidikan. Oleh karena itu, situasi dan teknik yang berbeda harus diterapkan sebagai fitur perubahan sekolah yang terkomputerisasi setelah virus Corona. Perubahan yang terkomputerisasi ini akan sangat mempengaruhi dunia sekolah karena akan membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih sederhana dan lebih mudah beradaptasi. Perubahan yang terkomputerisasi ini juga menambah perubahan perilaku manusia dengan memberdayakan pendidik dan siswa untuk mengikuti, mempelajari, melaporkan dan mengembangkan materi pembelajaran sesuai permintaan, apalagi karena tuntutan perubahan yang terkomputerisasi, dunia pendidikan harus terus menyesuaikan dengan perubahan mekanis. peristiwa, khususnya pemanfaatan inovasi dalam mencari cara untuk bekerja di bidang pendidikan. Melihat kenyataan yang ada, tidak dapat disangkal bahwa komputerisasi membawa pintu terbuka dan kesulitan yang berharga bagi dunia pendidikan. Selain itu, dalam dunia pendidikan saat ini, perubahan yang semakin maju telah mempermudah penyampaian informasi kapan pun dan di mana pun. Salah satunya adalah kursus Online (web class) yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan hiburan virtual, misalnya Zoom atau Google Meet. Sejak pandemi virus Corona, sebagian besar pelatihan telah dialihkan ke kelas Online untuk menyampaikan informasi kepada siswa dan bekerja dengan pengalaman yang berkembang berbasis web dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan progresif dalam dunia pengajaran.

Perubahan terkomputerisasi adalah perubahan penting dalam latihan, siklus, kemampuan dan rencana tindakan untuk mendorong perubahan dan membuka pintu bagi kemajuan baru dan tegas serta cara untuk mempercepat efek ramah. Di era komputerisasi, web telah menjadi metode utama korespondensi, kebutuhan masyarakat untuk melalui perubahan besar. Komputerisasi ini merupakan awal penciptaan secara lebih berhasil dan mahir sebelum terjadi proses perubahan yang lalu. Selain menggunakan Zoom dan Google Meet, latihan perubahan tingkat lanjut juga dapat dimanfaatkan untuk aplikasi pembelajaran di panggung Study Hall atau LMS. Sehingga transformasi digital dapat meningkatkan teknologi yang jelas, teknologi ini memerlukan  infrastruktur dan platform TI yang tepat. (Siswanto, Dr. Romi Siswanto, 2022)

Pandemi covid 19 telah terjadi banyak perubahan dalam dunia pendidikan, sehingga kita untuk mencari cara baru untuk melanjutkan proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang efektif dan inklusif melalui kolaborasi dan inovasi karena untuk memastikan semua para siswa dapat terus belajar dan berkembang meskipun terjadi pandemi ini. Namun menurut UNESCO, Maret 2020 lebih dari 1,5 miliar siswa dari 190 negara terkena dampak penutupan sekolah karena dampak dari virus corona. Lebih dari 60% siswa bergantung dan terpengaruh pembelajaran jarak jauh, hal ini telah menyebabkan perubahan besar dalam cara penyampaian pembelajaran di seluruh dunia. Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 50 juta siswa di Indonesia terkena dampak kegiatan pembelajaran jarak jauh. Latihan Belajar di Rumah (BDR) atau di web. Dampak akibat pelaksanaan kegiatan BDR mengakibatkan hasil belajar siswa semakin timpang. Sehingga pemerintah harus segera melakukan pencegahan agar kesenjangan pembelajaran semakin melebar. (Presentasi et al., 2024)

Sejak terjadinya pembelajaran berbasis rumah dan menunjukkan perubahan dampak penggunaan sistem Online terhadap kebiasaan belajar siswa Indonesia. Jenis sekolah, jarak, dan kondisi tempat tinggal siswa merupakan kendala utama dalam membangun jaringan. Perubahan kemampuan melakukan pembelajaran jarak jauh sebagai interaksi tatap muka menjadi kurang efektif. (Ai & Li, n.d.) Menurut Organisasi Pengukuran Vokal, pada tahun 2018 kota-kota lain di pulau Jawa menerima rambu dan jaringan yang lebih membumi dibandingkan dengan daerah lain dengan populasi yang lebih sederhana, seperti Sumatera, Sulawesi, Bali, dan Kalimantan. Namun, faktanya data menunjukkan jangkauan internet berbeda-beda di setiap wilayah. Sekitar 30% guru di pulau Jawa tidak mampu mengajar secara efektif dalam kesehariannya dan hanya mengandalkan media Zoom dan Google Meet, persentase ini lebih tinggi pada guru di luar Jawa di mana 50 guru tidak mengajar setiap hari karena faktor keterbatasan jaringan. Ketimpangan akses internet tersebut rendah dan membuat banyak guru tidak mampu memberikan pengajaran yang efektif dan optimal kepada siswanya.(Pambajeng, 2021)

(Kartika et al., 2022) Di wilayah Yogyakarta, pada awal pandemi sistem daring digunakan dalam kegiatan belajar mengajar disekolah-sekolah. Pembelajaran melalui perpaduan kemajuan teknologi dan pembelajaran tatap muka (blended learning) akan menghasilkan peningkatan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Dalam metode pembelajaran harus di bagikan dengan dua tahap pembelajaran yaitu secara tatap muka dan secara Online atau belajar dari rumah yang berbasis web, khususnya memanfaatkan inovasi seperti komputer, rekaman dan Handphone panduan mekanis lainnya. Guru dan siswa bisa menempuh jarak yang jauh atau di berbagai daerah sehingga tidak ada alasan bagus untuk tidak bisa belajar. Blended learning memadukan aspek pembelajaran daring dan tatap muka, tujuannya untuk membantu para siswa belajar lebih aktif dan mandiri. Blended learning adalah materi pembelajaran yang di dapatkan di mana saja dan kapan saja itulah keunggulan blended learning.  Pembelajaran di laksanakan Online dan Offline,  keduanya saling melengkapi, menjadikan pembelajaran menjadi yang lebih efisien, menarik, dan mudah dilakukan. Metodologi pembelajaran dapat digunakan yaitu sistem yang berfokus pada para peserta didik, sedangkan strategi pembelajaran yang digunakan baik dalam pengalaman Online maupun tatap muka meliputi teknik pembelajaran bincang-bincang, narasi, perkenalan tugas, pertunjukan, tanya jawab, dan lain sebagainya. Sementara itu, tahap penilaian pembelajaran campuran untuk sekolah-sekolah di wilayah Yogyakarta dibagi menjadi dua tahap, yaitu penilaian pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Misalnya seperti perkuliahan dilaksanakan secara tatap muka, kampus harus menerapkan protokol kesehatan harus di perketat dan jika perkuliahan dilaksanakan secara daring kedisiplinan mahasiswa dalam menjalankan tugas harus diperketat. Oleh karena itu, usulan ini adalah mengupayakan korespondensi yang baik antara sekolah, pendidik, dan wali agar pembelajaran campuran dapat terlaksana dengan baik dan sukses bagi sekolah-sekolah di wilayah Yogyakarta. Teknologi di Indonesia telah membawa perubahan besar dalam bidang pendidikan dengan berbagai kemudahan seperti pembelajaran Online melalui aplikasi yang akan berdampak positif dan bermanfaat bagi penggunaannya. Oleh karena itu, teknologi dalam pendidikan  menjadi salah satu aspek yang harus hadir untuk melanjutkan proses pembelajaran. Peran teknologi dalam, pendidikan dimasa pandemi covid 19 sangat lah penting walaupun tidak seefektif pembelajaran tatap muka, namun dampaknya sangat positif  terhadap keberlangsungan pembelajaran.

(Wibowo, 2020) Pada Maret 2021, ketimpangan ekonomi Indonesia telah membawa perubahan besar dalam bidang pendidikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks Gini Indonesia sebesar 34%. Nilai tersebut meningkat dibandingkan 38% pada bulan Maret tahun 2020. Hal ini menunjukkan betapa buruknya dampak pandemi terhadap perekonomian masyarakat, selain itu tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan sebesar 6,26% dan 10,41% (pada tahun 2021). Kesenjangan digital hadir dalam dua bentuk. Pertama, kesenjangan digital tradisional di cirikan oleh kesenjangan dalam kemampuan dan memanfaatkan 0n teknologi digital secara optimal yaitu integrasi kemampuan ini masuk ke dalam fungsi-fungsi yang berbeda. Kedua, kesenjangan digital baru atau yang lebih dikenal dengan algoritma kesenjangan. Kesenjangan ini disebabkan adanya kesenjangan pengetahuan tentang cara kerja algoritma dalam kehidupan sehari-hari, kesenjangan kualitas data atau informasi yang mendasari pengoperasian algoritma, dan kesenjangan akibat informasi tersebut terekspos.

(Zalianty, 2024) Dalam meningkatkan infrastruktur pendidikan dan teknologi, pemerintah harus turun tangan dalam mengembangkan infrastruktur telekomunikasi didaerah terpencil. Selain itu wilayah yang sulit dijangkau internet perlu di atasi supaya dapat membantu para siswa dan guru yang pembelajarannya menggunakan teknologi secara efektif. namun tidak hanya infrastruktur teknologi, infrastruktur pendidikan juga di bangun untuk memastikan sekolah-sekolah didaerah terpencil tidak tertinggal. Selain itu, program pembangunan pendidikan dan infrastruktur perlu ditingkatkan termasuk penyediaan perpustakaan, laboratorium dan fasilitas olahraga. Dan tidak hanya itu pemerintah dan pemangku kepentingan harus menyediakan sumber daya yang memadai untuk memastikan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Dalam upaya mewujudkan pemerataan pendidikan di perdesaan dan perkotaan memerlukan upaya peningkatan infrastruktur teknologi pendidikan, penghapusan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi serta peningkatan akses terhadap informasi dan teknologi.







REFERENCES

Kartika, I., Fatimah, S., Uin, S., Kalijaga, Y., Agama, I., Nahdlatul, I., & Kebumen, U. (2022). DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik Manajemen Blended Learning di Sekolah Luar Biasa (SLB) Yaketunis Yogyakarta. 6.

Pambajeng, C. G. (2021). Dampak COVID-19 Memperlebar Kesenjangan Pendidikan di Indonesia. 2–8.

Presentasi, P., Anda, B. P., & Pintar, P. P. (2024). Indonesia dan Dunia Pernah Dilanda Pandemi yaitu Merebaknya Virus Covid-19 . 1–8.

Siswanto, Dr. Romi Siswanto, M. S. (2022). Transformasi Digital Dalam Pemulihan Pendidikan Pasca Pandemi. Direktorat Guru Pendidikan Dasar, September, 1–14. https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/transformasi-digital-dalam-pemulihan-pendidikan-pasca-pandemi

Sukamdani. (2020). Dilematika Dunia Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19. 1–6. https://www.bengkuluinteraktif.com/dilematika-dunia-pendidikan-di-masa-pandemi-covid-19

Wibowo, A. S. (2020). Pandemi dan Kesenjangan Baru. Basis, 1–6. http://repo.driyarkara.ac.id/900/%0Ahttp://repo.driyarkara.ac.id/900/1/2020-SEPT-OKT-%0APandemi%0Adan%0AKesenjangan%0ABaru%0A.pdf

Zalianty, M. (2024). Pemanfaatan Teknologi di Dunia Pendidikan.

 Ai, U L, and N U Li. n.d. “Masalah Kesenjangan Pendidikan Di Perkotaan Dan Pedesaan,” 1–9.








Penulis :

Nur Zahirah (202214500046) - R4A

Universitas Indraprasta PGRI


Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman