Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

16 February 2019

Embun di Ujung Rumput

Baca Juga



Embun di ujung rumput akan segera menghilang ketika matahari mulai menampakkan sinarnya. Iya, tidak ada yang abadi selama-lamanya bagai embun di pagi hari. Tetesan embun di pagi hari, mengalir mengisi dalam jiwa, terungkap akan makna suatu arti. Belajar untuk hargai makna hidup , hargai setiap detik waktu yang telah dijalani tuk terus dapat ikhlas dan dapat terus bersyukur.

Butiran tetes embun di pagi hari terdapat di depan suatu apartemen yang penuh dengan rumput dan bunga. Di dalamya terdapat seorang wanita dewasa, periang dan sabar sebut saja Zahra Permata Indah. Waktu menunjukkan sholat subuh, mata yang sangat indah sesuai dengan namanya terbuka perlahan dan tersenyum melihat jam dinding depannya yang mengharuskannya terbangun.

Setiap terbangun Zahra tersenyum untuk mengawali indahnya kehidupan yang sekarang sedang ia jalani, dia juga tak lupa bersyukur dan berdoa kepada Tuhannya. Zahra terbangun membereskan kamar tidurnya dan segera berdoa.

Usai berdoa dia memasak untuk sarapan. Zahra seorang wanita yang mandiri dan tidak pernah mengeluh. Setelah memasak Zahra menghidupkan TV sambil memakan sarapannya.

“Berita sekarang bener-bener ngeri, moral manusia saat ini sangat nol,” gumam Zahra menelan makanannya, setelah melihat berita di TV.

Berita yang ia lihat semuannya melaporkan perampokan, tindak asusila dan pembunuhan. Zahra menjadi lebih berhati-hati lagi karena ia sekarang hidup di kota besar untuk mengejar karir yang jauh dari keluarganya.

Zahra siap berangkat kerja, sebelum berangkat ia selalu menyempatkan berdiam diri di depan taman indahnya walau hanya untuk melihat maupun menghirup udara segar.

“Hai embun, kau menghiasi pagi ini dengan sangat indah. Sayang hanya saat pagi aku melihatmu,” ucap Zahra sambil melihat embun di ujung rumput, kemudian ia pergi berjalan kaki karena kantornya yang berada tidak jauh dengan apartemennya.


Zahra sampai di kantor, seperti biasa di atas mejanya terdapat cokelat dengan sticky note.

“Dimakan dan abisin yah, Jelek, biar kamu gendut,” isi surat yang selalu sama.

Zahra tersenyum dan langsung melihat ke depan setelah mejanya. Dia adalah sahabat Zahra semenjak kecil dan sekarang kerja di kantor yang sama bernama Bastian Anggoro. Bastian seorang yang sangat baik, perhatian, dan keren. Bastian sangat perhatian dengan sahabat sahabatnya termasuk Zahra, dia tidak pernah membedakan teman temannya.

“Makasih,“ bisik Zahra dengan senyuman manisnya dan diakhiri dengan menjulurkan lidah yang ditunjukkan pada Bastian.

Dari belakang meja ada seorang senior yang sudah cukup umur,

“Duh kalian ga jadi pasangan aja, udah cocok,” goda Pak Gunawan yang menyayangi Zahra seperti anaknya.

“Iya bener tuh, Pak, mereka nunggu apa sih,” sahut Citra yang berada di samping meja Zahra yang sangat setuju dengan pendapat pak gunawan karena Zahra dan Bastian Terlihat sangat cocok sebagai seorang kekasih.

Hemm, Zahra udah nolak aku 100 kali, Pak. Udah males aku nembak dia. Hahaha,” jawab Bastian bercanda sambil ketawa.

Bastian memang pernah suka dengan Zahra namun dia tidak pernah menyatakan cintanya karena dia tau Zahra hanya menganggap dia sebagai sahabat. Bastian juga sudah berkomitmen kalau ia akan selalu menyayangi Zahra sebagai seorang adik karena Zahra seperti adiknya yang sudah meninggalkan dia 3 tahun lalu. Bastian  4 bulan lebih tua dari Zahra.

Hahahaha, calonku mau dibawa ke mana, Pak?” jawab Zahra sambil ketawa.

Zahra sudah memiliki laki-laki yang udah diterimanya semenjak dua tahun lalu, dan ia yakin dengan laki-laki yang sempat berkunjung ke rumahnya untuk bertemu dengan keluarganya. Dia adalah Faisal Kurniawan, laki-laki yang sudah merebut hati Zahra. Faisal seorang yang sangat baik dan perhatian namun sayang sifanya yang sangat kekanakan dan sedikit emosiaonal terkadang membuat Zahra harus sabar menghadapi pacarnya.


Waktu menunjukkan jam istirahat, Zahra dan sahabat-sahabatnya bernama Tessa dan Rihana pergi makan ke kantin. Sampai di kantin, seperti biasa mereka memilih tempat yang dekat dengan jendela sehingga mereka bisa melihat pemandangan kota yang penuh dengan gedung gedung dan jalanan yang macet. Setelah mereka mencatat pesanan, datang Bastian dan Reihan.

“Malam ini kita nonton yuk, ada film bagus nih,” ajak Rey kepada sahabat-sahabatnya.

“Hayuk, ikut semua dong,” sahut Tessa merayu sahabat-sahabatnya agar semuanya ikut.

“Yuk,” sahut Rihana dan Bastian bersamaan, kemudian mereka berempat secara bersamaan menengok Zahra yang sembari tadi tidak bersuara.

“Aku, maaf yah. Malam ini Faisal mau ketemu aku,” ucap Zahra dengan muka lucunya sambil melihat sahabat sahabatnya yang menaikkan alis bermaksud bertanya pada Zahra ikut atau tidak.

Huuuu, iya deh yang sibuk sama pacarnya,” ucap Bastian sambil meledek Zahra yang membuat Zahra semakin bersalah.

Bastian dan sahabat sahabatnya ingin sekali bisa berangkat dan menonton bersama, tetapi karena Zahra sudah ada janji sebelumnya terpaksa mereka pergi tanpa Zahra meskipun terdapat kekecewaan di hati mereka.


Zahra membereskan meja kerjannya yang sedang berantakan, Bastian yang dari musala mengganggu Zahra.

“Ih, kamu, Bas,” teriak Zahra yang kesal dengan kejahilan Bastian.

Kemudian di pintu datang Faisal menjemput Zahra yang letak kantornya tidak jauh dengan kantor Zahra, berjalan menuju meja Zahra yang sedang membereskan dokumen.

“Hai, Sal, cewe kamu nungguin tu sampe ngomel-ngomel sama aku terus,” ucap Bastian sambil menepuk pundak Faisal. Mendengar pernyataan Bastian, Faisal hanya tersenyum dia tahu sekali bagaimana persahabatan Bastian dan Zahra yang sangat dekat dan selalu bertengkar.

“Hai, Yang, bentar yah beresin dokumen dulu. Tadi diberantakin lagi sama Bastian jadi begini.” Zahra yang lagi kesal karena dokumen di mejanya yang sudah ia rapikan malah Bastian diberantakin lagi.

“Iya gapapa sayang,” ucap Faisal dengan suara khasnya, kemudian Faisal membantu Zahra yang sembari tadi menggerutu.

Setelah selesai berbenah kemudian mereka pergi ke tempat biasa mereka kunjungi, restauran jepang. Zahra suka sekali dengan negara yang tumbuh banyak bunga sakura hingga makanan pun dia memilih makanan jepang sebagai makanan favoritnya.

“Gimana kerjaan kamu yang?” tanya Faisal memulai.percakapan.

Hemm, iya seperti biasa yang banyak, karena sebentar lagi audit. Kamu gimana?“ jawab Zahra tersenyum dengan pipi tomatnya.

Hemm, gitu ya, kalau aku banyak banget yang. Pusing karena bosku dipindahkan jadi nanti tanggung jawab bagian fasilitas gedung semuanya diserahkan ke aku,” jawab Faisal menjelaskan pekerjaannya. Faisal sangat nyaman ketika sudah berbicara dengan Zahra karena ia merasa berada didekat Zahra seperti halnya dekat dengan ibunya.

Zahra selalu mendengarkan keluh kesah Faisal, setiap hari laki-laki ini bercerita baik masalah kantor, teman bahkan keluarganya. Zahra seorang pendengar yang baik dan selalu memberi semangat sehingga membuat Faisal senang mengeluh padanya.

Hemm, sabar ya, Yang, Kerjain dengan ikhlas, insyaallah berkah untuk kamu,” kata Zahra memberi semangat dengan suara lembut dan senyumannya yang manis.

“Makasih ya, Yang, kamu emang seperti mama. Ingin sekali segera aku menikahimu, Kekasihku,” ucap Faisal yang tenang karena sudah mengeluarkan keluh kesahnya.

“Aamiin,” ucap Zahra mengamini segera dinikahi oleh kekasih yang sangat ia sayangi, Faisal. Zahra mulai yakin dengan Faisal yang selalu ada ketika dia membutuhkan dan sangat perhatian padanya. Zahra sebelumnya sempat ragu dengan sifat kekanakan dan emosional Faisal. Namun Zahra mencoba menerima kekurangan Faisal, karena ia tahu pada hakekatnya tidak ada orang yang sempurna di dunia ini.

“Yang, kamu inget kan sama Cyntia?” tanya Faisal kepada Zahra mengingatkan teman kecil Faisal yang sudah lama tidak bisa dihubungi.

Hemm, iya inget temen kecil kamu yang kamu ceritain itukan?” jawab Zahra yang sedang mengingat cerita Faisal.

“Cyntia chat aku semalam, dan dia kaget aku punya pacar. Aku ceritain kamu yang sangat pengertian sama aku yang. Kemudian aku ajak dia ketemuan, dia ga mau yang karena aku punya pacar,” Faisal menceritakan temen kecilnya dengan semangat. 

Faisal sering sekali menceritakan wanita-wanita lain di depan Zahra tetapi dia tidak pernah tanpa memikirkan terlebih dulu apa yang perlu diceritakan atau tidak pada pasangannya. Faisal sangat kekanakan yang tidak tahu bagaimana perasaan seorang wanita jika pasangannya selalu menceritakan wanita lain. Walaupun wanita itu tau kalau yang diceritakanya hanya seorang teman.

Faisal bukan kali pertama ia menceritakan wanita lain di depan Zahra, Zahra hanya tersenyum saat mendengar cerita Faisal tentang teman-teman wanitanya.

“Haruskah kamu ceritakan teman-teman wanitamu dihadapanku, Sal, tidakkah kamu memikirkan perasaanku sal?” ucap Zahra dalam hatinya saat mendengarkan Faisal bercerita.

Faisal belum juga berubah, Zahra sudah memberikannya kesempatan berkali-kali. Tetapi kesalahan yang sama menceritakan wanita lain, selalu diulangi oleh Faisal. Namun hal ini tidak membuat keyakinanya menikah dengan Faisal berubah. Zahra hanya berharap lelaki yang dia cintai akan berubah dan mengerti perasaannya.


Keesokan harinya, Zahra melihat bunga-bunga yang mekar di halaman apartemennya, terdengar teriakan cowok yang suaranya tidak asing di sebelah kamar apartemennya.

“Hey, jelek ke mana kamu hari ini?” teriak Bastian sedang berdiri di depan apartemennya yang terdapat ayunan.

Ih, kamu lagi sih, Bas. Ga ke mana-mana aku, Faisal lagi sibuk,” jawab Zahra dengan muka manyun. Zahra menjadi wanita manja ketika sedang bersama Bastian teman kecilnya.

“Yaudah jogging yuk, temenin aku sekali-kali, Jelek. Jangan Faisal terus yang kamu temenin,” ajak  Bastian yang sekarang perutnya mulai buncit karena harus memakan makanan Zahra yang tidak pernah habis setiap makan.

Hemm, tumben kamu mau jogging biasanya tidur terus,” ledek Zahra yang jarang melihat sahabatnya jogging.

“Kamu mah komentar aja, mau nemenin ga?” ajak Bastian sedikit kesel dengan Zahra yang meledeknya.

Hemm, Ok, tunggu aku ganti baju dulu ya,” ucap Zahra segera masuk kamarnya dan mengganti baju olahraga.

Setelah selesei bersiap Bastian menunggu di depan pintu apartemen Zahra, kemudian keluar Zahra dengan setelan baju olahraga. 

Kemudian mereka jogging mengelilingi taman kota yang sedikit sejuk. Bastian berada 3 meter di depan Zahra. Tiba-tiba Zahra berhenti karena sepatunya yang sudah lama mulai rusak.

“Bas, tungguin aku,” teriak Zahra memanggil Bastian, dari arah depan Bastian menghampiri Zahra yang sedang menunduk sambil menyentuh sepatu rusaknya.

“Kenapa sepatu kamu jelek?" tanya Bastian yang ikut menunduk.

“Sepatu aku rusak, Bas,” ucap Zahra mengeluh dengan muka sedihnya.

“Aduh, kamu ada-ada aja sih jelek. Terus masih bisa dipake ga itu?” Tanya  Bastian yang sedikit bingung dengan sahabat yang sangat ia sayangi.

“Yah, udah ga bisa, Bas,” jawab Zahra dengan muka memelas sambil memegang sepatu rusaknya.

Dengan tidak ragu Bastian melepaskan sepatunya untuk diberikan kepada sahabatnya. Sebenarnya Bastian juga ragu karena ukuran kaki mereka jauh berbeda, daripada melihat sahabatnya jalan tanpa sepatu lebih aneh pikirnya.

“Nih pake sepatu aku,” kata Bastian menyerahkan sepatunya untuk Zahra pakai.

“Terus kalau aku pakai sepatunya, kamu gimana?” ucap Zahra yang mau memakai sepatunya, tetapi dia bingung bagaimana dengan Bastian kalau sepatunya ia pakai.

“Aku kan cowok, kalau aku ga pakai sepatu ya biasa aja. Nah kamu cewek ga pakai sepatu, apa kata orang yang lihat?” Ucap Bastian menjelaskan kalau dia tidak apa-apa kalau tidak memakai sepatu.

Kemudian Zahra memakai sepatu Bastian, sedangkan bastian menyeker dan membawa sepatu Zahra. Persahabatan mereka membuat semua orang yang melihatnya iri dan terkadang mereka terlihat seperti sepasang kekasih. Tetapi di hati keduannya tidak memiliki rasa sama sekali selain rasa sayang sebagai sahabat.

Bastian pernah memiliki rasa pada Zahra tetapi setelah mereka berkomitmen untuk bersahabat, Bastian mengganti rasa suka menjadi sayang sehingga tidak membuatnya sakit walaupun hanya sebatas sahabat. Menurut kebanyakan orang, tidak mungkin bisa persahabatan antara lelaki dan wanita tanpa ada rasa cinta, tapi mereka berdua membuktikannya kalau tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini bahwa ada persahabatan tanpa cinta seperti mereka.

Setelah jalan beberapa meter, Zahra mulai tidak nyaman dengan sepatu besar milik Bastian yang berukuran 42 cm sedangkan Zahra memakai sepatu ukuran 38 Cm. Kemudian di depan mereka berdiri ada tempat duduk taman yang sedang kosong.

“Berhenti dulu yuk Bas, cape pakai sepatu kamu” Minta Zahra pada Bastian agar berhenti tepat di tempat duduk, Zahra juga melihat Bastian yang sudah kelelahan karena jarang berolahraga.



Bastian dengan keringat bercucuran di sekujur tubuhnya mengiyakan ajakan Zahra untuk beristirahat. Kemudian mereka berdua duduk sambil mengelap  keringat mereka yang mengalir.



“Bas” Panggil Zahra sambil mengikat rambutnya yang baru saja dia benahi.



“Hemm”Jawab Bastian yang sedang melihat telapak kakinya yang merah akibat jalan tanpa sepatu.



“Aku baru inget, gimana kabar wina?”Tanya Zahra tentang gebetan sahabatnya itu.



“Hemm, kamu sih sibuk sama Faisal mulu. Ga tau kan kabar aku sama wina.” Jawab bastian dengan muka sedikit kesal karena sahabatnya tidak pernah ada waktu buat dia karena sibuk dengan pacarnya.

“Ehh serius aku bassss” dengan nada serius  Zahra bertanya.



Bastian menjelaskan kalau dia tidak lagi berhubungan dengan Wina karena Bastian merasa belum siap menikah dalam waktu dekat sedangkan Wina ingin menikah muda. Demi kebaikan Wina, Bastian memilih mundur dan meminta Wina mencari laki-laki lain yang bisa menikah dengannya dalam waktu dekat.



“Aku memilih lepasin dia, karena aku gak mau dia menunggu aku lama dan pada ujungnya aku ga sama dia” Ucap Bastian mengakhiri penjelasan tentang hubungannya dengan Wina.



“Bassss, ko kamu jahat sih. Sumpah kamu jahat banget Bas, terus Wina gimana? “ Terkejut Wina dengan keputusan sahabatnya yang jahat itu.



“Wina awalnya ga terima. Tapi lama-lama dia menerima ko. Terus gimana kamu sama Faisal kapan nikah?” Tanya Bastian tentang keseriusan hubungan Zahra dan Faisal.



“Ihh Kamu jahat, tapi kalau ngomongin masalah jodoh mah kita ga tau yah Bas. Hemm, ga tau aku Bas. Aku udah mulai yakin sih sama Faisal dan mencoba menerima sifat dia yang kekanakan dan emosional itu Bas. Tapi dia masih belum berubah, dia masih ngomongin wanita di depan aku, selain itu dia juga bandingin aku sama temen-temen wanitanya Bas” Curhat Zahra tentang Faisal yang belum berubah membicarakan wanita lain didepannya.



“Yaudah yang penting kamu sudah yakin dan menerima kekurangan dia, kalau masalah itu kan kamu tau kalau sifat dia kekanakan suka ngomongin temen wanitanya. Aku yakin kamu tau mana yang baik buat kamu karena kamu itu dewasa Jelek. Tapi aku cuma mau kasih saran ke kamu kalo kita sudah yakin sama seseorang banyak masalah yang datang. Kamu jangan goyah hanya karena dia ngomongin wanita lain di depan kamu daripada dia ngomongin di belakang kamu” Bastian memberi nasihat pada sahabatnya ia tidak ingin kalau sahabatnya mengambil keputusan tanpa berfikir terlebih dahulu.






Di tempat yang berbeda dari Bastian dan Zahra, ruangan yang luas terdapat banyak meja satu set dengan computer dan tempat duduk. Pada sudut ruangan terdapat dua orang sedang mengerjakan laporan.



“Bang aku rasa sudah yakin dengan Zahra dan ingin menikahinya 2 tahun lagi, menurut abang gimana” Tanya Faisal pada seniornya ingin tahu bagaimana pendapatnya yang serius pada Zahra karena ia sendiri belum yakin dengan keputusan yang diambilnya.



“Zahra menurut abang bagus untuk masa depan kamu, dia dewasa dan bisa ngertiin kamu yang kekanakan selain itu, dia juga cantik. Jangan sia-siain Zahra sal, dia wanita yang baik” Jawab senior Faisal bernama Anton yang sangat dekat dengan Faisal, selain itu Anton juga sudah pernah bertemu dengan Zahra saat acara 7 bulan istrinya.



Faisal sangat senang mendengar komentar Anton mendukung keputusanya untuk menikahi wanita yang sangat ia cintai. Tetapi dalam hati Faisal masih bekamlum yakin dengan keputusannya karena dia takut Zahra akan menderita karena selalu mengalah dengan sifat kekanakan nya.



“ Tapi bang kadang aku kasian sama Zahra yang selalu mengalah dan mencoba ngertiin aku”Tanya Faisal lagi pada Anton



“makanya kamu jangan sia-siai zahra yang sudah ngertiin kamu, jarang wanita seperti dia. Dan kamu juga  harus mencoba dewasa” Ucap Anton mengingatkan Faisal untuk tidak menyia-nyiakan wanita sebaik Zahra.



Setelah mereka selesai berbicara terdengar suara nada chat “Yang jangan lupa makan yah, sayang kamu “ isi chat  singkat Zahra di handphone Faisal, Faisal tersenyum lebar dan langsung membalas chat Zahra.



“Ya sayangku, kamu juga yah. Aku mau ketemu sama Rio dan Dino abis pulang kantor. Sayang kamu juga” Isi balasan chat Faisal yang ditujukan untuk Zahra



Kemudian Faisal Pulang dan bertemu dengan Rio dan Dino yang sudah menunggu di tempat mereka biasa bertemu.



 “Hey sorry aku telat” Ucap Faisal pada teman temannya.



“Kamu abis dari kantor atau pacaran sama zahra?” Tanya Dino yang sedikit iri dengan hubungan Faisal dan zahra karena mereka terlihat sangat harmonis, jarang sekali ada pertengkaran.



“Kantor lah no, pacar aku kan pengertian”Ucap Faisal menyombongkan pacarnya yang selalu mengerti.



Mereka memesan kopi dan makanan untuk menemani obrolan, Rio yang baru selesei bertemu dengan selingkuhannya bertanya pada faisal apakah tidak bosan hanya memiliki pacar seorang yaitu Zahra.

“Sal, Emang kamu ga bosen pacaran sama Zahra, kamu gada niatan buat jalan sama wanita lain?” Tanya Rio kepada Faisal dengan penuh penasaran



“Aku ga mau selingkuhin Zahra Ri, dia wanita yang baik selain itu juga pernah diselingkuhin sama mantan pacarnya. Aku ga mau Zahra sakit” Ucap Faisal yang kadang iri juga melihat teman-temannya berganti-ganti wanita, tapi disisi lain dia ingin serius dengan Zahra wanita yang sangat dewasa dan selalu mengerti.



“Kamu sudah yakin dengan Zahra?”Tanya Dino yang juga penasaran dengan Faisal



“Aku pengen banget nikahin Zahra dalam 2 tahun kedepan”Jawab Faisal yang sedikit ragu dengan perkatannya.



“Serius kamu, kita baru umur 23. Kamu siap nikah? Punya anak gitu? Ngapain sih kamu serius mikirin wanita, hidup kita masih panjang gapai aja dulu cita-cita kita entar juga wanita baik dan cantik bakal datang kok” Jawab Rio yang terkejut mendengar pernyataan teman kecilnya itu. Rio adalah anak satu-satunya di rumah dan dia masih belum memikirkan tentang pernikahan sehingga mndengar Faisal memutuskan menikah 2 tahun kedepan membuatnya terkejut.



“Hemm ga tau aku juga belum yakin sih”Jawab Faisal mendengar pernyataan Rio dengan ragu. Faisal adalah orang yang baik tetapi dia tidak mempunyai pendirian yang kuat, dia seorang laki-laki yang tidak bisa mengambil keputusan sendiri dan selalu mendengarkan perkataan orang lain. Ketika teman-temannya berbicara seperti  itu membuatnya menjadi bingung.






Sebulan setelah mendengar pernyataan teman-temannya Faisal memikirkan kembali keputusan yang sempat ia ambil untuk menikahi Zahra. Sebagai seorang laki-laki Faisal tidak dapat membohongi dirinya sendiri kalau dia bosan kalau hanya berpacaran dengan Zahra, ia juga ingin jalan dengan wanita lain seperti halnya Rio dan Dino. Selain itu juga dia merasa belum cukup mapan untuk menuju ke pernikahan.



Faisal dalam perjalanan pulang bersama seniornya yaitu Anton, dia bertanya bagaimana pendapat Anton kalau Faisal putus dengan Zahra “Bang menurutmu bagaimana kalau aku putus dengan Zahra?”Tanya Faisal sedikit ragu



“Ehh serius kamu? Apa alasan kamu? Bukannya kemaren-kemaren kamu sudah yakin dengan Zahra?” Sontak Anton terkejut mendengar pernyataan Faisal yang ingin memutuskan hubungan dengan Zahra yang sebelumnya Faisal bilang sudah yakin dan memantapkan diri akan menikahi Zahra.



“Ga tau bang, aku ngerasa udah gada rasa lagi sama Zahra. Udah biasa-biasa aja rasa aku sudah hilang. Aku ingin jalan dengan teman-teman wanitaku tanpa harus menyakiti hati Zahra bang” Ucap Faisal menjelaskan perasaannya yang mulai hilang pada Zahra .  



“Kalau menurut abang, perasaan kamu sekarang Cuma bosen saja Sal, pikirin baik-baik lagi kamu mau putusin Zahra. Jangan kamu terburu-buru hanya karena bosan, nantinya kamu nyesel dengan keputusanmu. Karena jarang sekali wanita seperti Zahra. “Pesan Anton sebagai orang yang sudah berpengalaman pada Faisal yang sudah ia anggap adik sendiri.



“Hemm ya bang, aku tau itu. Makanya aku sedikit ragu dengan keputusan aku ini, aku takut nyesel bang. Sebenarnya aku ga tau dengan perasaan aku yang sekarang bang apa hanya bosan atau sudah tidak ada rasa lagi dengan Zahra” Faisal masih bingung dengan perasaanya yang dialami sekarang, ia takut perasaanya hanya sesaat dan dia juga menyadari kalau dia orang yang labil.



“Yaudah begini saja, kamu coba break dengan Zahra, kalian tidak bertemu selama sebulan bagaimana perasaan kamu sama Zahra setelah tidak bertemu dengannya” saran Anton untuk mengetahui bagaimana perasaan sebenarnya Faisal saat ini.



Faisal mencoba mengikuti saran Anton, dia juga ingin tahu perasaan apa sebenarnya yang dialami sekarang. Kemudian Faisal menghubungi Zahra yang mulai jarang berhubungan, sebelumnya mereka sangat intens saling memperhatikan tetapi Zahra sepertinya sudah mulai merasa ada yag berbeda dengan Faisal.



Faisal sampai di rumah, kemudian dia membersihkan diri untuk bersiap-siap tidur. Terdengar suara nada handphone “Sayang aku rasa ada yang berbeda denganmu? Apakah kita ada masalah?” Isi pesan dari arah Zahra



Faisal merasa sekarang waktu yang tepat untuk menjelaskan perasaanya yang bingung terhadap Zahra hanya bosan ataukah sudah tidak lagi punya perasaan pada wanita dewasa ini.

“Kamu benar sayang, ada yang berbeda dengan perasaanku sekarang. Sebenarnya tidak ada masalah diantara kita. Tapi masalahnya didiri aku sayang, aku bingung dengan perasaanku saat ini. Aku tidak lagi punya perasaan denganmu sekarang” Faisal menjelaskan perasaanya dengan ragu karena takut menyakiti wanita baik itu.



Zahra yang sudah mulai merasa perbedaan Faisal dan sempat menduga kalau Pacarnya tidak lagi mencintainya sedikit bingung dan kemudian bertanya pada Faisal “ Ternyata benar dugaanku yah, kamu sekarang tidak lagi punya perasaan denganku. Tapi kenapa yang? Apa permasalahanya?” Tanya zahra ingin mengetahui alasan Faisal yang sebenarnya.



Melihat pesan Zahra, Faisal merasa sakit tapi dia juga tidak ingin membohongi perasaan dia yang sudah tidak mencintai Zahra lagi “Aku juga tidak mengerti dengan perasaanku saat ini sayang, bosenkah atau apa. Tapi yang jelas aku tidak mau membohongi perasaanku sendiri dan menyakiti kamu sayang. Sebenarnya aku ingin jalan dengan teman wanitaku tanpa menyakiti kamu” Jawab Faisal sambil berkaca-kaca.



Zahra sangat terkejut dengan alasan Faisal yang bosan dan ingin berjalan dengan wanita lain. Hati Zahra sangat sakit mendengar pernyataannya, laki-laki yang dia cintai begitu tega berbicara seperti itu di depannya. Zahra yang sedang berada di tempat tidurnya menghapus air pada pipinya yang mengalir dari sudut matanya, iya Zahra menangis karena dia sudah yakin kalau laki-laki ini ia pilih sebagai pendamping hidupnya. Tapi ia berusaha tegar dan bertanya sebenarnya apa mau Faisal untuk hubungan mereka sekarang.



“Ok kalau begitu, terus apa mau kamu sekarang?” Zahra mengetik pesan sambil menghapus air matanya yang terus mengalir tanpa henti.



“Ya Tuhan, ujian apakah ini? Aku yang mulai yakin dengan dia tapi kenapa sekarang dia sudah tidak lagi mencintaiku. Tuhan, Engkau sungguh Maha membolak balikan hati seseorang” Ucap Zahra dalam hatinya.



Dari arah sebrang, Faisal membalas chat Zahra “Kalau kata bang Anton aku hanya bosan dengan aktivitas kita yang selalu sama. Bagaimana kalau kita sebulan tanpa bertemu?”Tanya Faisal yang juga menangis karena dia bingung perasaannya sendiri.



“Ok, tapi kita tetap komunikasi kan? Akan aku biarkan kamu berfikir dan silakan kamu jalan dengan teman wanitamu, aku ikhlas dan akan ku tunggu keputusanmu sebulan kemudian” Zahra mengetik dengan gemetar, dia masih tidak percaya dengan masalah yang dia hadapi saat ini.



Perbincangan mereka lewat hand phone berakhir dan hari mulai gelap keduannya tertidur lelap.






Zahra seperti biasa sebelum berangkat kerja berdiam diri melihat taman kecilnya yang dipenuhi rumput dan bunga. Namun kali ini dia hanya diam, tidak seperti biasanya hanya diam. Keceriaannya setiap pagi tidak ditemui pada pagi ini menyapa pun ia seolah enggan.



Embun di hujung rumput yang selalu disapannya juga merasa sedih dan ingin protes karena tidak dihiraukan oleh tuan rumahnya dan dia tidak melihat senyum sumringah yang indah dari wajah Zahra.



“Kenapa dengan manusia ini, mana senyumanya? Mana keceriannya? Mana sapaannya?”Ucap embun-embun  di ujung rumput.



Zahra sampai di kantor dengan matanya yang sembab melihat coklat dan sticky note seperti biasa dari  Bastian berada di mejanya. Namun kali ini dia lagi-lagi diam.



Bastian sedang di mejanya yang siap-siap menunggu senyuman Zahra. Tapi Bastian kali ini tidak melihat wajah ceria Zahra, yang ia lihat muka murung dan mata sembab.”Kenapa si jelek yah?”Tanya Bastian dalam hatinya. Bastian ingin sekali menanyakan keadaan sahabatnya tetapi terpaksa harus dia tunda karena waktu kerja sudah dimulai.



Jam istirahat sudah tiba, Tessa dan Rihana yang mejanya jauh dengan Zahra menghampiri untuk mengajak makan di kantin. “Zahra ayook kita ke kantin” ajak Tessa



“Aku males makan tes” Jawab Zahra sambil membereskan dokumen-dokumen di mejanya yang mulai menumpuk.



Rihana yang melihat ada perbedaan dari Zahra dan sempat chating dengan Bastian tentang Zahra hari ini langsung menarik tangan Zahra ”Udah hayok makan, tar kamu tambah kurus terus tambah jelek. Mau kamu? “ajak Rihana memaksa Zahra. Kemudian zahra terpaksa ikut meskipun dia sedang tidak ingin melakukan apa-apa.



Setelah memesan makanan, zahra terus diam. Rihana dan Tessa melihat Zahra diam, mereka sebagai sahabat yang baik ingin tahu apa yang terjadi pada zahra “Zah, kamu kenapa? Cerita sama kita?”Tanya Rihana.



Mendengar pertanyaan sahabatnya, tiba-tiba butiran air mata menetes di pipi merona Zahra kemudian Zahra langsung menghapusnya.



Melihat air mata di wajah ceria sahabatnya, sontak Tessa dan Rihana terkejut dan langsung memeluk Zahra. “kamu kenapa zah?” Tanya Tessa dengan nada yang sangat lembut sambil memeluk zahra.



“Faisal minta break “Jawab Zahra yang semakin keras isak tangisnya, sebenarnya ia tak ingin membicarakannya karena begitu sakit ia rasakan ketika membahas masalahnya.


“Ya Tuhan, kenapa Faisal minta break zah?” Tanya Tessa yang semakin terkejut mendengar pernyataan sahabatnya, yang dia tahu selama ini Faisal sangat yakin dengan Zahra. Begitu juga dengan Rihana, dia hanya diam tanpa berkata apapun arena sangat terkejut mendengearnya.



“Aku bener-bener ga ngerti alasan dia” Jawab zahra yang masih menangis dan mengelap air matanya.



Rihana yang melihat sahabatnya menangis berusaha menenangkan Zahra “Zah tenang aja, kalau dia jodoh kamu akan balik lagi ko. Biarkan dia dengan hatinya yang sedang bingung” Rihana mencoba bersikap dewasa agar sahabatnya lebih tenang.



“Malam kita jalan yuk, lama kita ga jalan bareng” Ajak Tessa jalan, makan dan menonton bersama untuk menghilangkan kesedihan Zahra dan sejenak melupakan Faisal.



Zahra sangat beruntung memiliki teman yang selalu ada untuknya, bahkan ketika sedang sedih mereka siap dengan bahu nya kapanpun sahabatnya membutuhkan. Zahra dan sahabat-sahabatnya pergi jalan dan hal ini membuat zahra melupakan masalahnya sejenak.



Waktu menunjukkan 22.00 wib, Zahra dan sahabat-sahabatnya baru selesei menonton  Film. “ Udah jam 10 nih,  Zah kamu berani pulang sendiri?”Tanya Tessa yang bingung  karena arah rumah mereka berlawanana dengan apartemen Zahra.



“Jangan, aku sudah hubungin Bastian ko buat jemput Zahra, bentar lagi Bastian nyampe” Rihana menghubungi Bastian dan memintanya menjemput zahra karena ia takut kenapa-kenapa dengan Zahra, melihat berita-berita sekarang yang menyeramkan apalagi dengan keadaan zahra sekarang yang sedang lemah.



Tak lama Bastian sampai dan menghampiri Zahra dan sahabat-sahabatnya. “Hey, kalian sudah selesei nonton? Sorry kalo lama tadi anter rey dulu” Ucap Bastian dengan nafas yang terengah-engah karena dia berjalan cepat takut sahabatnya menunggu lama.



“Hey, ga ko. Baru aja kita keluar kamu dibohongin sama Rihana yah” Ucap Tessa sambil ketawa melihat tampang Bastian yang kecapean dan membuat Zahra dan Rihana juga ikut ketawa.



“Jahat banget kalian ngetawain aku, tadi aku jalan cepat soalnya kalo ga kalian ngomel Rihana bilang udah lama keluar bioskop” Ucap Bastian sedikit kesal sambil menunduk kecapean.



“Berhubung Bastian udah ada, kita pulang yah. Tetap tersenyum sahabatku, dan kamu Bas jagain Zahra yah”Ucap Rihana memberi semangat pada sahabatnya sambil mengancam Bastian.

“Iya makasih ya teman-teman, hati-hati yah kalian” Ucap Zahra tersenyum sambil melambaikan tangannya.



“Hey jelek, gendong aku” Canda Bastian sambil memegang pinggangnya pura-pura sakit.



“Mau aku cubit pinggang kamu basss?“ Teriak Zahra yang kesal dengan kelakuan sahabatnya.



“Ni cubit” Tantang Bastian sambil menyodorkan pipinya di depan wajah Zahra.



“Ihhh Basss, males banget aku sama kamu” Teriak Zahra tepat di telinga Bastian.



“Aduh za, sakit telinga aku” Ucap Bastian sambil memegang telinganya yang kesakitan beneran akibat teriakan Zahra yang kencang bak toa Masjid.



“hahahahaha” Zahra ketawa terbahak-bahak melihat sahabatnya kesakitan akibat ulahnya, di samping itu Bastian senang melihat Zahra ketawa yang sangat lepas. Bastian sudah tau masalah yang dihadapi Zahra karena selama di kantor Rihana memberitahu Bastian tanpa sepengetahuan Zahra.

Kemudian Zahra dan Bastian pulang menggunakan mobil, sepanjang perjalanan 



Bastian menghidupkan musik agar suasana tidak membosankan. Lagu yang dihidupkan begitu ceria hingga Bastian ikut bernyanyi, tapi entah kenapa Zahra malah menitihkan air matanya kebalikan dari lagu yang Bastian putar.



Bastian yang sedang asik bernyanyi dia mencoba melihat Zahra yang dari tadi diam tanpa kata



 “ Jelek ko kamu diem aja “ Ucap Bastian sambil menoleh ke arah Zahra yang duduk di sampingnya.



“Zah kamu kenapa?”Tanya Bastian pura-pura tidak mengetahui masalah Zahra.



“Faisal jahat Bas, dia minta break dengan alasan bosan dan ingin jalan dengan temen wanitanya dan ingin merasakan jalan dengan wanita lain. Kalau seperti itu kenapa minta break kenapa ga langsung minta putus saja” Zahra menangis dengan isak tangis semakin keras menjelaskan dengan gamblang tentang masalahnya saat ini.



Bastian yang sedang menyetir terkejut bak mendapatkan kabar angin puting beliung. Bastian terkejut dengan alasan Faisal yang begitu kejam, sebelumnya tidak ia dengar dari Rihana. Zahra tidak mengatakan alasan sebenarnya Faisal pada sahabat wanitanya karena ia tidak ingin sahabatnya membenci Faisal, Zahra hanya terbuka pada Bastian berharap dia objektif tidak subjektif dalam berkomentar tentang masalahnya tentang faisal.



Bastian pura-pura biasa dan tenang agar sahabatnya tidak menangis menjadi-jadi. Bastian tahu benar perasaan Zahra yang tidak mau dikasihani. “Hemm, kalo menurutku mungkin dia hanya bosan dengan aktifitas kalian yang stagnan dan dia ingin jalan dengan teman-temannya. Selama ini kan Faisal sangat menghargai kamu, dia tidak jalan dengan teman wanitanya. Kamu coba kasih Faisal ruang dan waktu, biarkan dia hilangkan rasa penat dia yang penuh di kerjaan” Nasihat Bastian pada Zahra sahabatnya yang tidak juga berhenti menangis.



“Tapi kan Bas, aku ga pernah melarang dia bermain dengan teman wanitanya, yang buat aku sakit dia bilang bosan dan ingin merasakan jalan dengan wanita lain. Padahal selama ini tidak ada masalah diantara aku dan Faisal” Jawab Zahra yang masih tidak mengerti dengan alasan Faisal.

“Yaudah sekarang kamu biarkan dia berfikir, dan kamu gunakan waktu sebaik-baiknya seperti memperdalam hobi kamu. Itu akan sangat bermanfaat buat kamu” Ucap Bastian sambil menenangkan sahabatnya.



“Hemm,” Gumam Zahra sambil menghapus air mata yang berada di pelopak matanya.



“Udah ah jangan nangis mulu jelek, ga enak diliat satpam tar dikira aku yang nangisin kamu” Ucap Bastian sambil bercandain zahra karena sebentar lagi sampai di apartemen mereka.

Kemudian Zahra tersenyum, sampai di depan apartemen mereka kemudian mereka pergi beristirahat.






Sebulan sudah Zahra dan Faisal tidak bertemu tetapi Zahra tetap memperhatikan Faisal seperti biasanya dengan mengingatkan lewat chat, namun Faisal hanya menjawab sekedarnya tanpa memperhatikan balik. Zahra berharap Faisal akan tetap mencintainya setelah break. Dia berdoa dan menunggu keputusan Faisal tentang hubungan mereka akankah berlanjut atau berhenti sampai disini.



Selama sebulan Zahra melakukan aktifitas-aktifitas sosial bersama sahabat-sahabatnya yaitu Tessa dan Rihana  yang membuat hati dia senang. Zahra sudah ikhlas jika memang Faisal ingin mengakhiri hubungan mereka. Meskipun begitu di dalam hatinya masih ada secercah harapan bahwa Faisal akan mempertahankannya.



Sedangkan Faisal dia selama sebulan bermain dengan teman-teman wanitanya selain itu juga jalan dengan wanita lain yang baru dia kenal. Faisal sangat nyaman dengan keadaanya sekarang bermain dengan banyak wanita tanpa ada suatu ikatan. Kini ia sudah tidak ada lagi perasaan untuk zahra karena tergantikan dengan banyak wanita. Selain itu, kini Faisal memantapkan diri untuk menggapai cita-citanya untuk melanjutkan study Magisternya yang tertunda. Faisal sudah menetapkan pilihannya untuk meninggalkan Zahra .



Hari minggu dengan langit yang mendung, Zahra selesei membereskan taman indahnya dan tidak lupa melihat embun-embun di hujung rumput membuat hati Zahra sangat tenang.



 Zahra bersiap-siap untuk berangkat ke acara sosial dan setelahnya pergi ke komunitas ilmiah, hand phone Zahra berbunyi pertanda chat masuk “ Hai Zah, sebulan sudah aku memikirkan hubungan kita, sepertinya kita akhiri sampai sini. Aku nyaman dengan kondisi aku yang single bisa jalan dengan siapapun tanpa ada ikatan. Selain itu, aku juga masih banyak cita-cita yang harus aku capai. Aku berharap kamu menemukan pendamping yang bisa mengerti kamu dan jauh lebih baik dari aku. Aku laki-laki yang tidak pantas mendampingi wanita sebaik kamu. Aku jahat Zahra”. Isi kalimat chat Faisal, Zahra membaca dengan hati yang lapang namun tetap membuat hatinya sakit seperti daging yang teriris .



Zahra sudah menduga dengan keputusan Faisal, meskipun dia mencoba menerima dengan lapang tetapi sebagai wanita yang memiliki perasaan dan harapan besar merasa sangat sakit membaca chat dari laki-laki yang sangat ia cintai.



Namun begitu, zahra tetap menyikapinya dengan dewasa “Hai Sal, hemm saya terima kalau memang itu keputusanmu. Saya tau Allah memiliki rencana lain yang lebih indah untuk kita berdua. Semoga ini baik untuk aku dan kamu. Aku juga berdoa kamu mendapatkan yang terbaik dan gapai semua cita-cita kamu. Terimakasih untuk semuanya sal. Owhya tetapi aku ingin bertemu denganmu untuk membicarakan dengan baik-baik tentang akhir hubungan kita” Balas zahra yang menerima keputusan Faisal meskipun bukan ini yang dia inginkan dari akhir keputusan Faisal.

“yaudah kita minggu depan ketemu yah” Jawab faisal singkat.



Seminggu sudah setelah Faisal berjanji untuk bertemu, Zahra masih memiliki secuil harapan bahwa Faisal akan kembali padanya. Zahra yang sedang bersiap-siap untuk bertemu Faisal, terdengar nada handphone pertanda chat masuk. Zahra segera mengambil handphonenya sambil tersenyum manis dan melihat chat yang dia tunggu-tunggu. Iya chat itu dari Faisal yang membuat hati zahra berbunga-bunga, tetapi seketika itu juga bunga langsung layu ketika membaca chat Faisal “Zah, maaf aku lupa kalau kita ada janji, ternyata ada yang harus aku urus di kantor yang ga bisa aku tinggalkan dan sepertinya akan lama. Maaf yah Zah. Bagaimana kalau minggu depan saja?” isi chat Faisal membatalkan janjinya karena ada urusan kantor yang tidak bisa dia tinggalkan.



Zahra yang merasa kecewa namun ia tidak bisa melakukan apa-apa kalau memang itu urusan kantor. Ketika zahra mau menghapus makeup tipisnya yang senada teringat akan acara sosial bersama sahabat-sahabatnya. Zahra tidak menghapus makeup nya kemudian pergi ke acara dimana sahabat-sahabatnya berada yaitu  donor darah.



Ketika sampai di tempat acara, suasana begitu ramai. Terdapat orang yang sedang lemas karena darahnya yang diambil, ada yang ketakutan jarum, ada yang mau pingsan melihat darahnya diambil sangat banyak. Zahra menuju sahabatnya berada, di tenda panitia “HaiTessaaaa” suara Zahra sedikit keras tapi terdengar lembut memanggil sahabatnya yang sedang mempersiapkan jarum bersama dokter di sebelahnya.



“Zahra, ibu keget  kirain kamu telat kesini” Ucap dokter disamping Tessa yang menyukai sifat zahra yang periang karena beberapa kali mereka bertemu di acara donor darah.



“Ga bu, aku sudah kangen sama ibu” Gombal Zahra pada dokter kesayangannya meskipun di dalam hatinya sedang tersimpan kekecewaan akibat Faisal.



“Bukannya kamu mau kesini bareng Faisal?” Tanya Tessa yang sebelumnya Zahra mengabari akan telat dan datang bersama Faisal.



“Hemm ga jadi, dia sibuk. eh yang lain mana?” Jawab Zahra dengan muka tersenyum tak ingin sahabatnya melihat kekecewaan dalam hatinya. Zahra memang berniat mengajak Faisal untuk donor darah tetapi keadaan berkata lain.



“Owh begitu. Hemm yang lain pada bantuin ngambil darah. Kalo Bastian dia pergi dulu mengambil susu, habis soalnya” Jawab Tessa yang tidak mau bertanya lebih dalam kenapa Faisal tidak jadi datang, dia tidak mau melihat sahabatnya kecewa karena Tessa sangat tahu kalau zahra berharap bertemu Faisal hari ini.



“owh ok, ada yang perlu aku bantu?” Tanya zahra pada Tessa yang sedang sibuk mempersiapkan peralatan.



“Kamu nemenin bu dokter ya zaa” Jawab Tessa sambil memberikan peralatan medis pada Zahra



“Ok” zahra menerimanya dengan senang hati. Kemudian Zahra pergi membantu bu dokter untuk mengambil darah pada pendonor.






Seminggu setelah pembatalan janji Faisal, Zahra menyiapkan bajunya untuk bertemu Faisal yang sempat Faisal batalin seminggu yang lalu. Zahra ingin sekali bertemu dengan Faisal karena sudah satu setengah bulan tidak bertemu dengannya. Zahra selalu bilang sudah merelakan Faisal, tetapi hatinya tidak bisa ia bohongin. Dia lagi-lagi memiliki harapan pada Faisal. Dengan hati yang senang Zahra menunggu chat  Faisal “Zah, sepertinya aku harus batalin pertemuan kita” kalimat chat Faisal mengabari Zahra kalau janjinya bertemu hari ini dibatalin lagi.



Zahra yang sangat merindukan Faisal harus memabaca pembatalan janji lagi oleh Faisal. Zahra sedikit tidak menerima pernyataan Faisal kemudia ia membalas chat Faisal “Tapi kenapa, bukankah kamu sudah janji?” Balas Zahra dengan sedikit luka dihatinya.



“Iya maaf, hari ini aku sibuk. Entar sore aku harus bertemu Rio kemudian malamnya mau jalan dengan cewek”Jawab Faisal yang tidak memiliki rasa bersalah sama sekali, dia membatalkan janji hanya untuk bertemu dengan temannya yang setiap hari bertemu dan tidak menjaga perasaan Zahra dengan gamblangnya dia  bilang mau bertemu dengan wanita lain.



Membaca Balasan Faisal membuat hati Zahra remuk seketika, harapan pada faisal selama ini hilang tanpa bekas.  “Yaudah tidak apa-apa sal” Jawab Zahra singkat. Handphone Zahra pun basah karena butiran air mata yang menetes dan membasahinya. Pada saat itu juga Zahra memutuskan untuk tidak lagi mengganggu kehidupan Faisal dan melepaskan dia bagai tuan melepaskan burungnya dalam sangkar, membiarkan bebas tanpa bayangan dirinya.



 “Mulai saat ini, aku melepaskanmu sal. Tidak akan lagi aku ganggu kehidupanmu. Harapanku padamu akan  aku hilangkan mulai saat ini juga. Bagai embun dihujung rumput ya tidak ada sesuatu yang abadi selama-lamanya , begitu juga dengan perasaanku yang tidak akan abadi untukmu. Cukup sampai disini akan ku tutup rasa ini. Terimakasih atas pijakan selama ini yang kamu beri. Bye faisal” Ucap zahra dalam hatinya sambil menghapus air mata yang terlalu berharga untuk menangisi laki-laki seperti Faisal.






Tiga tahun sudah Faisal hidup tanpa bayangan Zahra, wanita yang sangat dewasa dan sangat memperhatikannya. Study magister yang Faisal jalani  pun sudah selesei. Faisal selama ini jalan dengan wanita-wanita tanpa status, pernah ia mencoba serius tetapi wanitanya tidak mengerti dia seperti Zahra dulu memperhatikannya. Faisal merasa bosan dan ingin menjalani hubungan serius dengan wanita yang sifatnya sama dengan Zahra. Faisal baru menyesali akan keputusannya 3 tahun lalu yang memutuskan zahra tanpa alasan yang benar, dia memilih jalan dengan wanita-wanita yang hanya memanfaatkannya.



Pada jam pulang kerja Faisal ada janji makan bersama dengan seniornya Anton, Faisal dan Anton makan bersama di salah satu restaurant besar di Jakarta. “Sal, apa rencanamu setelah lulus menyandang magister nih?”Tanya Anton pada Faisal yang sudah sangat dekat, apapun keputusan Faisal hanya bisa dia dukung.



“Ga tau aku bang, nunggu kenaikan jabatan aja bang” Jawab Faisal dengan nada ragu, dia juga bingung apa keinginan dia selanjutnya.



“Kamu belum ada niatan nikah? magister sudah kamu sandang, rumah dan mobil sudah kamu punya. Mau apalagi sekarang?” Tanya Anton menyarankan laki-laki yang sudah dia anggap adik olehnya untuk merencanakan pernikahan.



“Ada si bang, tapi aku tidak menemukan wanita sebaik Zahra bang. Selama ini wanita yang kutemui hanya ingin dimengerti tanpa mau mengerti aku bang. Benar katamu bang, sekarang aku menyesali telah memutukan Zahra” Faisal mencurahkan hatinya bahwa salama ini dia menyesali dengan keputusannya pada tiga tahun lalu.



“Hemm, benar kata aku kan sal kamu akan menyesali suatu saat nanti dengan keputusanmu. Tapi ya sudah, semua itu sudah berlalu sekarang kamu cari wanita yang baik-baik jangan main-main lagi”Anton menasihati Faisal yang dulu tidak mendengar peringatanya.



Faisal masih tetap merasa menyesal dengan keputusannya. Faisal ingin bertemu lagi dengan Zahra namun wanita dewasa itu tidak dapat dihubungi semenjak ia membatalkan janjinya pada 3 tahun lalu. Ia mencari informasi pada sahabat-sahabatnya yaitu Tessa dan Rihana. Faisal pergi ke kantor tempat Rihana dan Tessa kerja.



“Bisa bertemu dengan Rihana? “Tanya Faisal pada receptionist menanyakan Rihana.

“Maaf pak, kalo mba Rihana sudah pindah dinas” Ucap Receptionist  menjelaskan.

“Owh kalau Tessa ada?” Tanya Faisal lagi, berharap sahabatnya Zahra ada karena hanya dia sumber satu-satunya saat ini.



“Sebentar pak, saya panggilkan yah” Jawab Receptionist sambil memanggil Tessa lewat telepon.

Tidak lama Tessa keluar dan menghampiri laki-laki yang pernah menyakiti sahabatnya, dia berdiri tegak dengan muka tersenyum. Sedangkan Tessa memasang muka yang sedikit jutek, dia merasa memasang muka baik di depan Faisal saja enggan apalagi tersenyum.



“Hai tes, apa kabar?” Tanya Faisal memulai percakapan setelah lama ia tidak pernah bertemu dengan Tessa.



Tessa yang masih dengan muka yang sinis “Ya baik, ada apa yah sal ko tumben kesini?” Jawab Tessa yang tidak balik nanya kabar, tetapi tessa dengan nada menyindir apa maksud Faisal mendatangi kantor dan bertemu dengannya.



“Hemm, mungkin kamu masih benci dengan aku. Sungguh aku menyesal atas kesalahan aku 3 tahun lalu Tes. Sungguh aku minta maaf” Ucap Faisal meminta maaf atas kesalahannya yang dilakukan pada Zahra sangat jahat dan tidak memikirkan perasaannya.



“Kemana aja lu selama ini, what? Lu baru minta maaf sekarang selama 3 tahun berlalu. Ohh Tuhan betapa jahatnya dia” Gumam Tessa dalama hatinya yang sangat membenci Faisal.



“Tes” Panggil Faisal pada Tessa yang hanya diam.



“Oh, kenapa kamu minta maaf sama aku? Maksud kamu bertemu dengan aku apa sal?”Tanya Tessa Pura-pura tidak mengerti apa maksud Faisal, Tessa sudah menduga pasti ingin menanyakan Zahra.



“Iya tes, aku meminta maaf karena pernah menyakiti Zahra. Sekarang aku menyesal dan ingin mengetahui kabar Zahra. Aku mencoba hubungi Zahra, Keluarga zahra bahkan Bastian tidak ada yang bisa dihubungi. Satu-satunya sumber sekarang adalah kamu Tes, bisakah kamu memberi tahu aku kabar Zahra dimana sekarang?” Tanya Bastian dengan penuh penyesalan dan matanya yang berkaca-kaca.



“kalau kamu sudah tau kabar Zahra, terus kamu mau apa sal?” Tanya  Zahra masih dengan muka sinisnya



“Aku mohon Tes, beritahu aku kabar Zahra sekarang dan dia ada dimana. Aku ingin meminta maaf secara langsung pada Zahra?”  Faisal memohon dengan muka memelas ingin tahu bagaimana kabar Zahra yang susah dihubungi.



“Hemm, iya tidak lama setelah Zahra diputusin kamu. Ayah Zahra meninggal, kemudian Zahra mendapat beasiswa  ke Jepang dia pergi melanjutkan study magisternya disana sekaligus membawa ibu beserta adiknya. Kabar zahra sekarang sangat baik dan aku mohon jangan ganggu kehidupan dia lagi sal” Tessa menjelaskan kabar Zahra yang sekarang berada di Jepang untuk melanjutkan Study magister nya dan meminta Faisal untuk tidak datang lagi dikehidupan Zahra. Tessa Sebenarnya tidak ingin memberitahu Faisal tetapi ia melihat muka Faisal yang penuh dengan penyesalan dia hanya kasihan dan berharap setelah mengetahui kabar Zahra, Faisal tidak lagi menganggu sahabatnya.



Faisal mendengar kabar wanita yang pernah ia sakiti bahagia, membuat Faisal senang mendengarnya. Namun harapanya pudar ketika Tessa berpesan untuk tidak hadir lagi dikehidupan Zahra. 



“Terimakasih Tes, senang aku mendengarnya. Akan aku ingat pesan kamu untuk tidak mengganggu Zahra” Ucap Faisal mengakhiri pertemuannya dengan Tessa.




Meja penuh dengan dokumen, seorang laki-laki sedang menulis laporan tetapi selalu salah. Faisal akhir-akhir ini menjadi susah berkonsentrasi setelah mendengar pernyataan Tessa untuk tidak mengganggu Zahra. Dalam benak Faisal selalu terbayang dengan wanita yang pernah ia sakiti itu.

Dari arah kanan mejanya datang laki-laki dengan perut buncit menepuk sambil menyodorkan  buku yang dibawanya “Sal, kamu baca penulis bukunya” Anton menyuruh Faisal untuk membaca penulis buku bercover gadis kecil tersenyum melihat langit yang berjudul Tersenyumlah, maka langit ikut tersenyum.



Faisal yang menerima buku langsung melihat Penulis yang tertera pada bawah pojok kanan cover buku tersebut “Zah….Zahra Permata Indah” Faisal membaca penulis buku tersebut dengan nada terbatah-batah, ia tidak percaya melihat nama di buku tersebut adalah wanita yang sangat dia rindukan.



“Istriku saat di toko buku melihat judul bukunya tertarik, setelah melihatnya siapa penulisnya langsung dia membeli dan memberitahu aku. Itu Zahra yang kita kenal bukan?” Anton menjelaskan bagaimana ia memperoleh buku yang berisi motivasi tersebut dan dia ingin memberitahu pada Faisal yang selama ini mencari wanita yang dulu pernah disakitinya.



“Bang… Iya ini tulisan Zahra. Dia sangat suka dengan kalimat ini.” Ucap Faisal bersemangat setelah mengingat-ingat wanita yang dia cari selama ini sering berucap dengan kalimat yang sama yaitu Tersenyumlah, maka langit ikut tersenyum seperti judul buku tersebut.



“Owh benar Zahra mantan kamu?, aku cari nama penulis di internet,  muncul web tapi tidak di Indonesia, dia di Jepang sal” Ucap Anton yang sempat mencari tahu siapa penulis yang membuatnya penasaran, namun ia tidak mendapat informasi kalau itu benar Zahra karena dalam webnya tidak terdapat foto Zahra.



“Iya bang memang zahra sekarang di Jepang, aku baru tahu setelah ketemu Tessa kemaren” Faisal semakin yakin itu adalah Zahra yang sebelumnya diberitahu kalau Zahra berada di Jepang.



Setelah mendengar ada web penulis, Faisal langsung mencari di komputernya kemudian dia membaca kolom komentar yang sangat banyak. Faisal terus membaca komentar , berharap ada kabar baru dari sang penulis yaitu Zahra. Satu per satu Faisal baca dengan seksama, sampai di suatu balasan Zahra membuat Faisal sangat senang “Yes Dear, for friends in Indonesia I am comeback to see you all on June 24th “ Isi kalimat balasan zahra untuk pembaca bukunya yang dia panggil teman, dia akan kembali ke Indonesia untuk bertemu dengan mereka.



Tidak lama setelah membaca balasan komentar Zahra yang membuatnya sangat senang. Pada pojok kanan bawah layar computer yang berada di depannnya muncul pemberitahuan email masuk. Pemberitahuan tersebut membuat Faisal semakin tercengang, kemudian dia klik pemberitahuan tersebut. “Hay Faisal lama kita tidak berjumpa. Maaf Email kamu baru aku baca karena baru sempat aku baca satu-satu ternyata ada email kamu. Kabar aku baik dan Aku akan ke Jakarta 24 juni. Semoga kabar kamu juga baik. Best Regards, Zahra Permata Indah, Japan” Isi balasan email Zahra yang baru sempat membaca email dari Faisal setelah 1 tahun ia terima.



Faisal menghubungi zahra dari 1 tahun lalu, setelah 10 kali mengirim email tidak ada balasan Faisal mengira email Zahra sudah tidak terpakai lagi. Faisal begitu senang membaca email tersebut sampai mukanya yang kusut menjadi sumringah kemudian ia tidak menunggu lama langsung membalas email zahra.



“Syukurlah, senang aku membaca kabarmu zah. Kabar aku juga baik. Iya lama kita tidak berjumpa zah. Kapan kamu sampai Jakarta?” Balas Faisal dengan hati senangnya, wanita yang salama ini cari  kabarnya  telah membalas email dia dari 1 tahun lalu.



“Aku sampai jam 16.00 WIB “ Balasan email Zahra singkat.






Pada tanggal 24 juni menunjukkan pukul 15.30 WIB di Bandara Soekarno-Hatta terdapat laki-laki berdiri di sudut dengan tampilan senada dan selaras sambil membawa bunga, Faisal menunggu kedatangan Zahra dengan harapan bisa bertemu dengan wanita yang sekarang menjadi penulis buku Tersenyumlah, maka langit ikut tersenyum. Bukan hanya Faisal yang menunggu kedatangan Zahra di Bandara, ada beberapa pembaca buku Zahra yang mengaku penggemar buku-buku Zahra bersiap-siap menemuinya sambil mengankat papan nama yang bertuliskan “Happy Come Back my monivator Zahra Permata Indah”.



Setengah jam kemudian penumpang pesawat segera keluar, wanita berjalan mengenakan baju berwarna coklat yang membuatnya telihat dewasa dan kelem tersenyum sambil menggendong seorang bayi perempuan yang lucu berusia 1 Tahun. Zahra pulang bersama Bastian, Ibunya beserta bayi kecil yang digendongnya.



Beberapa pembaca yang mengaku penggemar Zahra berjumlah 10 orang senyum sumringah menyamput kedatangan Zahra yang kini menghampiri mereka. Zahra menyambut dengan sangat hangat meskipun ia tak mengenal  satupun diantaranya, ia tidak menyangka pembaca bukunya telah rela menunggu di Bandara demi bertemu dengannya.



“Hai teman-teman apa kabar kalian? Berapa lama kalian menunggu disini?” Tanya Zahra dengan suara lembut dan hangat beserta senyumannya yang lebar membuat pipinya merona sambil menggendong bayi kecil lucu.



“ Kami baik ka, kami menunggu ka Zahra setengah jam yang lalu” Jawab salah satu penggemar zahra

“Subahnallah… ka Zahra tidak hanya cantik, hatinya juga baik” Sahut penggemar lainnya.

“Kalian bisa aja” Ucap Zahra sambil tersipu malu, zahra memberi tanda tangan dan berfoto bersama dengan pembaca yang mengaku penggemarnya.



Dari arah lain terlihat Tessa datang sedikit terlambat, ketika Tessa berjalan ia melihat Faisal berdiri di depan yang berada tidak jauh dari Zahra berdiri bersama keluarga dan penggemarnya.



“Faisal? Sedang menunggu siapa kamu disini? Tanya Tessa yang heran melihat Faisal hanya berdiam diri dengan bunga ditangannya.



“Tessa? A.. aku ingin menemui Zahra, Tes.”Jawab Faisal dengan nada terbata-bata melihat Tessa yang juga ingin bertemu Zahra.



Ketika Tessa ingin melarang Faisal untuk bertemu Zahra, Ibu Zahra yang berdiri di samping Zahra memanggil “Tessaaa” panggil ibu Zahra tersenyum sambil melambaikan tangan. Kemudian terlihat Bastian yang menyuruh tessa segera menghampiri mereka.



“Bukankah di sebelah Tessa itu Faisal?” Ucap Ibu Zahra ragu yang pengelihatanya kurang bagus akibat usiannya yang mulai menua.



Bastian dan Zahra menengok ke arah Tessa dan Faisal berdiri “Iya bu benar itu Faisal ”Jawab Bastian membenarkan perkataan ibu Zahra. Zahra yang melihat Tessa dan Faisal segera menghampiri mereka “Hemm maaf , aku kesana dulu yah bu, bas”  Ucap Zahra melangkahkan kakinya menuju tempat Tessa dan Faisal sambil menggendong bayi perempuan lucu.



“Zahraaa, aku kangen kamuuu” Tessa lansung memeluk sahabatnya yang sangat di rindukan semenjak 3 tahun lalu baru kembali ke Indonesia.



Zahra tidak bisa memeluk karena sedang menggendong bayi “Aku juga kangen kamu sahabatkuu”. Faisal sangat bahagia bisa melihat Zahra secara dekat, wanita yang dulu pernah ia sakiti semakin dewasa dan cantik.



“Zahra” Ucap Faisal tersenyum memanggil wanita yang berada tepat didepannya.



“Hai Faisal, Apa kabarmu?” Tanya Zahra pada Faisal sambil tersenyum.



“Baik Zah” Jawab Faisal, ketika Faisal ingin berbicara lebih lanjut. Bayi perempuan yang menggemaskan itu menangis. Bastian yang berada tidak jauh dari mereka segera datang menghampiri sambil membawa susu.



 “Tenang anak manis kamu laper yah, Dedy segera datang membawa susu” Ucap Zahra sambil menenangkan Syeina yang terus menangis.



“Apakah itu anakmu dengan Bastian zah? Bukankah kamu wanita single sesuai biodatamu di web?” Banyak sekali pertanyaan yang berkecamuk dalam hatinya setelah melihat bayi lucu yang di gendong Zahra.



“Syeina sayang, sini sama dedy. Auntie jahat yah” Ucap Bastian mengambil anaknya dari gendongan Zahra.



Bayi lucu yang di gendong Zahra adalah anak dari hasil pernikahan Bastian dengan wanita muallaf berkebangsaan Jerman bernama Alice Bathilda pada 2 tahun lalu. Namun Takdir berkata lain, Istri Bastian meninggal setelah melahirkan bayi kecil yang lucu bernama Syeina Bathilda. Ibu zahra yang sudah menganggap bastian anaknya sendiri memilih mengasuh Syeina ketika Bastian bekerja.

“Ihh anak kamu lucu banget bas, ko mirip Zahra yah haha” Ledek Tessa pada kedua sahabatnya yang sudah tahu kalau Syeina adalah anak Bastian dan istrinya.



“Sembaranga, mirip Zahra tar kurang ajar sama aku. Syeina sangat mirip dengan ibunya Tes” Ucap Bastian teringat istrinya yang diwariskan ke anaknya. Istri Bastian memang mirip dengan Zahra sehingga tidak sedikit orang yang mengira Syeina adalah anak Zahra.



“Hai Bas, apa kabar? Anak kamu sangat lucu, iya mirip dengan Zahra. Aku kira juga anak kamu dengan Zahra” Ucap Faisal tersenyum lega ternyata bayi yang ia kira adalah anak zahra ternyata anak Bastian dengan istrinya bukan denga Zahra.



“hahaha” Tessa, Bastian dan Zahra tertawa mendengar perkataan Faisal, kemudian Faisal juga ikut tertawa.



Bastian dan Tessa membiarkan Faisal dan zahra berbicara berdua, karena mereka tau pasti ada yang ingin mereka bicarakan.



“Zahra aku sungguh meminta maaf atas kejadian 3 tahun lalu, aku labil saat itu, aku sangat jahat telah menyakitimu”. Ucap Faisal meminta maaf dengan penuh penyesalan atas perbuatanya.

“Faisal, aku sudah melupakan kejadian 3 tahun lalu. Aku juga sudah memaafkanmu semenjak aku memutuskan untuk pergi dari kehidupan kamu” Jawab Zahra dengan suara lembutnya bahwa dia sudah memaafkan Faisal semenjak 3 tahun lalu dan dia tidak ada dendam sedikitpun di dalam hatinya.



“Ada yang ingin kukatakan padamu zah, Aku menyesal telah menyakitimu dan meninggalkan kamu demi wanita lain yang tidak jelas. Sekarang ku ingin memulai lagi denganmu zah. Kali ini aku tidak mengajakmu pacaran tapi ingin mengajakmu ke arah yang lebih serius yaitu menikah zah. Aku ingin kamu menjadi istriku.” Ajak Faisal pada zahra untuk menikah yang sempat dia janjikan pada 3 tahun lalu sambil mengeluarkan cincin yang berada di saku celananya.



Zahra mendengar penyesalan Faisal atas masa lalu mereka merasa senang karena laki-laki ini akhirnya sadar. Namun ajakan nikah Faisal tidak bisa dia terima karena  3 bulan kedepan Zahra akan menikah dengan laki-laki muallaf berkebangsaan Jerman tidak lain sepupu dari Alice Bathilda istri Bastian , Zein Abdullah nama Islam dari calon suami Zahra.



“Saya merasa tertegun atas penyesalanmu Sal, tetapi aku tidak bisa menerima ajakan untuk menikah. karena 3 bulan lagi aku akan menikah dengan laki-laki lain. Sebenarnya aku pulang ke Indonesia karena ingin mengurus pernikahanku dan pertemuan keluarga” Jawab Zahra menjelaskan pada Faisal.



Faisal terkejut mendengarnya, wanita yang sangat baik ini yang dulu pernah ia sia-siakan akan menikah dengan laki-laki lain. Faisal sangat sedih mendengarnya, hal ini membuat dia semakin menyesal. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa, Zahra wanita baik yang tidak pantas ia dapatkan.

“Selamat ya zah, semoga kamu selalu bahagia dengan laki-laki pilihanmu. Aku sangat bahagia pernah dihadirkan wanita baik sepertimu” Ucap Faisal berdoa untuk kebahagiaan Zahra.



“Terimakasih Faisal, aku juga berdoa semoga kamu mendapat wanita yang jauh lebih baik dari aku, aamiin” Doa  zahra tersenyum dengan nada yang sangat lembut.

“Aamiin”Jawab Faisal.



“Faisal cukup bagiku dulu aku mencintaimu, kututup sudah hatiku untukmu semenjak 3 tahun lalu. Aku akan memulai hidup dengan laki-laki pilihanku yang mencintaiku dengan segala kekuranganku,. Ku doakan semoga kau bahagia dengan pilihanmu.” Ucap zahra dalam hatinya.



Jangan menyia-nyiakan orang yang kita sayang, jangan biarkan rasa bosan membuat hatimu tertutup dengan orang yang telah menerima kekuranganmu. Tidak ada yang abadi di dunia ini bagai Embun di Hujung rumput. Hati seseorang tidak akan abadi selama-lamanya untuk mencintaimu setelah kau sia-siakan dan sakiti. Seperti halnya cinta Zahra yang disia-siakan Faisal akhirnya memilih untuk pergi dan melupakan cinta yang membuatnya sakit.

sumber gambar: harpersbazaar.co.id

June Abbas 
Alumni Institut Pertanian Bogor, Jurusan Teknologi Industri Pertanian 


Instagram: @Juneabbas24

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman