Baca Juga
Pekan Olahraga Nasional atau disingkat PON yang
diselengarakan di Jawa Barat tahun ini telah resmi ditutup dan membawa
nama tuan rumah sebagai juara umumnya. Namun, PON Jabar 2016 ini cukup
menimbulkan perhatian publik. Bukan karena prestasi ataupun olahraganya,
melainkan banyak kecurangan yang terjadi pada event olahraga terbesar
di Indonesia ini. Sebut saja aksi saling pukul atlet polo air, lalu
kericuhan di arena wushu, ataupun pada cabang olahraga sepak bola dan
tinju. Tentu ini menjadi pukulan telak bagi pihak penyelenggara dan KONI
sebagai induknya.
Lalu apa yang menjadi akar permasalahannya? Berikut ulasannya:
1. Orientasi peserta ada pada hasil, bukan proses
Pada dasarnya, kecurangan pada olahraga di Indonesia sudah
menjadi hal lumrah. Alasannya sederhana, karena para peserta yang ikut
PON Jabar 2016 ini berorientasi pada hasil, bukan proses. Mereka
melakukan segala cara untuk bisa meraih emas pada ajang olahraga
terbesar di Indonesia ini. Sehingga nantinya jika bertanding pada
tingkat internasional tidak akan sebanding dengan prestasi yang ada di
dalam negeri.
2. Atlet senior boleh ikut bertanding
Turunnya atlet senior di ajang PON 2016 ini hemat saya
adalah suatu hal yang salah. Saya coba ambil contoh, Atlet yang sudah
sering main di olimpiade tentu berbeda kelas dengan atlet-atlet muda
yang baru menginjakan kaki di event besar. Oleh karena itu, perlu
regulasi yang jelas terkait hal ini, misalnya adalah batasan umur,
ataupun bagi yang sudah dua kali mendapat medali emas tidak diperbolehkan
untuk ikut serta lagi.
3. Perseteruan KOI dan KONI
Sejak terjadi perseteruan antara KONI (Komite Olahraga
Nasional Indonesia) dengan KOI (Komite Olimpiade Indonesia) menjadi
salah satu penyebab permasalahan bagi PON Jabar 2016. PON ibarat
memiliki dua bapak sehingga bingung untuk berkiblat pada instansi yang
mana. Diharapkan, melalui peristiwa ini kedepannya tidak ada lagi
dualisme seperti ini dan menjadikan PON sebagai ajang persiapam menuju
olimpiade.
Kira-kira inilah tiga akar permasalahan dari PON 2016 Jawa
Barat. Semoga saja ke depannya pemerintah lebih baik lagi mengelola ajang
olahraga terbesar Tanah Air ini.
*Ahmad Hidyah
Alumnus Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Sumber gambar: sports.sindonews.com
Alumnus Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Sumber gambar: sports.sindonews.com