Baca Juga
![]() |
Sumber: Pexels.com |
Belajar mandiri merupakan perilaku yang dimiliki oleh orang
yang mampu mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas segala tugas untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Pembelajaran
mandiri sangat berbeda dengan pembelajaran terstruktur karena dilakukan dengan
cara terstruktur secara sadar, meskipun belajar mandiri lebih sulit, hal ini
dimungkinkan jika apabila terjadi masalah, menghargai pendapat siswa, peran
guru, dan interaksi dengan siswa terpenuhi. Kami telah menunjukkan bahwa belajar mandiri adalah perubahan dalam diri seseorang yang
dihasilkan dari pengalaman dan pelatihannya sendiri, tanpa bergantung pada
orang lain, artinya anak dan siswa harus dapat belajar dan bekerja sendiri
tanpa bantuan atau tanpa bantuan orang lain, misalnya orang tuanya (Nuzulia, 1967). Kesulitan
belajar atau ketidakmampuan belajar adalah
keadaan pada diri siswa yang ditandai dengan ketidakmampuan belajar
tertentu, yang penyebabnya tidak hanya masalah pendidikan saja, namun juga
masalah psikologis yang sering dialami siswa, seperti: Mendengarkan, membaca,
berbicara, menulis, berpikir, berhitung.
Kesulitan belajar seorang siswa juga tergantung pada cara mereka mendekati
pembelajaran, bagaimana mereka menyerap pembelajaran, atau kedua-duanya. (Riadi, 2021)
Siswa dengan ketidakmampuan belajar sering kali
menunjukkan gejala-gejala seperti belajar lamban, sering lupa, nilai rendah,
kelelahan dan stres saat belajar, serta kesulitan untuk tetap fokus. Tindakan
yang tepat harus diambil untuk meminimalkan bahkan mengatasi kesulitan belajar
siswa. Motivasi sebagai faktor yang mempengaruhi belajar merupakan faktor
dominan yang dapat menentukan keberhasilan belajar. Perilaku belajar yang
positif tercipta dengan bantuan dorongan dan dukungan lingkungan belajar yang
mendukung. Hal ini terutama merupakan motivasi internal siswa, karena
seberapapun besarnya motivasi eksternal yang ada, tidak dapat menumbuhkan atau
menciptakan perilaku dan sikap belajar yang diinginkan tanpa motivasi diri.
Jika semua siswa memiliki motivasi diri yang tinggi untuk mencapai keberhasilan
akademik, maka tidak perlu ada program yang berbicara tentang peningkatan
prestasi akademik. (Belajar, 1986)
Mungkin juga setiap guru menghadapi permasalahan yang
serupa, yaitu bagaimana cara menemukan metode pengajaran yang tepat untuk siswanya
agar siswa tersebut tidak kesulitan dalam belajar. Meski demikian, setiap siswa
mempunyai kepribadian dan ciri khasnya masing-masing. Bisa jadi suatu metode
pengajaran tertentu cocok untuk siswa A, namun sebaliknya dianggap kurang
menarik bagi siswa B. Guru juga harus memahami metode pengajaran apa yang
diperlukan untuk menciptakan teknik pengajaran yang efektif dan efisien. Untuk
memahami metode pengajaran yang benar, seorang guru harus mempertimbangkan
beberapa hal. Pertama, guru harus memahami topik yang disampaikan agar mudah
tersampaikan kepada siswa. Kedua, guru harus mengetahui karakteristik setiap
siswa, seperti gaya belajar, minat, dan kemampuannya. Dengan cara ini guru
dapat menyesuaikan penyajian materi sesuai dengan karakteristik siswa. Misalnya
bagi siswa yang lebih menyukai gambar, guru dapat menggunakan metode sampling
atau membuat gambar ilustratif. Bagi siswa yang lebih banyak bertanya, guru
dapat menggunakan metode diskusi. Artinya guru dianjurkan untuk menggunakan
metode pengajaran yang berbeda secara bergantian dan sesuai kebutuhan agar proses
pembelajaran lebih efektif dan menarik bagi siswa. Oleh karena itu, tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan sukses. (Janitra, 2021)
Peran guru juga sangat penting untuk meningkatkan
kemandirian siswa dalam belajar. Tanggung jawab guru adalah mendorong
kemandirian belajar siswa dengan memberikan materi yang menyenangkan, unik dan
mudah dipahami serta tidak membosankan di kelas. Selain itu, guru harus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan potensi dirinya. Untuk
meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar, hendaknya guru juga memberikan
petunjuk sebelum membantu siswa agar siswa dapat berpikir sendiri sebelum
menerima jawaban dari guru. Yang pertama menyangkut masalah belajar siswa.
Dengan memberikan bimbingan dan arahan yang tepat, guru dapat membantu siswa
mengidentifikasi dan memecahkan masalah belajarnya. Kedua, penelitian
menunjukkan, kemandirian belajar siswa sangat dipengaruhi oleh peran guru.
Ketiga, dalam pelaksanaan pembelajaran terapan, dimana guru lebih berperan
sebagai pengawas dan mitra belajar yang membimbing siswa untuk secara mandiri
menemukan konsep untuk pengembangannya sendiri. Strategi pembelajaran yang
tepat sangat diperlukan untuk meningkatkan kemandirian siswa. Menggunakan
pembelajaran kontekstual dengan modul pembelajaran yang memungkinkan siswa
belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar yang disukai. Dengan
strategi ini diharapkan siswa dapat aktif belajar dan bertanggung jawab terhadap
pembelajarannya sendiri (Syopianis, 2023).
Guru dengan keterampilan profesional yang luar biasa juga
harus mendemonstrasikan ilmunya di depan kelas. Keterampilan yang sangat
penting adalah kemampuan menyampaikan isi pelajaran kepada siswa. Pengajaran
yang efektif mengharuskan guru untuk menguasai berbagai strategi pembelajaran
yang tersedia dan memiliki pemahaman yang jelas tentang pendekatan mana yang
paling tepat untuk mengajar. Dalam proses pembelajaran, pendidik memperoleh
penguasaan terhadap teknik-teknik pembelajaran yang mendasar seperti
pendekatan, strategi dan metode, serta memperoleh pengetahuan tentang teori dan
teknik dasar. Selain itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dalam berbagai cara
yang dapat diterapkan pada pembelajaran kegiatan strategis. Hal ini dilakukan
dengan tujuan tercapainya isi pembelajaran yang ditentukan dan seluruh guru
harus mempunyai pemahaman yang menyeluruh. Oleh karena itu, penting bagi guru
untuk mempertimbangkan dengan cermat strategi pembelajaran yang dipilihnya.
Pemilihan strategi pembelajaran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat pemahaman dan pembelajaran siswa. Guru hendaknya melakukan evaluasi
secara berkala untuk mengetahui seberapa sukses strategi yang dipilihnya dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Jika ditemukan kendala, guru dapat memodifikasi
atau mengganti strategi agar proses pembelajaran lebih efektif. Harapan kami, dengan pemahaman
yang mendalam tentang berbagai strategi pembelajaran, penilaian yang berkala,
dan kemampuan mengadaptasi strategi,
guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan manfaat yang
optimal bagi perkembangan siswa. Komitmen terhadap pembelajaran berkelanjutan
dan pengembangan profesional sangat penting bagi semua guru untuk memenuhi
tanggung jawab mulia mereka sebagai pendidik nasional.
Ada dua metode pembelajaran yang berbeda yaitu offline
dan online. Istilah online baru-baru ini lahir karena adanya pembatasan sosial
yang luas akibat pandemi Covid-19. Pada awalnya jaringan tersebut dianggap
kurang efektif karena merupakan sesuatu yang baru. Seiring berjalannya
waktu, pembelajaran online menjadi lebih mudah diakses. Namun, Salah satu
tantangan pembelajaran daring adalah gangguan yang dapat menghambat kemampuan
siswa untuk berkonsentrasi. Lebih banyak gangguan ketika siswa belajar
menggunakan sistem online. Hal ini disebabkan karena kondisi belajar setiap siswa
tidak sebaik di sekolah. Belum lagi notifikasi dari media sosial yang
dapat mengalihkan perhatian siswa saat online dari ponselnya. Berbeda jika
offline karena siswa lebih fokus pada setiap pembelajaran. Namun sejauh ini
pembelajaran daring dan luring sama efektifnya. Sedangkan pada pembelajaran
luring, pembelajarannya bersifat langsung dan seperti biasa sebelum
pandemi.Tanpa platform online atau saluran komunikasi apa pun, siswa dan guru
bertemu secara tatap muka. Dalam proses pembelajaran daring, siswa dan guru
tidak bisa bertatap muka. Mulai dari pembahasan materi hingga soal-soal
praktik, semua kegiatan pembelajaran dilakukan melalui internet. Berbagai
sarana komunikasi digunakan di Internet, seperti panggilan video, obrolan
sinkron, video asinkron, dll (Ashaffi, 2023)
Pada saat COVID-19 pemanfaatan teknologi digital juga
sangat membawa manfaat dalam pembelajaran kemandirian siswa khususnya
pembelajaran daring. Meski proses belajar mengajar harus dilakukan dari jarak
jauh, namun tetap saja sulit untuk mengevaluasi pembelajaran sendiri. Mengubah
kebiasaan dari kelas tradisional ke kelas virtual bukanlah hal yang mudah bagi
siswa dan guru (Juniardi, 2022). Pendidik
juga harus memperoleh kemampuan baru untuk komunikasi dan kolaborasi online.
Preferensi individu, lokasi, dan proses pembelajaran merupakan faktor utama
yang menentukan apakah akan memilih pembelajaran online atau offline. Terkadang
pendekatan hybrid yang menggabungkan elemen kedua metode dapat menjadi solusi yang efektif
(Ashaffi, 2023) Seiring kemajuan
teknologi dan kebutuhan pendidikan
berubah, cara kita belajar akan terus berkembang. Penting untuk memahami
kekuatan dan kelemahan masing-masing metode dan memilih salah satu yang sesuai
dengan tujuan dan situasi pembelajaran Anda, pendidikan adalah investasi pada
diri Anda sendiri, dan memilih metode pembelajaran yang tepat dapat berdampak
besar pada pengalaman pendidikan Anda.
Pilihan lingkungan belajar yang fleksibel dapat
membantu guru mengadaptasi metode penilaian sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran dan keadaan siswa. Umpan balik yang konstan antara guru dan siswa
penting untuk memastikan kualitas pembelajaran online (Sama & Bukan, n.d.). Pembelajaran
pada tatap muka sepertinya jauh lebih positif dibandingkan dengan pembelajaran
jarak jauh atau pembelajaran online. Sebab, pembelajaran tatap muka
memungkinkan siswa berinteraksi langsung sama guru dan siswa lainnya. Meski
begitu, pembelajaran pada jarak jauh tidak memberikan dampak yang negatif
terhadap proses belajar mengajar. Pembelajaran jarak jauh juga memiliki banyak
manfaat bagi siswa, seperti membantu mereka Belajar mandiri dan meningkatkan
pemahaman mereka terhadap dunia di sekitar mereka. Mengingat bahwa virus
COVID-19 masih ada dan dapat menular ke siapa saja, pembelajaran jarak jauh
tetap diperlukan karena virus dapat menyebar di sekolah. Jika hal ini terjadi,
lembaga pendidikan seharusnya menghentikan pembelajaran tatap muka dan
kembali menerapkan. Banyak aplikasi dan perangkat lunak saat ini
memungkinkan pembelajaran jarak jauh.(Juniardi, 2022)
Peran orang tua pada saat itu juga sangat penting
dalam kemandirian siswa, karena dukungan sosial penting dalam membesarkan anak.
Dukungan ini mencakup banyak aspek, mulai dari dukungan akademis praktis hingga
dukungan emosional. Dukungan sosial dari orang tua sangatlah penting bagi
tumbuh kembang seorang anak. Dukungan ini membantu anak mengatasi tantangan,
membangun kepercayaan diri, meningkatkan kesiapan dan mengembangkan kepribadian
positif. Dukungan pembelajaran praktis dapat membantu orang lain dalam merawat
anak, mengajarkan berbagai keterampilan kepada anak, memberikan contoh perilaku
yang baik dan menyediakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak.
Sementara itu, dukungan emosional dapat berupa mendengarkan keluh kesah anak,
dorongan, kasih sayang dan dukungan kepada orang tua. Dukungan sosial penting
agar kepribadian anak menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab, percaya diri,
dan berempati. Anak yang menerima dukungan penuh dari orang tua akan menjadi
pribadi yang lebih kuat dan berkembang dengan baik dalam berbagai bidang
kehidupan. Oleh karena itu, orang tua harus berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran anaknya dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan
anak secara keseluruhan. Selain itu, orang tua juga hendaknya mencari dukungan
dari kerabat, teman, atau tetangga untuk membantu mengasuh dan membimbing anak
hingga tumbuh dewasa.(Hayana, 2023)
Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting untuk
memastikan pembelajaran yang positif dan sukses bagi siswa. Lingkungan yang
mendukung, aman dan memotivasi dapat meningkatkan pembelajaran, perkembangan
atau potensi siswa secara keseluruhan. Oleh karena itu, guru, administrator,
orang tua dan masyarakat berbagi tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan
belajar yang patut diteladani. Menciptakan lingkungan belajar yang baik adalah
hal terpenting bagi siswa untuk mencapai tujuan akademiknya. Keamanan,
kolaborasi, motivasi dan penggunaan teknologi merupakan elemen penting dalam
menciptakan lingkungan belajar yang memadai. Dengan menggabungkan upaya seluruh
pemangku kepentingan pendidikan, kami dapat membantu siswa mencapai hasil
belajar dan pengembangan pribadi yang optimal. Selain itu, lingkungan belajar
yang baik dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan sosial siswa. (Mutu, 2023)
REFERENCE
Ashaffi, R. B. (2023). Pembelajaran Daring vs
Luring : Kelebihan dan Tantangan. 6–8.
Belajar,
K. (1986). Strategi siswa dalam mengatasi kesulitan belajar * ). 1–19.
Hayana.
(2023). Pentingnya Social Support Bagi Pendidikan Anak. Iain Prepare, 1.
Janitra,
M. (2021). Kenali 8 Macam Metode Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan. Www.Quipper.Com,
1–8.
https://www.quipper.com/id/blog/quipper-campus/campus-life/n-jenis-metode-pembelajaran-efektif-menyenangkan/
Juniardi,
W. (2022). Memahami Pembelajaran Tatap Muka dengan Kelebihan dan Kekurangannya.
Quipper Blog, 1–9.
Mutu,
J. (2023). Penciptaan Lingkungan Belajar yang Baik bagi Siswa_ Membangun
Pondasi Kesuksesan Pendidikan -. 1–2.
Nuzulia,
A. (1967). Kemandirian belajar. Angewandte Chemie International Edition,
6(11), 951–952., 5–24.
Riadi,
M. (2021). Kesulitan Belajar - Pengertian, Karakteristik, Indikator, Jenis dan
Faktor Penyebab. Www.Kajianpustaka.Com, 1–11.
https://www.kajianpustaka.com/2021/12/kesulitan-belajar.html
Sama,
T., & Bukan, U. (n.d.). 4 Instrumen Penilaian dalam Pembelajaran Daring
Diperlukan fleksibilitas dalam menentukan dan merancang sistem penilaian saat
lingkungan pembelajaran. 6–8.
Syopianis,
D. R. (2023). Guru dalam Membangun Kemandirian Siswa. 1–6.