Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

06 December 2016

Rindu dalam Sebungkus Nasi Padang

Baca Juga



Baru-baru ini saya tengah asik membuka sebuah plat form media sosial, lalu tiba-tiba tersentak. Dia seorang warga Indonesia yang telah lama berdomisili di Jepang dan penghidupannya berputar di sana. Seorang anonm bertanya, “Apa yang paling kamu rindukan dari Indonesia?”. Selang beberapa menit kemudian ia langsung menjawab, “Nasi Padang”.

Saya tercenung, Nasi Padang seperti perwakilan dari seluruh kerinduan yang berkecamuk. Saya juga heran, apa sih istemewanya Nasi Padang? Saya yang memang asli minang, mencoba makan Nasi Padang di rantau, rasanya biasa saja. Cuma sedikit ingat masakan Ibuk di rumah. Sedikit saja.

Lalu pernah juga bertanya kepada salah seorang teman yang juga berkuliah di luar negeri, 23 jam jika menempuh perjalan udara dari Indonesia, Ada apa sih dengan nasi padang? Kemudian dia menjawabnya dengan diplomatis.

“Di dalam nasi padang yang dibungkus kertas kadang dilapisi daun pisang terlebih dahulu itu, terbayang Indonesia dari Sabang samapai Merauke. Ketika digigit, rasanya Indonesia sudah di depan mata.”

Nasi padang yang di jual di banyak tempat, bukanlah makanan yang benar-benar khas daerah minang. Hanya saja mungkin karena lelehan kuah gule, sambel, dan diramas, serta makannya pakai tangan makanya sangat khas dengan gaya makan orang minang sana. 

Setelah mendengar hal tersebut, bagi saya mungkin nasi padang seumpama buncah kerinduan mereka sama Ibu Pertiwi. Karena tak punya kata-kata lagi untuk mengesankan betapa mereka rindu kampung halaman.

Beberapa waktu lalu seorang bule asal Norwegia, Audun Kvitland Rá´“stad, sampai-sampai membuat sebuah lagu sebagai persembahan betapa ia takjub ketika pertama kali mengenal yang namanya nasi Padang.

Terlepas dari itu semua, memang mungkin Nasi Padang jadi semacam tali rindu bagi orang-orang di luar sana terhadap tanah kelahirannya. Nasi padang yang dibungkus lebih banyak porsinya ketimbang makan di resto. Nasi padang yang tiba-tiba menjadi primadona saat main ke KBRI di luar negeri sana.

Barangkali, nasi padang juga bisa jadi penawar bagi Indonesia yang tengah sibuk dengan berbagai demo dan makar ini. Karena sungguh, bukan perihal Nasi padangnya. Tapi rindu Indonesia yang damai dan hangat.

*Miftahur Rahmi 
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta 

Sumber Gambar : https://2.bp.blogspot.com

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman