Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

04 July 2024

Peran Pendidikan Ekonomi dalam Meningkatkan Literasi Keuangan di Era Digital

Baca Juga

 


Pendidikan dan literasi adalah dua hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap individu. Salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh literasi adalah melalui pendidikan. Terutama literasi keuangan, dengan mengenalkan literasi keuangan dalam pendidikan dapat mengatasi minimnya literasi keuangan di negara ini. Pada tahun 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai 49,68 persen. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup berarti dibandingkan dengan tahun 2019, di mana indeks literasi keuangan hanya sebesar 38,03 persen. Data ini diungkapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2022 (OJK 2022), hal ini menunjukkan bahwa upaya edukasi dan program literasi keuangan yang dilakukan oleh berbagai pihak telah memberikan hasil yang positif. Peningkatan ini mencerminkan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang memahami konsep dasar keuangan, mampu mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik, serta lebih bijak dalam mengambil keputusan finansial. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi pada stabilitas ekonomi secara keseluruhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Setiap hal pasti mempunyai dampak negatif maupun positif, berikut ini adalah dampak negatif jika kurangnya literas keuangan di Indonesia. Tidak hanya menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap keberlangsungan hidup individu dan masyarakat, tetapi juga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan lainnya dan berdampak pada stabilitas kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Dampak dari kurangnya literasi keuangan meliputi: 1) Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dapat membuat individu merasa kehilangan arah dan tujuan hidup, karena mereka tidak mampu mengelola keuangan mereka dengan baik dan tidak dapat mencapai tujuan finansial jangka panjang. 2) Tanpa literasi keuangan yang memadai, banyak individu yang tidak memiliki rencana keuangan yang jelas. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengatur pengeluaran, menabung untuk masa depan, atau mempersiapkan dana darurat. 3) Minimnya pemahaman tentang produk investasi dapat membuat masyarakat rentan terhadap keputusan investasi yang tidak tepat. Akibatnya mereka mungkin mengalami kerugian finansial yang signifikan. 4) Kurangnya literasi keuangan membuat masyarakat mudah tertipu oleh skema investasi bodong atau ilegal. Banyak orang yang tergiur dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat, tanpa menyadari risiko yang sebenarnya. 5) Tanpa pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan keuangan, masyarakat cenderung memiliki ekspektasi yang rendah terhadap kemungkinan keluar dari kemiskinan. Mereka mungkin merasa bahwa kondisi ekonomi mereka tidak bisa diubah, yang pada akhirnya menghambat upaya untuk meningkatkan kesejahteraan.

Beberapa dampak yang disebutkan hanyalah sebagian dari konsekuensi jika kurangnya literasi keuangan di Indonesia. Peningkatan literasi keuangan menjadi sangat penting untuk memberdayakan masyarakat agar dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijak, menghindari risiko investasi yang tidak perlu, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. (Nixon 2022)

Pembelajaran keuangan adalah faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan literasi keuangan. Penelitian oleh (Widyawati 2012) dan (Pavković, Anđelinović, and Mišević 2018) juga mendukung temuan ini, menyatakan bahwa kursus keuangan atau pembelajaran keuangan memiliki dampak yang signifikan terhadap literasi keuangan. Pembelajaran keuangan memang memegang peranan penting dalam literasi keuangan seseorang, karena melibatkan kemampuan menilai, memahami, dan bertindak untuk kepentingan keuangan.

Dengan adanya pembelajaran keuangan, diasumsikan bahwa seseorang akan menjadi lebih cerdas secara finansial. Beberapa bentuk pembelajaran keuangan membantu meningkatkan pemahaman tentang proses pemutaran uang, karena mencakup evaluasi yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan sesuai dengan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari seseorang. Penerapan pembelajaran pengelolaan keuangan personal sangat penting dan perlu diterapkan di semua jenjang pendidikan. Pengetahuan ini diperlukan untuk membantu siswa dalam mengatasi berbagai masalah keuangan yang mungkin akan mereka hadapi nantinya. Pembelajaran ini harus disesuaikan dengan dengan materi yang relevan dan kontekstual, karena semakin tinggi tingkat pembelajaran keuangan yang diterima, maka semakin tinggi pula tingkat literasi keuangannya. (Priyana et al. 2022)

Dalam perkembangan saat ini, teknologi memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Berkat teknologi, pembelajaran tidak lagi terbatas pada ruang kelas fisik, melalui e-learning dan platform pembelajaran online, siswa dapat mengakses materi pembelajaran kapan pun dan dimana pun. Mereka dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing, menjelajahi konten tambahan, dan mengulas materi yang sulit dipahami. Guru pun juga memiliki akses ke berbagai alat dan sumber daya untuk mendukung pengajaran mereka, termasuk video instruksional, simulasi interaktif, dan forum diskusi online.

Seiring dengan kemajuan teknologi, tantangan pun juga meningkat. Salah satu tantangan terbesarnya adalah kesenjangan digital di kalangan pelajar. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap perangkat atau koneksi internet yang stabil, dilihat dari latar belakang ekonomi yang berbeda. Perlindungan data juga merupakan isu penting dalam penggunaan teknologi, kecanduan teknologi atau penggunaan teknologi secara berlebihan. Oleh karena itu, penting bagi sistem pendidikan untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum secara bermakna sehingga semua siswa dapat mendapatkan manfaat secara setara. (Berita - Menghadapi Tantangan dan Peluang Teknologi dalam DuniaPendidikan Modern - Masoem University n.d.)

Salah satu aspek terpenting dalam pengembangan kurikulum ekonomi adalah pemahaman komperhensif tentang konsep dasar ekonomi. Kurikulum harus dibangun di atas pilar-pilar fundamental yang kuat. Pertama, pemahaman mendalam tentang konsep dasar ekonomi sangat diperlukan, termasuk prinsip-prinsip mikroekonomi dan makroekonomi, serta bagaimana konsep-konsep ini berhubungan dengan realitas industri. Kedua, pengembangan keterampilan yang relevan seperti kemampuan menganalisis data ekonomi, membuat keputusan ekonomi yang tepat, dan memecahkan masalah ekonomi yang kompleks. Penyampaian materi juga harus dilakukan secara sistematis dan mudah dipahami. Selain pemahaman konseptual, kurikulum juga harus menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir analitis dan krisis.

Dalam pengembangan kurikulum pendidikan ekonomi, penting juga untuk memberikan perhatian pada integrasi teknologi dan inovasi. Penggunaan platform digital, perangkat lunak analisis data, dan simulasi ekonomi dapat memperkaya pengalaman belajar siswa, membantu mereka memahami konsep ekonomi secara lebih praktis dan aplikatif. Kurikulum harus terus beradaptasi dengan perkembangan ekonomi global, tren industri, dan kebutuhan pasar tenaga kerja.

Dengan pendekatan ini, pendidikan ekonomi tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis yang diperlukan untuk sukses di dunia nyata. Siswa yang dilatih dengan kurikulum yang demikian akan lebih siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam ekonomi global yang semakin kompleks dan kompetitif. Pada akhirnya, tujuan pendidikan ekonomi adalah untuk menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga mampu berinovasi dan berkontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi dan industri di masa depan. (Pengembangan Kurikulum Pendidikan Ekonomi_ Mendukung Pemahaman danKeterampilan Berbasis Dunia Industri - Kompasiana n.d.)

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan abad 21 yang serba digital. Model pembelajaran harus mampu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran secara menyeluruh. 1) Pembelajaran harus bersifat berorientasi pada siswa. 2) Pembelajaran harus dilakukan melalui latihan. 3) Mengembangkan keterampilan sosial siswa. 4) Proses pembelajaran harus mampu menumbuhkan rasa ingin tahu dan imajinasi siswa. 5) Pengembangan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah harus menjadi fokus utama dalam pembelajaran.

Untuk memastikan pengajaran yang efektif di era digital, pendidik juga dapat menggunakan metode pembelajaran campuran atau blended learning. Ketika dunia perlahan mulai pulih dari Covid 19, jenis pembelajaran ini menjadi semakin populer dan diperlukan sebagai bentuk pendidikan yang sukses dan aman. Blended learning ialah gaya pengajaran formal yang dimana siswa belajar melalui pengajaran media daring dan luring. Kunci keberhasilan blended learning adalah pengembangan konten pembelajaran yang baik oleh guru, yang diharapkan dapat mempercepat adaptasi blended learning pada siswa. Dengan pendekatan ini, pembelajaran dapat menjadi lebih fleksibel, efektif, dan menyenangkan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan lebih optimal. (Santoso 2022)

Meningkatkan literasi keuangan di era digital melalui kolaborasi antara pemeritah, sektor swasta, dan masyarakat merupakan strategi penting untuk menghadapi tantangan era digital dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya di sektor pendidikan. Pemerintah memainkan pearan kunci dalam mengembangkan kebijakan yang mendorong literasi keuangan, menyediakan infrastruktur yang memadai, mengembangkan kurikulum yang komprehensif, memantau dan evaluasi yang ketat terhadap program literasi keuangan agar mencapai tujuan yang diinginkan.

Sektor swasta juga memainkan peran signifikan dalam mempromosikan literasi keuangan melalui inovasi, dengan menyediakan alat dan platform pendidikan, serta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan yang berfokus pada pelatihan dan pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi dengan institusi pendidikan untuk membangun kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri membantu menjembatani kesenjangan antara pendidikan formal dan dunia kerja. Partisipasi masyarakat dan organisasi non-pemerintah melengkapi upaya ini dengan pendekatan yang lebih bersifat lokal dan berbasis komunitas. Melalui advokasi, pendidikan, dan mobilisasi sumber daya, LSM dapat menjangkau kelompok marginal danmemastikan bahwa manfaat literasi keuangan dapat dirasakan di seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat masing-masing mempunyai peran unik dan saling melengkapi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan literasi keuangan. Dengan kebijakan yang tepat dan keterlibatan aktif dar semua pihak, literasi keuangan digital akan meningkat secara signifikan. Kolaborasi ini harus terus diperkuat dan dikembangkan agar dapat menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul siring dengan perkembangan. Tujuan untuk mencapai literasi keuangan yang tinggi di seluruh lapisan masyarakat Indonesia bukanlah hal yang mustahil, melainkan suatu keniscayaan yang akan membawa manfaat besar bagi kemajuan bangsa dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. (Pencapaian, Dalam, and Kirana 2024)




                                                    REFERENSI

“Berita - Menghadapi Tantangan Dan Peluang Teknologi Dalam Dunia Pendidikan Modern - Masoem University.”

Nixon, Aime Richard. 2022. “Minimnya Literasi Keuangan Di Indonesia.” Binus: 1–4. https://communication.binus.ac.id/2022/12/16/minimnya-literasi-keuangan-di-indonesia/#:~:text=Dampak dari minimnya Literasi Finansial di Indonesia&text=Hilang nya Tujuan Hidup seseorang,uang dikarenakan investasi bodong%2Fpenipuan.

OJK. 2022. “Hasil Snlik per Kategori 62,42%.” Otoritas Jasa Keuangan: 2013.

Pavković, Ana, Mihovil Anđelinović, and Domagoj Mišević. 2018. “Measuring Financial Literacy of University Students.” Croatian Operational Research Review 9(1): 87–97. doi:10.17535/crorr.2018.0008.

Pencapaian, Terhadap, Sdgs Dalam, and Astarina Nilam Kirana. 2024. “PENINGKATAN LITERASI DIGITAL MELALUI KOLABORASI PEMERINTAH , SEKTOR SWASTA , DAN MASYARAKAT : KONTRIBUSI.” 1(5): 1–8.

“Pengembangan Kurikulum Pendidikan Ekonomi_ Mendukung Pemahaman Dan Keterampilan Berbasis Dunia Industri - Kompasiana.”

Priyana, Efraim Bavo, Dhimas Setyo Nugroho, Gunawan Wiradharma, Nong Ayu Triyanti, and Erick Karunia. 2022. “INOVASI: Jurnal Ekonomi, Keuangan Dan Manajemen.” INOVASI: Jurnal Ekonomi, Keuangan dan Manajemen 18(2): 262–66. https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI/article/view/10916.

Santoso, Joseph Teguh. 2022. “Pengajaran Yang Efektif Di Era Digital.” Universitas STEKOM. https://stekom.ac.id/artikel/pengajaran-yang-efektif-di-era-digital.

Widyawati, Irin. 2012. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Finansial Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya.” Assets: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan 1(1): 89. doi:10.25273/jap.v1i1.527.


Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman