Baca Juga
“Cinta tak memberikan apa pun, kecuali keseluruhan dirinya, utuh dan penuh. Cinta pun tak akan mengambil apa-apa, kecuali dirinya sendiri. Cinta tak memiliki atau pun dimiliki, karena cinta telah cukup untuk cinta”- Kahlil Gibran
Menghadapi masa-masa sekolah di tengah-tengah penyesuaian budaya sehingga segala ragam bahasa dan coraknya dibentuk di Amerika. Meskipun tinggal jauh dari Libanon, tapi tak sekalipun Kahlil Gibran melupakan ingatan tentang kota kelahirannya tersebut. Di Boston, ia menulis tentang negerinya dengan menggabungkan dua pengalaman budaya yang berbeda.
Karya pertamanya “Spirit Rebellious” diterbitkan di New York City berisikan empat cerita kontemporer yang berisi sindiran keras kepada orang-orang yang korup. Meskipun dengan itu ia harus mendapat hukuman pengucilan tetapi dianggap sebagai harapan dan pembebasan bagi kaum tertindas Asia Barat.
Sebelum tahun 1912, “Broken Wings”, karyanya yang berbahasa Arab telah diterbitkan. Di sini, untuk pertama kalinya, wanita-wanita Arab yang dinomor duakan mempunyai kesempatan untuk berbicara bahwa juga memiliki hak di untuk memprotes struktur kekuasaan yang telah diatur oleh perkawinan.
Selain itu banyak juga karya Kahlil Gibran yang lainnya seperti “Sang Nabi”, “His Parables and Poems” hingga hubungannya dengan seorang wanita-Mary-tertuang dalam “The Madman”.
Pada 10 April 1931, Kahlil Gibran meninggal dunia dengan secarik kertas bertuliskan “Di dalam hatiku masih ada sedikit keinginan untuk membantu dunia Timur, karena ia telah banyak sekali membantuku.”
*Miftahur Rahmi
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Diolah dari berbagai sumber
Sumber gambar : http://www.famousauthors.org/