Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

03 November 2017

Review Film: Cek Toko Sebelah

Baca Juga




Genre : Drama, Komedi

Rilis         : 28 Desember 2016

Produser         : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia

Sutradara         : Ernest Prakasa

 Produksi                 : PT Kharisma Starvision Plus

Penulis Naskah         : Ernest Prakasa, Jenny Jusuf, Meira Anastasia

Pemeran         :

Ernest Prakasa sebagai Erwin
Dion Wiyoko sebagai Yohan
Chew Kinwah sebagai Koh Afuk
Adinia Wirasti sebagai Ayu
Gisella Anastasia sebagai Natalie
Tora Sudiro sebagai Robert
Asri Welas sebagai Bu Sonya
Yeyen Lidya sebagai Anita

Sinopsis

Seorang laki-laki bernama Erwin (Ernest Prakasa) adalah seorang pemuda yang memiliki karier yang mantap. Ia juga mempunyai seorang kekasih yang cantik bernama Natalie (Gisella Anastasia).

Ayahnya Erwin bernama Koh Afuk (Chew Kin Wah) memiliki penyakit dan kesehatannya kurang begitu baik. Ayahnya berencana mewariskan toko sembakonya untuk Erwin yang juga anak kesayangannya.
Di lain sisi, Yohan (Dion Wiyoko) yang merupakan kakak Erwin, menjadi marah karena dilangkahi. Sebagai anak paling besar yang merasa lebih perhatian pada kedua orangtuanya, Yohan yakin ia dan istrinya, Ayu (Adinia Wirasti), adalah yang paling berhak meneruskan toko tersebut.

Namun kenyataannya, ayah mereka Koh Afuk lebih memilih Erwin ketimbang Yohan yang selalu memberontak. Bagaimana nasib Erwin? Apakah Erwin akan meninggalkan kariernya demi mengurusi toko Koh Afuk meski dilarang keras oleh Natalie?

Review:

Film kedua Ernest Prakasa (setelah Ngenest) ini masih mengangkat genre drama/komedi. Film ini menyuguhkan drama keluarga dari etnis Tionghoa. Masalah yang terjadi lekat dengan keseharian khususnya dalam kehidupan dengan keluarga. Ada nilai-nilai yang menyampaikan bahwa amat penting untuk memperhatikan anggota keluarga sebagai bagian di dalamnya.

Film ini juaranya dari segi cerita, khususnya dalam orisinalitas naskah. Jika pada “Ngenest” Ernest membuat cerita dari kisah nyatanya yang diaptasi sebelumnya ke dalam buku, Cek Toko Sebelah lebih menampilkan eksplorasi cerita dari seorang Ernest Prakasa.

    https://3.bp.blogspot.com


Karakterisasi dari pemeran utama dan lawan mainnya pun sangat sesuai. Karakter Yohan yang keras mampu diredam karakter Mba Ayu yang lembut dan penyayang. Karakter Erwin yang taat pada keluarga ditampik karakter Natalie yang serius pada karier.

Sebagai penutup drama, resolusi untuk semua karakter tersaji dengan baik. Berangkat dari konflik berlapis tiap karakter dengan permasalahan masing-masing, pada akhirnya semua mampu mendapat apa yang mereka inginkan.

Untuk porsi komedi, saya akui banyak jokes bagus yang ditorehkan di film ini. Sayangnya ada pula beberapa jokes yang terkesan “diselipkan” dan tidak keluar secara natural. Faktor bahwa banyak teman-teman komika yang digandengnya untuk film ini mungkin menjadi penyebabnya. Sehingga setiap kali mereka berdialog, hampir dipastikan terdapat punch-line di ujungnya yang – walaupun menggelitik, tetap terkesan tidak natural.

Meski terbilang baru di bangku sutradara, Ernest mampu men-direct filmnya dengan baik sehingga menghasilkan cerita yang mengalir. Justru, kealpaan terlihat pada penyuntingan gambar dan audionya. Beberapa bagian klip terlihat “lompat” sebelum benar-benar selesai ditayangkan.

Misalnya karakter yang tiba-tiba sudah duduk padahal di klip sebelumnya masih berdiri, karakter yang tiba-tiba sudah masuk toko, dan bagian lain yang kalau diperhatikan terasa mengganjal. Pada audio-nya, saya beberapa kali mendengar dialog terlampau pelan seperti dialog pembuka yang ditelurkan Hernawan Yoga sebagai tukang roti; alhasil jokes yang diucapkan kurang sampai pada penonton.

Walau begitu, kesuksesan film ini tampaknya menjadi pencapaian terbesar Ernest di dunia perfilman. Cek Toko Sebelah berhasil menarik “pengunjung” hingga 2,6 juta orang. Film ini lantas masuk dalam daftar film dengan penonton terbanyak sepanjang masa. Cek Toko Sebelah berhasil meraup beberapa penghargaan seperti pemeran pendukung terbaik, penulis skenario asli terbaik, dan sutradara terbaik.

Nilai: 8 dari 10


Putu Raditya 
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta 

Sumber Gambar : IMDb

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman