Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

09 January 2019

Youtuber Tak Layak Tonton

Baca Juga



Dewasa ini, rasanya manusia tak bisa dipisahkan dengan alat komunikasi digital dan teknologi canggih lainnya. Tak ada sehari pun orang di zaman milenial dapat melepaskan keinginannya untuk berselancar di dunia baru, internet. Mulai dari anak balita sampai lansia pun terpaku pada kehebatan fasilitas yang disajikan di dalam jaringan internet

Tingginya kebutuhan manusia akan asupan informasi dan kabar terbaru meningkatkan penggunaan internet dan media sosial setiap harinya. Hal ini seakan membuat internet menjadi kebutuhan utama berada di bawah sandang, pangan, dan papan. Berlebihan? Namun, itulah faktanya.

Bukan hanya media informasi dan hiburan, banyaknya situs web yang dapat diakses juga menciptakan lahan keuntungan. Orang-orang dengan kelebihan tertentu menggali keuntungan dari penggunaan internet. Menarik pengguna lain agar melihat karya dan produknya dapat menghasilkan pundi-pundi uang.

Sebut saja YouTube, situs web yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah, menonton, serta membagikan video. Di balik ribuan video yang tersedia untuk menghibur dan mengedukasi para penggunanya, YouTube juga dijadikan sebagai tempat mengais rezeki oleh para Youtuber. Youtuber sendiri merupakan sebutan untuk orang-orang yang membuat dan berbagi video tentang dirinya melalui kreativitasnya. Selain itu, sebutan ini juga biasa disematkan bagi orang yang telah dikenal karena karyanya dan dapat menghasilkan uang melalui iklan Google Adsense.

Konten video yang dibuat oleh para youtuber sangat beragam mulai dari kegiatan sehari-hari, tanya-jawab, wawancara, hingga tutorial untuk membuat atau melakukan sesuatu. Apapun yang dirasa akan menarik perhatian pemirsa dapat dijadikan sebagai karya. Maka dari itu Youtuber juga menamai diri mereka sebagai 'content creator' karena membuat dan memikirkan isi video yang akan mereka buat.

Mirisnya, tak semua content creator membuat video yang isinya positif dan dapat mengedukasi penonton. Tak jarang mereka malah membuat isi video yang seadanya, tak bermutu, atau bahkan sampai berdampak negatif bagi penonton hanya demi mendapatkan jumlah penayangan yang tinggi. Ya, dengan banyaknya jumlah penayangan yang tinggi membuat youtuber bisa menghasilkan uang melalui iklan. Namun, apakah cara tersebut dapat dibenarkan?

Menurut penyanyi Anji yang juga seorang Youtuber dalam video yang diunggah di akun YouTube miliknya, para Youtuber atau content creator merancang dan membuat video nya dengan sedetail mungkin. Hal ini dilakukan demi mencapai ekpektasi serta harapan mereka. Tak jarang youtuber juga memiliki tim yang membantu penggarapan video, naskah, sampai penyuntingan sebelum akhirnya diunggah ke YouTube.

Youtuber juga memperhatikan kualitas kamera, latar belakang yang akan disorot, pencahayaan dan tata ruang, hingga memaksimalkan suara yang nantinya akan masuk ke dalam video. Namun, sering kali Youtuber 'abal-abal'—sebut saja begitu, tidak memperhatikan aspek-aspek penting ini. Padahal, semua itu dapat membuat pemirsa merasa lebih nyaman dan tidak terganggu baik dari visualisasi maupun audio saat menonton video.

Rasanya jadi percuma apabila youtuber yang memperhatikan segala aspek demi isi yang berkualitas pada akhirnya kalah saing dengan Youtuber abal-abal yang menggunakan cara buruk demi menarik perhatian pemirsa. Pekerjaan youtuber professional ini jadi tidak terbayar. Ya, semua kembali kepada seberapa menariknya 'wajah' pada video tersebut di mata pemirsa.

Wajah awal video yang muncul pada beranda YouTube harus lah dibuat semenarik mungkin. Wajah ini mencakup ikon video (thumbnail) dan judul yang tentu saja menjadi perhatian pemirsa sebelum meng-klik video tersebut untuk ditonton secara utuh. Wajah awal juga menjadi simbol penggambaran isi video.

Namun, lagi-lagi banyak youtuber abal-abal yang menyalahgunakan kesempatan ini. Tak jarang ditemui judul video yang bombastis atau clickbait. Clickbait sendiri merupakan sebuah istilah untuk menggambarkan konten web yang hanya bertujuan mendapatkan viewer tanpa memperdulikan kualitas dan akurasi konten yang disajikan, dengan bergantung pada judul yang sensasional dan memprovokasi atau cuplikan gambar yang mendorong orang untuk melihatnya.

Pada dasarnya judul menarik memang penting karena dapat mengambil perhatian pemirsa. Namun, apabila judul itu tidak sesuai dengan isi atau konten video maka itu menjadi sesuatu yang salah. Tentu pemirsa akan merasa tertipu dan kecewa saat mengetahui konten video berbeda dari judulnya. Terlebih apabila ditambah thumbnail yang juga tidak sesuai.

Selain itu, terdapat pula konten video yang malah negatif dan memberikan dampak buruk bagi penonton. Youtuber tentu akan membuat videonya dengan sokongan audio terutama suara asli mereka. Ini lah yang diperhatikan Youtuber profesional dengan membuat naskah dan berlatih terlebih dahulu agar tidak terjadi salah bicara saat membuat konten video.

Namun, lain hal nya dengan youtuber abal-abal. Beberapa kali pula ditemukan para Youtuber ini dengan seenaknya melontar kata-kata kasar yang seharusnya tak boleh ada didalam konten Youtube. Terlebih kata-kata tersebut lolos dari sensor. Tidak mendidik bahkan membuat dampak negatif bagi penonton.

Anak-anak kecil yang kini kian lekat dengan gawai, internet, dan YouTube merasakan dampak buruk dari para Youtuber abal-abal itu. Tak jarang anak-anak mengikuti celotehan dan umpatan kasar yang dilakukan oleh mereka dan menjadikan itu sebagai sebuah kebanggaan dan tren, hal ini harus sangat diperhatikan orang tua dan lingkungannya.

Pun sangat disayangkan Youtuber seperti itulah yang terkadang malah lebih banyak meraup penonton dibandingkan Youtuber profesional dengan konten mendidik. Tak dapat dielakkan bahwa hal ini kembali kepada bagaimana pemirsa memilih video yang akan ditonton. Maka usahakan lah untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam menyaring video di Youtube sebelum ditonton.


Suroyya Rufaidah
Politeknik Negeri Jakarta

Sumber gambar: www.youtube.com

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman