Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

04 July 2024

MENGUPAS PERAN PENTING PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GENERASI MUDA INDONESIA

Baca Juga


                                                        Gambar dibuat oleh: www.bing.com


     Perkembangan Pendidikan karakter secara historis dimulai pada abad ke 18-an. Tujuannya mendirikan dan menciptakan pendidikan yang sejalan dengan nilai keagamaan kepada para siswa. Masyarakat banyak yang menilai bahwasanya pendidikan formal yang dilakukan saat ini bersamaan dengan prinsip-prinsip teologis dapat menciptakan sumber daya manusia yang beradab. Seseorang umumnya secara sadar menginternalisasi nilai-nilai karakternya untuk memberikan pencerahan kepada orang lain dikenal sebagai pendidikan karakter (Mawardi, 2022). Pendidikan karakter dimaksudkan untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai moral, etika, dan spiritual yang dianggap dapat membentuk manusia yang sehat. Oleh sebab itu, diharapkan siswa di Indonesia tidak hanya mempunyai kecerdasan intelektual tinggi, dan memiliki karakter yang luhur dan budi pekerti yang baik.

 Pendidikan karakter di Indonesia sendiri sudah mulai diberikan oleh sebuah lembaga  sejak masa prakolonial hingga kemerdekaan tahun 1945, termasuk surau, sekolah dakwah, dayah, pesantren dan taman siswa. Pada saat itu Pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan aspek religius dan moral. Pendidikan karakter ditolak dan diabaikan oleh penguasa asing selama kolonialisme Belanda dan Jepang. Maka dari itu yang terjadi saat ini Pendidikan karakter di Indonesia mengalami evolusi kearah yang baik. Pada titik tertentu, Pendidikan disini menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada para pelajar (UI An Nur Lampung, 2023).  Hal Ini menunjukkan pemahaman yang semakin mendalam tentang pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk generasi yang berkarakter kuat dan beradab. Dari pernyataan diatas untuk mencapai Indonesia emas pada tahun 2045, pendidikan karakter harus memiliki rencana yang dapat membantu generasi yang unggul. Namun pada akhir-akhir ini pendidikan karakter Indonesia sedang mengalami krisis karena tindakan anak-anak negara tersebut.

Dengan menindaklanjuti hal tersebut, dalam hal ini peran keluarga, sekolah, guru, dan lainnya sangat penting dalam pembentukan karakter dalam menghadapi krisis pendidikan karakter di Indonesia. Pengimplementasian Pendidikan karakter yang gagal disebabkan oleh sejumlah masalah yang dihadapi oleh siswa di negara ini, seperti kepercayaan diri yang rendah, motivasi yang rendah, kecenderungan pasif, dan tidak peduli dengan lingkungannya. Maka akan ada Perubahan sosial yang sangat pesat terjadi di era milenial saat ini, dan faktor lingkungan juga sangat memengaruhi pembentukan karakter (Laramailina sari, 2022).

Perlu kita ketahui bahwasanya, sumber utama pendidikan karakter di Indonesia memiliki filosofi yang berasal dari ideologi bangsa kita yaitu pancasila. Musabab di Pancasila banyak mengandung nilai luhur yang dapat membentuk karakter bangsa sebagian besar. Oleh karena itu, krisis karakter siswa di Indonesia saat ini dapat kita cari tahu kembali ke akar masalahnya, yaitu pemahaman dan pelaksanaan Pancasila yang kurang baik.

            Solusinya, untuk mengatasi krisis pendidikan karakter di Indonesia dan mewujudkan generasi emas yang berkarakter kuat, diperlukan upaya komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Presiden keenam Republik Indonesia bahwa “perkembangan kualitas karakter di Indonesia semakin meningkat, pada puncak Hari Pendidikan Nasional tahun 2010 dicanangkan gerakan nasional pembangunan pendidikan nasional. karakter nasional diumumkan." KPAI menangani 1.885 kasus pada paruh pertama tahun 2018. Sebanyak 504 anak menjadi pelaku tindakan yang bertentangan dengan norma di Masyarakat sekaligus pelanggaran tindak pidana, mulai dari pelaku pencurian, narkoba, hingga yang terparah terlibat dalam kasus asusila.. (BEM REMA UPI, 2019).

Hal ini menunjukkan bahwa krisis karakter anak-anak Indonesia semakin parah. Meskipun telah ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, hasilnya tampaknya belum optimal di lapangan. Untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh. Beberapa tindakan strategis yang perlu dilakukan termasuk meningkatkan pendidikan karakter sejak dini, meningkatkan pengawasan dan pelatihan orang tua, dan meningkatkan penegakan hukum yang tegas terhadap menyimpang anak-anak. Indonesia hanya dapat membangun generasi muda yang berkarakter kuat dan siap mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045 dengan upaya bersama yang terencana dan berkesinambungan (Rosa, 2023).

Sekolah, orang tua, dan pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas untuk mencegah dan menindak tegas bullying di sekolah. Pendidikan karakter yang lebih baik, pengawasan yang lebih baik, dan sanksi yang tegas harus menjadi prioritas utama. Satu-satunya cara untuk menciptakan suasana lingkungan sekolah yang ramah belajar untuk bekerja sama. Walau bagaimanapun, masalah teknis dan pragmatis seringkali muncul dalam praktik pendidikan karakter. Hal ini banyak terjadi di lembaga Pendidikan informal maupun formal yang dibangun pemerintah Indonesia, dimulai dari sekolah yang paling dasar hingga sekolah menengah baik SMA ataupun SMK. Dengan pernyataan tersebut, kita bisa memahami jika pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah umum masih belum lengkap dan masih banyak kendala yang menghalangi pelaksanaannya yang harus dibahas Bersama (Baihaqi, 2024). Oleh karena itu, Anda benar ketika mengatakan bahwa pendidikan karakter di sekolah umum saat ini belum lengkap. Masih ada banyak tantangan yang perlu dibicarakan dan diselesaikan secara kolektif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait.  supaya pendidikan karakter bisa terlaksana lebih bagus pada lembaga pendidikan formal yang didirikan pemerintah, maka perlu dilakukan koreksi dan perbaikan secara terus menerus. Keberhasilannya bergantung pada komitmen, kerjasama dan inovasi berbagai pihak..

Perlu kita ketahui Bersama Dalam lima tahun ke depan Indonesia diprediksi memasuki puncak bonus demografi.  Namun, bonus tersebut dapat menjadi dilema jika gagal dipersiapkan dengan matang. Bonus demografi yang ditengarai menjadi stimulus Indonesia emas 2045 dapat berbalik arah menjadi ancaman perekonomian. Pada periode 2020-2030, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi penduduk usia produktif Indonesia akan berjumlah hingga 70 persen penduduk Indonesia. Kunci keberhasilan meraup keuntungan dari fenomena ini terletak pada baiknya kualitas penduduk dan cukupnya lapangan pekerjaan. Bonus demografi yang seharusnya menjadi kekuatan dapat menjadi ancaman bagi perekonomian Indonesia jika tidak dikelola dengan benar. Kualitas penduduk dan ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai adalah dua hal utama yang penting untuk menghasilkan keuntungan dari fenomena ini. Untuk mencapainya, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan harus melakukan sejumlah tindakan yang direncanakan secara khusus. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul perlu adanya Pendidikan karakter untuk dapat menyongsong bonus demografi untuk mewujudkan "Indonesia Emas 2045" dan menghasilkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kondisi pendidikan di Indonesia masih kalah cepat dengan negara-negara yang lebih berkembang dan maju. Kondisi ini tentu karena masih ada beberapa masalah yang perlu ditangani, mulai dari kurangnya pemerataan pendidikan, hingga rendahnya kualitas pengajar. Permasalahan tersebut memang sedang digarap oleh pemerintah, salah satunya dengan integrasi pendidikan karakter.

Dengan memahami semua kondisi tersebut, pendidikan karakter yang berintegrasi baik dalam setiap proses pendidikan memegang peranan yang sangat-sangat penting dalam membentuk siswa berkarakter, khususnya sejak sekolah dasar. Penanaman karakter pada semua  pelajaran tidak hanya memperkuat esensi pendidikan, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai luhur terinternalisasi secara mendalam. Meskipun tidak semua butir nilai dapat diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran, fokus pada nilai-nilai utama yang relevan dengan konteks pembelajaran masing-masing sangatlah krusial. Oleh karena itu, dengan menanamkan nilai karakter yang baik pada siswa sebagai bagian inti penting  kurikulum di Indonesia diharapkan dapat menghasilkan generasi yang baik dari segi kematangan emosional, kepintaran intelektual, serta kecerdasan spiritual yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.





 DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi, B. (2024). Hambatan dalam Implementasi Pendidikan Karakter. Harian Ekonomi Neraca. Hambatan dalam Implementasi Pendidikan Karakter

BEM REMA UPI. (2019). FAKTA DIBALIK ANAK INDONESIA: INDONESIA GAWAT DARURAT PENDIDIKAN KARAKTER. BEM REMA UPI. http://bem.rema.upi.edu/fakta-dibalik-anak-indonesia-indonesia-gawat-darurat-pendidikan-karakter/

Laramailina sari. (2022). Krisis Pendidikan Karakter di Indonesia. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/laramailinasari285665/639d1be1f4fbe479d5070a72/krisis-pendidikan-karakter-di-indonesia

Mawardi, R. A. (2022). Pendidikan Karakter: Pengertian, Tujuan, Unsur, dan Nilainya. Detikedu. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6139560/pendidikan

RAMANA, F. (2024). Pemuda Berkualitas untuk Indonesia Emas. Kompas.Id. https://www.kompas.id/baca/opini/2024/03/15/pemuda-berkualitas-untuk-indonesia-emas

Rosa, N. (2023). Data Kasus Bullying di Sekolah, FSGI: 50% di Jenjang SMP. DetikEdu. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6962155/data-kasus-bullying-di-sekolah-fsgi-50-di-jenjang-smp

UI An Nur Lampung. (2023). Pendidikan Karakter di Indonesia: Landasan, Implementasi, Tantangan, dan Harapan. Universitas Islam Annur Lampung. https://an-nur.ac.id/blog/pendidikan-karakter-di-indonesia-landasan-implementasi-tantangan-dan-harapan.html

Penulis:

Muhamad Arfin (202214500067)-R4A

Universitas Indraprasta PGRI

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman