Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

04 July 2024

PENDIDIKAN VOKASIONAL DAN KEWIRAUSAHAAN : MENJAWAB TANTANGAN PENGANGGURAN MUDA

Baca Juga


Gambar dibuat oleh : Infografis/ Sebaran Pengangguran di Indonesia/ Edward Ricardo



             Pengangguran di kalangan pemuda Indonesia, khususnya lulusan pendidikan tinggi, telah menjadi masalah yang mendesak pada hari ini. Menurut data dari BPS menunjukkan bahwa pengangguran mencapai 5,86%, yang berarti ada 8,42juta orang tanpa pekerjaan, angka pengangguran pada tahun 2021 di tingkat pendidikan SD sebesar 3,15%, SMP sebesar 6,45%, SMA umum sebesar 9,09%, SMK11,13%, Diploma I/II/III sebesar 5,87%, Universitas 5,98 %, sedangkan pada tahun 2022 di tingkat pendidikan SD sebesar 3,59%, SMP sebesar 5,95%, SMA umum sebesar 8,57%, SMK 9,42%, serta Diploma I/II/III sebesar 4,59%, Universitas 4,80 %. Angka ini lebih tinggi di kalangan lulusan SMA kejuruan dan universitas, menunjukkan kesenjangan antara pendidikan yang diterima dan kebutuhan pasar kerja. (Badan Pusat Statistik, 2023) Pengangguran tidak dipandang dari tingkat pendidikannya tetapi karena adanya hambatan dari pengalaman ,serta kecakapannya.

Salah satu penyebab utama dari tingginya angka pengangguran ini adalah kurangnya minat dan keterampilan berwirausaha di kalangan pemuda. Mereka sering kali menghadapi hambatan seperti kurangnya kecakapan, pendidikan kewirausahaan, pengalaman, sumber daya, jejaring, dan dukungan keluarga (Widyaningsih & Fatah, 2021). Selain itu, penting juga untuk mengakui dan mengatasi faktor-faktor internal seperti ego yang tinggi dan kurangnya soft skill yang menjadi hambatan bagi pemuda.

Sistem pendidikan yang terlalu teoretis dan kurang berorientasi pada kebutuhan industri juga berkontribusi pada masalah ini. Ketidaksesuaian antar tingkat kelulusan dengan kebutuhan tenaga siap kerja di industri menjadi pemegang faktor utama melambungnya tingkat pengangguran generasi muda. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan analisis sistematis terhadap sistem pendidikan seluruh negara. Tujuannya ialah untuk menemukan akar permasalahan yang terjadi pada saat ini dan menemukan penyebab adanya ketidaksesuaian antar produksi pelajar siap kerja dengan kebutuhan di dunia industri. Beberapa hal yang harus kita analisis secara teliti adalah metode pengajaran, sarana dan prasarana pelatihan, kualitas pengajar, kurikulum, dan relevansi bahan kajian di bidang industri. Perspektif pendanaan penting dilakukan untuk menjamin mutu pendidikan yang baik dan kesesuaian dengan kebutuhan lapangan yang terampil. Keterbatasan anggaran dalam sektor pendidikan tersebut menjadi tantangan dalam meningkatan mutu pendidikan, misalnya pelatihan guru sekolah, pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja,  serta penyediaan kesempatan belajar yang memadai. Di Indonesia, permasalahan pendidikan keuangan sangatlah rumit dan memiliki kompleksitas tinggi. Meskipun pemerintah sudah berusaha meningkatkan anggaran, namun dalam hal implementasinya masih belum dapat dikatakan optimal. Berikutnya ketimpangan distribusi anggaran pendidikan di Indonesia antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan juga menjadi tantangan. Imbasnya kualitas pendidikan yang terjadi di Indonesia mengalami ketimpangan, ketimpangan tersebut menjadikan kesenjangan produksi siswa lulusan yang terampil dalam memenuhi kebutuhan industri. (Fifty Kosam, 2024).

Ada beberapa solusi dalam mengatasi masalah sistem pendidikan yang terlalu teoretis dan kurang berorientasi pada kebutuhan industri yaitu harus mengembangkan kurikulum yang lebih berorientasi praktik dan sesuai dengan kebutuhan industri terkini. Hal ini dapat mencakup penambahan mata pelajaran yang berfokus pada keterampilan praktis dan teknologi baru, lalu membangun kemitraan dengan industri untuk memastikan bahwa materi pembelajaran yang di ajarkan ini relevan dengan kebutuhan pasar kerja, industri saat ini dan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, mengadakan pembelajaran berbasis proyek juga perlu karena menerapkan metode ini memungkinkan siswa untuk mengerjakan proyek nyata yang berkaitan dengan industri sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan yang di butuhkan di tempat kerja. Berikut hanya beberapa solusi yang di sarankan, di harapkan lulusan pendidikan akan memiliki keterampilan yag lebih sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga dapat mengurangi tingkat pengagguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pengembangan jiwa kewirausahaan dan akses modal bagi pemuda untuk memulai usaha masih minim.Banyak anak muda yang inovatif & kreatif namun mereka terhambat dengan keterbatasan sumber daya. Serta kurangnya keterampilan dalam manajemen bisnis sehingga menjadi penghalang untuk anak muda tersebut. (Amelia Putri, 2024). Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk kewirausahaan yang berkualitas. Pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan sekarang juga banyak yang sudah mengadakan pelatihan manajemen, dan mentorship yang dapat membantu pemuda mengembangkan ide-ide mereka menjadi usaha yang berkelanjutan. Selain itu, penting juga untuk memfasilitasi akses terhadap modal usaha melalui skema pembiayaan yang inovatif, seperti kredit mikro, crowdfunding, dan program bantuan modal dari pemerintah atau lembaga donor. Pemuda akan memiliki sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi hambatan finansial dan pengetahuan, memungkinkan mereka untuk mewujudkan potensi penuh mereka sebagai pengusaha muda yang sukses.

Tantangan yang harus di hadapi yaitu Penyesuaian Kurikulum yaitu Menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri yang terus berubah merupakan tantangan besar. Yang kedua, Keterlibatan Industri yaitu  Mendapatkan keterlibatan aktif dari industri dalam proses pendidikan adalah tantangan, terutama dalam hal menyediakan pelatihan praktis dan magang bagi siswa. yang ketiga, Pembiayaan yaitu memastikan pembiayaan yang cukup untuk program kolaboratif antara pendidikan vokasi dan industri, seperti melalui skema Matching Fund, adalah tantangan yang memerlukan komitmen dari semua pihak. dan yang terakhir, kualitas Pendidikan yaitu meningkatkan kualitas pendidikan vokasi agar lulusannya dapat bersaing di pasar kerja global juga merupakan tantangan yang signifikan.(Kementrian pendidikan,kebudayaan,riset, 2024) Kolaborasi antara lembaga pendidikan, industri, dan pemerintah diperlukan untuk menyiapkan lulusan yang siap kerja. Tantangan-tantangan seperti penyesuaian kurikulum, keterlibatan industri, pembiayaan, dan peningkatan kualitas pendidikan harus diatasi. Program seperti Dana Padanan telah diinisiasi untuk memperkuat ekosistem kolaborasi ini.

Melalui kolaborasi Integrasi kewirausahaan kurikulum pendidikan dapat mendorong minat dan keterampilan berwirausaha di kalangan pemuda. Hal ini akan membantu mereka menjadi lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan, sehingga mereka dapat berhasil menavigasi lingkungan kerja yang dinamis di masa depan. (Zulfikri, 2022). Upaya pemerintah untuk mengatasi tantangan pengangguran pemuda dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan termasuk mengubah pola pikir menjadi lifelong learning melalui program seperti Prakerja, memetakan kebutuhan pasar kerja, dan menyusun peraturan untuk memperluas akses ke pasar kerja luar negeri. Beberapa upaya pemerintah mengatasi 10 juta pengangguuran di indonesia yaitu, Mengubah pola pikir menjadi lifelong learning melalui program seperti Prakerja, dengan peran penting dari pelaku usaha dalam proses pemetaan tersebut. Memperluas akses ke pasar kerja luar negeri, Membuat ekosistem wirausaha di dalam negeri untuk meningkatkan jumlah pengusaha, yang akan membantu menyerap pengangguran muda. (Andi M.Arief, 2024).

 

Dengan upaya bersama dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta, diharapkan tingkat pengangguran muda dapat dikurangi dan pemuda dapat memiliki kesempatan yang lebih baik untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat. Dengan demikian, pemuda dapat menjadi aset berharga bagi negara dan masyarakat.

 

DAFTAR PUSTAKA

Amelia Putri. (2024). MENGEMBANGKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DI KALANGAN PEMUDA. MEDIUM. https://medium.com/@ameliapb11/mengembangkan-jiwa-kewirausahaan-di-kalangan-pemuda-a62b86299360

Andi M.Arief. (2024). 4 Strategi Pemerintah Mengatasi 10 Juta Gen Z Pengangguran. Kata Data.Go.Id. https://katadata.co.id/berita/industri/6669748949fbd/4-strategi-pemerintah-mengatasi-10-juta-gen-z-pengangguran

Badan Pusat Statistik. (2023). Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan, 2021-2022. BPS. https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTE3OSMy/unemployment-rate-by-education-level.html

Fifty Kosam. (2024). KETIDAKSESUAIAN PENDIDIKAN DAN KEBUTUHAN INDUSTRI: ANALISIS SISTEMIK TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA. MEDIUM. https://medium.com/@fiftykosam2020/ketidaksesuaian-pendidikan-dan-kebutuhan-industri-analisis-sistemik-terhadap-sistem-pendidikan-e4ae466411ab

Kementrian pendidikan,kebudayaan,riset,  dan teknologi. (2024). MATCHING FUND PROGRAM PKK DAN PKW: PERERAT EKOSISTEM KOLABORASI DENGAN MITRA. Vokasi.Kemendikbud. https://www.vokasi.kemdikbud.go.id/read/b/matching-fund-program-pkk-dan-pkw-pererat-ekosistem-kolaborasi-dengan-mitra

Widyaningsih, D., & Fatah, A. R. (2021). Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia. SMERU. https://smeru.or.id/id/research-id/ekosistem-kewirausahaan-pemuda-di-indonesia

Zulfikri. (2022). Pentingnya Integrasi Kemampuan Wirausaha dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia. Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/humaniora/481481/pentingnya-integrasi-kemampuan-wirausaha-dalam-kurikulum-pendidikan-indonesia

Amelia Putri. (2024). MENGEMBANGKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DI KALANGAN PEMUDA. MEDIUM. https://medium.com/@ameliapb11/mengembangkan-jiwa-kewirausahaan-di-kalangan-pemuda-a62b86299360

Andi M.Arief. (2024). 4 Strategi Pemerintah Mengatasi 10 Juta Gen Z Pengangguran. Kata Data.Go.Id. https://katadata.co.id/berita/industri/6669748949fbd/4-strategi-pemerintah-mengatasi-10-juta-gen-z-pengangguran

Badan Pusat Statistik. (2023). Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan, 2021-2022. BPS. https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTE3OSMy/unemployment-rate-by-education-level.html

Fifty Kosam. (2024). KETIDAKSESUAIAN PENDIDIKAN DAN KEBUTUHAN INDUSTRI: ANALISIS SISTEMIK TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA. MEDIUM. https://medium.com/@fiftykosam2020/ketidaksesuaian-pendidikan-dan-kebutuhan-industri-analisis-sistemik-terhadap-sistem-pendidikan-e4ae466411ab

Kementrian pendidikan,kebudayaan,riset,  dan teknologi. (2024). MATCHING FUND PROGRAM PKK DAN PKW: PERERAT EKOSISTEM KOLABORASI DENGAN MITRA. Vokasi.Kemendikbud. https://www.vokasi.kemdikbud.go.id/read/b/matching-fund-program-pkk-dan-pkw-pererat-ekosistem-kolaborasi-dengan-mitra

Widyaningsih, D., & Fatah, A. R. (2021). Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia. SMERU. https://smeru.or.id/id/research-id/ekosistem-kewirausahaan-pemuda-di-indonesia

Zulfikri. (2022). Pentingnya Integrasi Kemampuan Wirausaha dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia. Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/humaniora/481481/pentingnya-integrasi-kemampuan-wirausaha-dalam-kurikulum-pendidikan-indonesia

 

Penulis :

Bunga Kanaia Fildza Ardian (202214500077) - R4A

Universitas Indraprasta PGRI

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman