Baca Juga
Pengangguran di kalangan pemuda Indonesia, khususnya lulusan pendidikan tinggi, telah menjadi masalah yang mendesak pada hari ini. Menurut data dari BPS menunjukkan bahwa pengangguran mencapai 5,86%, yang berarti ada 8,42juta orang tanpa pekerjaan, angka pengangguran pada tahun 2021 di tingkat pendidikan SD sebesar 3,15%, SMP sebesar 6,45%, SMA umum sebesar 9,09%, SMK11,13%, Diploma I/II/III sebesar 5,87%, Universitas 5,98 %, sedangkan pada tahun 2022 di tingkat pendidikan SD sebesar 3,59%, SMP sebesar 5,95%, SMA umum sebesar 8,57%, SMK 9,42%, serta Diploma I/II/III sebesar 4,59%, Universitas 4,80 %. Angka ini lebih tinggi di kalangan lulusan SMA kejuruan dan universitas, menunjukkan kesenjangan antara pendidikan yang diterima dan kebutuhan pasar kerja. (Badan Pusat Statistik, 2023) Pengangguran tidak dipandang dari tingkat pendidikannya tetapi karena adanya hambatan dari pengalaman ,serta kecakapannya.
Salah satu penyebab utama dari tingginya angka
pengangguran ini adalah kurangnya minat dan keterampilan berwirausaha di
kalangan pemuda. Mereka sering kali menghadapi hambatan seperti kurangnya
kecakapan, pendidikan kewirausahaan, pengalaman, sumber daya, jejaring, dan
dukungan keluarga (Widyaningsih & Fatah, 2021). Selain itu, penting juga untuk mengakui dan
mengatasi faktor-faktor internal seperti ego yang tinggi dan kurangnya soft
skill yang menjadi hambatan bagi pemuda.
Sistem pendidikan yang terlalu teoretis dan
kurang berorientasi pada kebutuhan industri juga berkontribusi pada masalah
ini. Ketidaksesuaian
antar tingkat kelulusan dengan kebutuhan tenaga siap kerja di industri menjadi pemegang
faktor utama melambungnya tingkat pengangguran generasi muda. Untuk mengatasi
masalah ini, diperlukan analisis sistematis terhadap sistem pendidikan seluruh
negara. Tujuannya ialah untuk menemukan akar permasalahan yang terjadi pada
saat ini dan menemukan penyebab adanya ketidaksesuaian antar produksi pelajar
siap kerja dengan kebutuhan di dunia industri. Beberapa hal yang harus kita
analisis secara teliti adalah metode pengajaran, sarana dan prasarana pelatihan,
kualitas pengajar, kurikulum, dan relevansi bahan kajian di bidang industri. Perspektif
pendanaan penting dilakukan untuk menjamin mutu pendidikan yang baik dan
kesesuaian dengan kebutuhan lapangan yang terampil. Keterbatasan anggaran dalam
sektor pendidikan tersebut menjadi tantangan dalam meningkatan mutu pendidikan,
misalnya pelatihan guru sekolah, pengembangan kurikulum yang relevan dengan
kebutuhan dunia kerja, serta penyediaan
kesempatan belajar yang memadai. Di Indonesia, permasalahan pendidikan keuangan
sangatlah rumit dan memiliki kompleksitas tinggi. Meskipun pemerintah sudah
berusaha meningkatkan anggaran, namun dalam hal implementasinya masih belum dapat
dikatakan optimal. Berikutnya ketimpangan distribusi anggaran pendidikan di
Indonesia antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan juga menjadi tantangan. Imbasnya
kualitas pendidikan yang terjadi di Indonesia mengalami ketimpangan, ketimpangan
tersebut menjadikan kesenjangan produksi siswa lulusan yang terampil dalam memenuhi
kebutuhan industri. (Fifty
Kosam, 2024).
Ada beberapa solusi dalam mengatasi masalah
sistem pendidikan yang terlalu teoretis dan kurang berorientasi pada kebutuhan
industri yaitu harus mengembangkan kurikulum yang lebih berorientasi praktik
dan sesuai dengan kebutuhan industri terkini. Hal ini dapat mencakup penambahan
mata pelajaran yang berfokus pada keterampilan praktis dan teknologi baru, lalu
membangun kemitraan dengan industri untuk memastikan bahwa materi pembelajaran
yang di ajarkan ini relevan dengan kebutuhan pasar kerja, industri saat ini dan
menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, mengadakan pembelajaran berbasis
proyek juga perlu karena menerapkan metode ini memungkinkan siswa untuk
mengerjakan proyek nyata yang berkaitan dengan industri sehingga mereka dapat
mengembangkan keterampilan yang di butuhkan di tempat kerja. Berikut hanya
beberapa solusi yang di sarankan, di harapkan lulusan pendidikan akan memiliki
keterampilan yag lebih sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga dapat
mengurangi tingkat pengagguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan dan akses
modal bagi pemuda untuk memulai usaha masih minim.Banyak anak muda yang
inovatif & kreatif namun mereka terhambat dengan keterbatasan sumber daya.
Serta kurangnya keterampilan dalam manajemen bisnis sehingga menjadi penghalang
untuk anak muda tersebut. (Amelia Putri, 2024). Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk kewirausahaan
yang berkualitas. Pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan sekarang
juga banyak yang sudah mengadakan pelatihan manajemen, dan mentorship yang
dapat membantu pemuda mengembangkan ide-ide mereka menjadi usaha yang
berkelanjutan. Selain itu, penting juga untuk memfasilitasi akses terhadap
modal usaha melalui skema pembiayaan yang inovatif, seperti kredit mikro,
crowdfunding, dan program bantuan modal dari pemerintah atau lembaga donor.
Pemuda akan memiliki sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi hambatan
finansial dan pengetahuan, memungkinkan mereka untuk mewujudkan potensi penuh
mereka sebagai pengusaha muda yang sukses.
Tantangan yang
harus di hadapi yaitu Penyesuaian Kurikulum yaitu Menyesuaikan kurikulum
pendidikan dengan kebutuhan industri yang terus berubah merupakan tantangan
besar. Yang kedua, Keterlibatan Industri yaitu
Mendapatkan keterlibatan aktif dari industri dalam proses pendidikan
adalah tantangan, terutama dalam hal menyediakan pelatihan praktis dan magang
bagi siswa. yang ketiga, Pembiayaan yaitu memastikan pembiayaan yang cukup
untuk program kolaboratif antara pendidikan vokasi dan industri, seperti melalui
skema Matching Fund, adalah tantangan yang memerlukan komitmen dari semua
pihak. dan yang terakhir, kualitas Pendidikan yaitu meningkatkan kualitas
pendidikan vokasi agar lulusannya dapat bersaing di pasar kerja global juga
merupakan tantangan yang signifikan.(Kementrian
pendidikan,kebudayaan,riset, 2024) Kolaborasi antara lembaga pendidikan, industri, dan pemerintah
diperlukan untuk menyiapkan lulusan yang siap kerja. Tantangan-tantangan
seperti penyesuaian kurikulum, keterlibatan industri, pembiayaan, dan
peningkatan kualitas pendidikan harus diatasi. Program seperti Dana Padanan
telah diinisiasi untuk memperkuat ekosistem kolaborasi ini.
Melalui kolaborasi Integrasi kewirausahaan
kurikulum pendidikan dapat mendorong minat dan keterampilan berwirausaha di
kalangan pemuda. Hal ini akan membantu mereka menjadi lebih fleksibel dan
adaptif terhadap perubahan, sehingga mereka dapat berhasil menavigasi
lingkungan kerja yang dinamis di masa depan. (Zulfikri, 2022). Upaya pemerintah untuk mengatasi tantangan
pengangguran pemuda dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
termasuk mengubah pola pikir menjadi lifelong learning melalui program seperti
Prakerja, memetakan kebutuhan pasar kerja, dan menyusun peraturan untuk
memperluas akses ke pasar kerja luar negeri. Beberapa upaya pemerintah mengatasi
10 juta pengangguuran di indonesia yaitu, Mengubah pola pikir menjadi lifelong
learning melalui program seperti Prakerja, dengan peran penting dari pelaku
usaha dalam proses pemetaan tersebut. Memperluas akses ke pasar kerja luar
negeri, Membuat ekosistem wirausaha di dalam negeri untuk meningkatkan jumlah
pengusaha, yang akan membantu menyerap pengangguran muda. (Andi
M.Arief, 2024).
Dengan upaya bersama dari pemerintah, lembaga
pendidikan, dan sektor swasta, diharapkan tingkat pengangguran muda dapat
dikurangi dan pemuda dapat memiliki kesempatan yang lebih baik untuk
berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat. Dengan
demikian, pemuda dapat menjadi aset berharga bagi negara dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia
Putri. (2024). MENGEMBANGKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DI KALANGAN PEMUDA.
MEDIUM.
https://medium.com/@ameliapb11/mengembangkan-jiwa-kewirausahaan-di-kalangan-pemuda-a62b86299360
Andi M.Arief.
(2024). 4 Strategi Pemerintah Mengatasi 10 Juta Gen Z Pengangguran. Kata
Data.Go.Id.
https://katadata.co.id/berita/industri/6669748949fbd/4-strategi-pemerintah-mengatasi-10-juta-gen-z-pengangguran
Badan Pusat
Statistik. (2023). Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat
Pendidikan, 2021-2022. BPS.
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTE3OSMy/unemployment-rate-by-education-level.html
Fifty Kosam. (2024).
KETIDAKSESUAIAN PENDIDIKAN DAN KEBUTUHAN INDUSTRI: ANALISIS SISTEMIK
TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA.
MEDIUM.
https://medium.com/@fiftykosam2020/ketidaksesuaian-pendidikan-dan-kebutuhan-industri-analisis-sistemik-terhadap-sistem-pendidikan-e4ae466411ab
Kementrian
pendidikan,kebudayaan,riset, dan
teknologi. (2024). MATCHING FUND PROGRAM PKK DAN PKW: PERERAT EKOSISTEM
KOLABORASI DENGAN MITRA. Vokasi.Kemendikbud.
https://www.vokasi.kemdikbud.go.id/read/b/matching-fund-program-pkk-dan-pkw-pererat-ekosistem-kolaborasi-dengan-mitra
Widyaningsih, D.,
& Fatah, A. R. (2021). Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia.
SMERU.
https://smeru.or.id/id/research-id/ekosistem-kewirausahaan-pemuda-di-indonesia
Zulfikri. (2022). Pentingnya
Integrasi Kemampuan Wirausaha dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia. Media
Indonesia.
https://mediaindonesia.com/humaniora/481481/pentingnya-integrasi-kemampuan-wirausaha-dalam-kurikulum-pendidikan-indonesia
Amelia
Putri. (2024). MENGEMBANGKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DI KALANGAN PEMUDA.
MEDIUM.
https://medium.com/@ameliapb11/mengembangkan-jiwa-kewirausahaan-di-kalangan-pemuda-a62b86299360
Andi M.Arief.
(2024). 4 Strategi Pemerintah Mengatasi 10 Juta Gen Z Pengangguran. Kata
Data.Go.Id.
https://katadata.co.id/berita/industri/6669748949fbd/4-strategi-pemerintah-mengatasi-10-juta-gen-z-pengangguran
Badan Pusat
Statistik. (2023). Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat
Pendidikan, 2021-2022. BPS.
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTE3OSMy/unemployment-rate-by-education-level.html
Fifty Kosam. (2024).
KETIDAKSESUAIAN PENDIDIKAN DAN KEBUTUHAN INDUSTRI: ANALISIS SISTEMIK
TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA.
MEDIUM.
https://medium.com/@fiftykosam2020/ketidaksesuaian-pendidikan-dan-kebutuhan-industri-analisis-sistemik-terhadap-sistem-pendidikan-e4ae466411ab
Kementrian
pendidikan,kebudayaan,riset, dan
teknologi. (2024). MATCHING FUND PROGRAM PKK DAN PKW: PERERAT EKOSISTEM
KOLABORASI DENGAN MITRA. Vokasi.Kemendikbud.
https://www.vokasi.kemdikbud.go.id/read/b/matching-fund-program-pkk-dan-pkw-pererat-ekosistem-kolaborasi-dengan-mitra
Widyaningsih, D.,
& Fatah, A. R. (2021). Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia.
SMERU.
https://smeru.or.id/id/research-id/ekosistem-kewirausahaan-pemuda-di-indonesia
Zulfikri. (2022). Pentingnya
Integrasi Kemampuan Wirausaha dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia. Media
Indonesia.
https://mediaindonesia.com/humaniora/481481/pentingnya-integrasi-kemampuan-wirausaha-dalam-kurikulum-pendidikan-indonesia
Penulis :
Bunga Kanaia Fildza Ardian (202214500077) - R4A
Universitas Indraprasta PGRI