Baca Juga
Genre : Crime, Thriller
Rilis : 31 Mei 2013
Durasi : 125 menit
Sutradara : Louis Leterrier
Produser : Bobby Cohen, Alex Kurtzman Roberto Orci
Pemain :
• Jesse Eisenberg sebagai J. Daniel Atlas
• Isla Fisher sebagai Henley Reeves
• Dave Franco sebagai Jack Wilder
• Woody Harrelson sebagai Merrit McKinney
• Mark Ruffalo sebagai Dylan Rhodes
• Mélanie Laurent sebagai Alma Dray
• Morgan Freeman sebagai Thaddeus Bradley
• Michael Caine sebagai Arthur Treesler
Sinopsis:
Empat pesulap jalanan dengan keahlian masing-masing dikumpulkan oleh seorang misterius melalui kartu tarot. “Undangan” tanpa identitas itu yang membawa mereka mengenal satu sama lain dan beraksi bersama dalam sebuah kelompok.
Mereka menamai diri mereka “The Four Horsemen”. Mereka adalah J. Daniel Atlas seorang pesulap kartu; Henley Reeves seorang escapist; Jack Wilder seorang ilusionis kecepatan tangan; dan Merritt McKinney seorang mentalis dan ahli hipnosis.
Mereka melakukan aksi sulap yang spektakuler dengan bantuan pendanaan dan sponsor dari seorang milyuner, Arthur Tressler. Sayangnya, aksi sulap mereka sekaligus merupakan sebuah tindak kriminal. Aksi pertama Horsemen membawa mereka sebagai tersangka perampokan bank. Agen FBI, Dylan Rhodes dan temannya dari Interpol, Alma Dray, menginterogasi Horsemen namun tidak menemukan bukti bahwa mereka bersalah.
Karena masih penasaran, Dylan terus mengikuti aksi Horsemen berikutnya dengan dibantu oleh mantan pesulap, Thaddeus Bradley, untuk mengungkap trik sekaligus kejahatan mereka. Siapa sebenarnya dalang di balik kejahatan-kejahatan tersebut? Dan apa yang direncanakan Horsemen sebenarnya?
Review:
Sebenarnya jalan cerita dari film ini sederhana. Pengejaran kelompok penjahat yang tidak bersalah sambil mengungkap dalang di balik kejahatan tersebut. Cerita semacam ini akan membawa penonton pada plot twist yang akan mengungkap identitas salah satu karakter lebih jauh.
Hanya saja, kemasannya yang classy dan mengangkat tema tidak biasa yakni aksi sulap, membuat film ini memiliki nilai lebih. Sayangnya, unsur seni sulap yang menjadi pondasi utama film ini bahkan tidak benar-benar ada.
Hampir semua aksi yang dipertontonkan hanya mengandalkan ilusi pengambilan gambar, efek visual dan CGI, serta akting para aktornya sendiri. Tidak seperti menonton aksi sulap sungguhan. Satu-satunya trik yang berhasil adalah trik pertama yang ditunjukkan oleh J. Daniel Atlas sebagai pembuka film. Penonton – secara tidak langsung, akan diminta memilih satu kartu dari tumpukan deck. Jika pilihan Anda tepat, Atlas akan mampu menebak apa kartu yang Anda pikirkan.
http://www.asset1.net/tv
Sementara itu, aksi sulap lainnya, meskipun dipenuhi efek film, tetap menarik untuk disaksikan. Apalagi tokoh Thaddeus si mantan pesulap yang selalu membocorkan trik yang digunakan di balik setiap aksi Horsemen. Bocoran itu yang membuat penonton akan berpikir ulang, mengapa mereka tak melihat “trik” itu sebelumnya.
Sepanjang jalan cerita, tidak semua tokoh utama menggunakan kemampuan uniknya untuk menyelesaikan permasalahan. Henley Reeves yang diperankan Isla Fisher, tidak lagi menggunakan kemampuan escapologist-nya setelah adegan pembuka. Merrit McKinney yang diperankan Woody Harrelson pun tidak mengandalkan kemampuan mentalisnya untuk membaca pikiran, seperti yang ia lakukan pada adegan awal.
Janggalnya lagi, diceritakan bahwa orang yang mengumpulkan Horsemen berasal dari organisasi sakral di dunia sihir, The Eye. Namun, pemimpin dari The Eye malah memperdaya Horsemen untuk kepentingan pribadinya. Jika The Eye adalah sakral, maka tak seharusnya pemimpin memanfaatkan nama besar organisasi untuk kepentingannya sendiri.
Anggota Horsemen pun terlalu mudah diperalat hanya karena mereka ingin bergabung dengan The Eye dan menunjukkan loyalitas mereka. Mereka rela terjebak situasi berbahaya, menjadi buronan FBI, bahkan terancam dipenjara.
Meski banyak unsur yang kurang memuaskan, twist yang mengungkap siapa pemimpin Horsemen dan apa motif aksinya cukup mengejutkan. Mungkin itu juga yang menjadi trik sulap paling berhasil. Penonton dialihkan perhatiannya dengan aksi spektakuler, sampai kalian tidak sadar bahwa orang yang sedari tadi dicari ada di depan mata kalian.
Nilai: 7,5 dari 10
Putu Raditya
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Sumber gambar : http://realorfake4k.com/