Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

04 July 2024

Gaya Mengajar Guru : Apa dampaknya terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik?

Baca Juga





Gambar oleh : Canva





Menurut penelitian yang menggunakan metode studi pustaka, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh informasi dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karya tulis ilmiah, tesis, ensiklopedia, dan berbagai sumber tertulis lainnya. Hasil penelitian mengungkapkan adanya empat gaya mengajar guru di sekolah, yaitu: gaya mengajar klasik, di mana peran guru sangat dominan dan penyampaian materi tidak didasarkan pada minat peserta didik; gaya mengajar teknologis, di mana peserta didik menggunakan perangkat atau media dalam proses belajar ; gaya mengajar personalisasi, yang didasarkan pada minat, pengalaman, dan perkembangan mental peserta didik ; dan gaya mengajar interaksional, di mana peran guru dan peserta didik sama-sama penting dalam proses belajar mengajar. (Suntia, 2021)

 

Gaya mengajar seorang guru mencakup berbagai metode yang digunakan untuk menyampaikan materi Pelajaran kepada peserta didik. Gaya mengajar merupakan suatu penampilan guru ketika mengajar.Setiap guru mungkin memiliki gaya mengajar yang berbeda, tergantung pada kepribadian dan pengalaman mengajarnya. Gaya mengajar seorang guru mencerminkan cara mereka mengajar.

 

Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, dan angket/kuesioner. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa rata-rata peserta didik memiliki berbagai gaya belajar. Terungkap bahwa 47% dari mereka memiliki gaya belajar visual, 31% auditori, dan 21% kinestetik. Variasi ini menimbulkan tantangan bagi guru untuk menerapkan strategi pembelajaran yang beragam. Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap peserta didik dengan lebih efektif. (Himmah & Nugraheni, 2023)

 

Gaya belajar memiliki peranan yang sangat kursial dalam proses kegiatan belajar. Gaya belajar merujuk pada metode belajar yang paling disukai oleh peserta didik. Pada dasarnya setiap peserta didik mempunyai semua tipe gaya belajar namun tidak semuanya berkembang secara seimbang, biasanya hanya satu tipe gaya belajar yang dominan pada peserta didik maka dari itu setiap peserta didik harus paham tipe gaya belajar mereka seperti apa agar memudahkan mereka dalam menerima pembelajaran.

 

Dalam proses pembelajaran, tugas guru tidak hanya terbatas pada penyampaian materi atau transfer ilmu. Karena pembelajaran melibatkan beberapa aspek penilaian yang harus dilakukan oleh guru terhadap peserta didik, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. (Turhusna & Solatun, 2020)


Setiap peserta didik memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan hasil yang optimal, guru harus memahami dengan jelas karakteristik setiap peserta didik.

 

Beberapa peserta didik biasanya lebih mudah menerima metode pembelajaran visual seperti menggunakan gambar dan video, karena mereka lebih mudah memahami informasi yang disajikan secara grafis. Peserta didik lain mungkin unggul dalam pembelajaran auditori dimana mereka lebih mudah menyerap informasi melalui pendengaran, seperti dalam bentuk metode ceramah atau diskusi. Selain itu, faktor motivasi juga memegang peran penting, peserta didik yang sangat tertarik dengan topik pembelajaran umumnya akan menunjukkan respon yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang kurang tertarik.

 

Guru harus memahami minat dan keinginan para peserta didik. Jika guru tidak melakukan hal ini, kebutuhan belajar peserta didik tidak akan sepenuhnya terpenuhi. menggunakan metode mengajar yang monoton dan tidak menggunakan cara lain yang berbeda dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, guru perlu menjadi lebih kreatif dan inovatif, serta memiliki kompetensi yang tinggi. Salah satu upaya agar kompetensinya meningkat, guru dapat terus belajar dan mengikuti berbagai pelatihan. (Supini, 2021)

 

Guru menghadapi banyak tantangan berbeda ketika memilih gaya mengajar yang efektif untuk semua peserta didik. Salah satu tantangan utama adalah variasi gaya belajar di dalam kelas. Setiap peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda, seperti visual, auditori, kinestetik, atau kombinasi dari gaya-gaya tersebut. Menerapkan semua gaya belajar ini memerlukan pendekatan yang beragam, yang mungkin sulit diterapkan secara konsisten. Selain itu, tingkat kemampuan belajar peserta didik yang berbeda- beda juga menambah kompleksitas.Guru harus menyesuaikan materi dengan kebutuhan peserta didik.

 

Tantangan lainnya adalah keterbatasan sumber daya. Tidak semua sekolah dilengkapi dengan teknologi atau perangkat pembelajaran yang lengkap, sehingga guru harus kreatif dalam memanfaatkan apa yang tersedia. Guru harus terus belajar dan beradaptasi, mengembangkan strategi yang efektif melalui penerapan dan evaluasi praktik pengajaran mereka secara terus menerus.

 

Motivasi belajar harus ditanamkan dan memegang peranan penting dalam diri setiap peserta didik untuk mencapai keberhasilan akademik yang maksimal. Motivasi belajar membantu peserta didik untuk lebih mudah belajar menangkap dan menyerap ilmu yang diberikan oleh guru. Peserta didik yang termotivasi belajar akan bersemangat dan berusaha untuk belajar. Gaya mengajar guru mempunyai dampak yang kuat terhadap motivasi belajar peserta didik. Gaya yang interaktif, inklusif, berpusat pada peserta didik, cenderung meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sebaliknya, gaya yang otoriter dan kaku dapat menurunkan motivasi dan keterlibatan peserta didik. Dengan memahami dan menerapkan pendekatan pengajaran yang efektif, pendidik dapat menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung dan menginspirasi, yang kemudian membantu peserta didik mencapai puncak kemampuan mereka. (Gajah & Simanjuntak, 2023)


Guru perlu menggunakan pendekatan diferensiasi, yang menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat masing-masing peserta didik, car aini berhasil membangkitkan motivasi internal. Ketika peserta didik merasa bahwa pembelajaran relevan dengan minat pribadi mereka dan diakui kemampuan unik mereka, mereka cenderung lebih bersemangat dan terdorong untuk berprestasi.

 

Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang suportif dan menginspirasi, di mana peserta didik merasa aman untuk bereksplorasi dan membuat kesalahan, dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keinginan untuk belajar lebih lanjut. Ketika peserta didik diberikan kesempatan untuk mengambil keputusan dalam proses belajar mereka, seperti memilih topik untuk proyek kelompok atau cara mereka ingin menyelesaikan tugas, mereka merasa lebih bertanggung jawab dan termotivasi untuk berpartisipasi aktif.

 

Motivasi menjadi bisa menjadi faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik. Keberhasilan dalam belajar tergantung pada keinginan individu untuk belajar. Motivasi berperan sebagai dorongan untuk mencapai hasil akademis yang memuaskan.. Motivasi merupakan landasan bagi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang baik, dengan begitu akan menjadikan hasil belajar tersebut sebagai dasar untuk menentukan perolehan keterampilan yang diharapkan. Nilai yang dicapai dalam hasil belajar juga menentukan keutuhan proses belajar seorang peserta didik, yang mempengaruhi kemajuannya ke jenjang berikutnya. (Rahman, 2021)

 

Motivasi belajar membantu peserta didik mengembangkan sikap positif terhadap pendidikan. Mereka yang termotivasi biasanya memiliki pandangan optimis tentang kemampuan mereka untuk berhasil dan cenderung menetapkan tujuan yang realistis dan ambisius. Peserta didik yang termotivasi lebih mampu mengatur waktu, menetapkan prioritas, dan memantau kemajuan mereka sendiri. Keterampilan ini sangat penting dalam menciptakan pola belajar yang efektif dan berkelanjutan.

 

Motivasi belajar juga berperan dalam meningkatkan daya ingat dan pemahaman, tidak hanya membantu dalam memahami materi yang kompleks, tetapi juga dalam mengingat informasi dalam jangka panjang. Memiliki motivasi belajar yang tinggi berarti memiliki emosional dan mental yang baik juga. Peserta didik yang merasa termotivasi cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah terkait dengan tugas akademik, karena mereka melihat tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai beban yang menakutkan.

 

Motivasi memilik peran krusial dalam proses belajar mengajar, baik bagi guru ataupun peserta didik. Bagi guru, memahami motivasi belajar peserta didik sangatlah penting untuk menjaga dan meningkatkan semangat belajarnya. Bagi peserta didik, motivasi dalam belajar dapat meningkatkan minat belajar mereka, sehingga mendorong mereka untuk aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta didik melaksanakan kegiatan belajar dengan gembira karena termotivasi. Penguatan dan penanaman motivasi belajar peserta didik berada di tangan guru. Guru adalah pendidik yang mempunyai peranan teknis pendidikan. Ia menyiapkan desain pembelajaran dan mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar. (Arianti, 2018)


Motivasi belajar tidak hanya penting untuk pencapaian akademik, tetapi juga untuk pengembangan pribadi dan profesional peserta didik. Guru dan orang tua memiliki peran penting dalam memupuk dan mendukung motivasi ini melalui lingkungan belajar yang positif, pengakuan terhadap usaha dan pencapaian, serta dorongan untuk eksplorasi dan penemuan diri.

 

Peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik sangat krusial. Guru tidak hanya berperan sebagai pengirim informasi, tetapi juga sebagai fasilitator, pendorong semangat, dan pembimbing yang mampu mempengaruhi sikap dan minat peserta didik terhadap pembelajaran. Salah satu cara utama guru dapat meningkatkan motivasi adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan suportif.

 

Selain itu, guru dapat meningkatkan motivasi dengan menerapkan metode pengajaran yang bervariasi dan menarik. Guru dapat berperan sebagai teladan inspiratif. Sikap antusias dan semangat belajar yang ditunjukkan oleh guru sering kali menular kepada peserta didik. Guru yang menunjukkan kecintaan terhadap materi yang diajarkan dan memiliki sikap positif terhadap proses belajar dapat memotivasi peserta didik untuk mengembangkan sikap serupa. Dengan memahami kebutuhan, minat, dan gaya belajar masing-masing peserta didik, guru dapat menyesuaikan pendekatan mereka untuk memaksimalkan keterlibatan dan motivasi.

 

Guru adalah seseorang yang bertugas mengajar, membimbing, dan memberikan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai kepada peserta didik. Peran guru sangatlah penting dalam dunia pendidikan, karena guru tidak menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi juga membantu membentuk karakter, moral, dan keterampilan sosial anak didiknya. Setiap peserta didik memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda, peserta didik cenderung akan terdorong untuk belajar jika peserta didik memiliki motivasi untuk belajar. Hal ini menjadi tantangan yang signifikan bagi seorang guru. Motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk minat pribadi, lingkungan keluarga, pengalaman belajar sebelumnya, dan kondisi emosional. Mendorong semangat belajar peserta didik adalah salah satu metode untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi belajar mereka dan peran guru sebagai pengajar peserta didik menjadi perhatian besar dalam permasalahan ini. (Suprihatin, 2015)

 

Untuk meningkatkan motivasi belajar, ada beberapa strategi efektif yang dapat diterapkan. Penting untuk menetapkan tujuan yang jelas dan terukur dalam proses belajar. Tujuan yang spesifik membantu mengarahkan upaya dan memberikan rasa pencapaian yang memotivasi dan perlunya menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.

 

Gaya mengajar seorang guru yang beragam merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki guru. Kegiatan belajar mengajar tidak hanya menjadi tanggung jawab guru tetapi peserta didik juga ikut serta dalam proses belajar mengajar. Guru harus mampu merancang sistem pembelajaran dengan menggunakan gaya mengajar berbeda yang menarik dan melibatkan peserta didik secara aktif. Gaya mengajar yang beragam adalah hal terpenting dalam pengajaran di kelas. (Himmah & Nugraheni, 2023)


Gaya mengajar seorang guru memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di lingkungan belajar. Seorang guru yang menggunakan pendekatan inovatif dan memperhatikan keberagaman gaya belajar peserta didik mampu menciptakan lingkungan yang mendukung dan memotivasi. Misalnya, penggunaan metode pengajaran yang interaktif seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat menghidupkan suasana kelas dan membuat materi lebih relevan bagi peserta didik.

 

Komunikasi yang baik dan keterlibatan langsung dari guru juga dapat meningkatkan motivasi peserta didik. Guru yang peduli dan menginspirasi dapat membantu peserta didik merasa dihargai dan didukung dalam proses pembelajaran mereka. Tidak hanya itu, guru yang membangun hubungan emosional yang positif dengan peserta didik cenderung lebih berhasil dalam memotivasi mereka. Ketika peserta didik merasa diterima dan diperhatikan, mereka cenderung lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan mencapai hasil yang lebih baik. Dengan demikian, gaya mengajar guru bukan hanya mempengaruhi pemahaman akademis peserta didik, tetapi juga memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang memicu motivasi dan keinginan untuk belajar lebih baik lagi.

 

 

 




DAFTAR PUSTAKA

 

Arianti. (2018). PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Volume 18, 117–134. file:///C:/Users/ACER/Downloads/181-302-1-SM.pdf

Gajah, E. N., & Simanjuntak, S. (2023). Pengaruh Variasi Gaya Mengajar Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN 158367 Laemonong 2. 06(01), 5008–5018. file:///C:/Users/ACER/Downloads/3668-Article Text-8946-1-10-20230622.pdf

Himmah, F. I., & Nugraheni, N. (2023). ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA UNTUK PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI. https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/jrpd/article/view/16045

Rahman, S. (2021). Pentingnya motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar. November, 289–302. https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/PSNPD/article/viewFile/1076/773

Suntia, D. (2021). ANALISIS GAYA MENGAJAR GURU DALAM BUKU STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR. http://repository.iainbengkulu.ac.id/5556/1/SKRIPSI DINA SUNTIA PDF.pdf

Supini, E. (2021). Permasalahan/Tantangan yang Dihadapi Guru dan Solusinya. https://blog.kejarcita.id/pemasalahan-tantangan-yang-dihadapi-guru-dan-solusinya/

Suprihatin, S. (2015). UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Vol.3, 73–82. file:///C:/Users/ACER/Downloads/144-242-1-SM.pdf 

Turhusna, D., & Solatun, S. (2020). Perbedaan individu dalam proses pembelajaran. As-Sabiqun : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2, 28–42. file:///C:/Users/ACER/Downloads/613-Article Text-1544-2-10-20200401.pdf


Penulis: Julia Rahmadilah (202214500041)
R4A - Universitas Indraprasta PGRI




 

 

 

 

 

 

 

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman