Baca Juga
Menurut
penelitian yang menggunakan metode studi pustaka,
yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh informasi dari buku-buku
ilmiah, laporan penelitian, karya tulis ilmiah, tesis,
ensiklopedia, dan berbagai sumber tertulis lainnya. Hasil penelitian mengungkapkan adanya empat gaya mengajar guru
di sekolah, yaitu: gaya mengajar
klasik, di mana peran guru sangat dominan dan penyampaian materi tidak didasarkan pada minat peserta didik;
gaya mengajar teknologis, di mana peserta didik menggunakan perangkat atau media dalam proses belajar ; gaya mengajar
personalisasi, yang didasarkan pada minat, pengalaman, dan perkembangan
mental peserta didik ; dan gaya
mengajar interaksional, di mana peran guru dan peserta didik sama-sama
penting dalam proses belajar mengajar. (Suntia, 2021)
Gaya
mengajar seorang guru mencakup berbagai
metode yang digunakan untuk menyampaikan
materi Pelajaran kepada peserta
didik. Gaya mengajar merupakan suatu penampilan guru ketika mengajar.Setiap
guru mungkin memiliki gaya mengajar yang berbeda,
tergantung pada kepribadian dan pengalaman mengajarnya. Gaya mengajar seorang guru mencerminkan cara mereka
mengajar.
Data
penelitian diperoleh melalui
observasi, wawancara, dan angket/kuesioner. Hasil
penelitian mengindikasikan bahwa rata-rata peserta
didik memiliki berbagai
gaya belajar. Terungkap
bahwa 47% dari mereka memiliki
gaya belajar visual,
31% auditori, dan 21% kinestetik. Variasi ini
menimbulkan tantangan bagi guru untuk menerapkan strategi pembelajaran yang beragam. Tujuan dari pembelajaran
berdiferensiasi adalah untuk memenuhi
kebutuhan belajar setiap
peserta didik dengan lebih efektif.
(Himmah & Nugraheni, 2023)
Gaya belajar memiliki peranan yang sangat kursial
dalam proses kegiatan
belajar. Gaya belajar merujuk pada metode belajar yang paling disukai
oleh peserta didik. Pada dasarnya
setiap peserta didik mempunyai semua tipe gaya belajar namun tidak semuanya berkembang secara seimbang,
biasanya hanya satu tipe gaya belajar yang
dominan pada peserta didik maka dari itu setiap peserta didik harus paham tipe gaya belajar mereka seperti apa agar memudahkan mereka dalam menerima
pembelajaran.
Dalam
proses pembelajaran, tugas guru tidak
hanya terbatas pada penyampaian materi atau transfer ilmu. Karena
pembelajaran melibatkan beberapa aspek penilaian yang harus dilakukan oleh guru terhadap peserta didik, yaitu
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik. (Turhusna &
Solatun, 2020)
Setiap
peserta didik memiliki
sifat dan karakteristik yang berbeda. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan hasil yang optimal, guru harus memahami dengan jelas karakteristik setiap peserta didik.
Beberapa peserta didik biasanya lebih
mudah menerima metode pembelajaran visual seperti
menggunakan gambar dan video, karena
mereka lebih mudah memahami informasi yang disajikan secara grafis.
Peserta didik lain mungkin unggul
dalam pembelajaran auditori
dimana mereka lebih mudah menyerap
informasi melalui pendengaran, seperti dalam bentuk metode
ceramah atau diskusi. Selain itu, faktor motivasi
juga memegang peran penting, peserta
didik yang sangat
tertarik dengan topik pembelajaran umumnya
akan menunjukkan respon yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang kurang tertarik.
Guru harus memahami minat dan keinginan
para peserta didik. Jika guru tidak melakukan
hal ini, kebutuhan belajar peserta didik tidak akan sepenuhnya terpenuhi. menggunakan metode mengajar yang monoton
dan tidak menggunakan cara lain yang berbeda
dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, guru perlu menjadi lebih kreatif dan inovatif,
serta memiliki kompetensi yang tinggi. Salah satu upaya agar kompetensinya meningkat, guru dapat
terus belajar dan mengikuti berbagai
pelatihan. (Supini, 2021)
Guru menghadapi banyak tantangan berbeda
ketika memilih gaya mengajar yang efektif
untuk semua peserta
didik. Salah satu tantangan utama adalah variasi
gaya belajar di dalam kelas.
Setiap peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda, seperti
visual, auditori, kinestetik, atau kombinasi dari gaya-gaya tersebut. Menerapkan semua gaya belajar ini memerlukan pendekatan yang beragam, yang mungkin sulit diterapkan secara konsisten. Selain itu, tingkat
kemampuan belajar peserta didik yang berbeda-
beda juga menambah
kompleksitas.Guru harus menyesuaikan materi dengan kebutuhan
peserta didik.
Tantangan lainnya adalah keterbatasan
sumber daya. Tidak semua sekolah dilengkapi dengan teknologi atau perangkat pembelajaran yang lengkap, sehingga
guru harus kreatif dalam
memanfaatkan apa yang tersedia. Guru harus terus belajar dan beradaptasi, mengembangkan strategi yang
efektif melalui penerapan dan
evaluasi praktik pengajaran mereka secara terus menerus.
Motivasi belajar harus ditanamkan dan
memegang peranan penting dalam diri setiap
peserta didik untuk mencapai keberhasilan akademik yang maksimal. Motivasi belajar membantu peserta didik untuk lebih
mudah belajar menangkap dan menyerap ilmu yang diberikan
oleh guru. Peserta
didik yang termotivasi belajar akan bersemangat dan berusaha untuk belajar.
Gaya mengajar guru mempunyai dampak yang kuat terhadap motivasi
belajar peserta didik. Gaya yang
interaktif, inklusif, berpusat
pada peserta didik, cenderung meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sebaliknya, gaya yang otoriter dan kaku
dapat menurunkan motivasi dan keterlibatan peserta didik. Dengan memahami
dan menerapkan pendekatan pengajaran yang efektif,
pendidik dapat menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung dan menginspirasi, yang kemudian membantu peserta didik mencapai puncak kemampuan mereka.
(Gajah & Simanjuntak, 2023)
Guru perlu menggunakan pendekatan
diferensiasi, yang menyesuaikan metode pengajaran
sesuai dengan kebutuhan dan minat masing-masing peserta didik, car aini berhasil
membangkitkan motivasi internal.
Ketika peserta didik merasa bahwa pembelajaran relevan
dengan minat pribadi
mereka dan diakui kemampuan unik mereka, mereka
cenderung lebih bersemangat
dan terdorong untuk berprestasi.
Guru
harus menciptakan lingkungan belajar yang suportif
dan menginspirasi, di mana
peserta didik merasa aman untuk bereksplorasi dan membuat kesalahan, dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keinginan untuk belajar lebih lanjut. Ketika
peserta didik diberikan
kesempatan untuk mengambil keputusan dalam proses belajar mereka, seperti memilih topik untuk proyek
kelompok atau cara mereka ingin menyelesaikan
tugas, mereka merasa lebih bertanggung jawab dan termotivasi untuk
berpartisipasi aktif.
Motivasi menjadi bisa menjadi faktor
yang berpengaruh terhadap keberhasilan peserta
didik. Keberhasilan dalam belajar tergantung pada keinginan individu untuk belajar. Motivasi berperan sebagai dorongan untuk mencapai hasil
akademis yang memuaskan.. Motivasi
merupakan landasan bagi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang baik, dengan begitu akan
menjadikan hasil belajar tersebut sebagai dasar untuk menentukan perolehan keterampilan yang diharapkan. Nilai
yang dicapai dalam hasil belajar
juga menentukan keutuhan proses belajar seorang peserta didik, yang mempengaruhi kemajuannya ke jenjang berikutnya. (Rahman, 2021)
Motivasi belajar membantu peserta
didik mengembangkan sikap positif terhadap pendidikan. Mereka yang
termotivasi biasanya memiliki pandangan optimis tentang kemampuan mereka untuk berhasil dan cenderung menetapkan
tujuan yang realistis dan ambisius.
Peserta didik yang termotivasi lebih mampu mengatur waktu, menetapkan prioritas, dan memantau kemajuan
mereka sendiri. Keterampilan ini sangat penting
dalam menciptakan pola
belajar yang efektif dan
berkelanjutan.
Motivasi belajar juga berperan
dalam meningkatkan daya ingat dan pemahaman,
tidak hanya membantu dalam memahami materi yang kompleks, tetapi juga dalam mengingat
informasi dalam jangka panjang. Memiliki
motivasi belajar yang tinggi berarti
memiliki emosional dan mental yang baik juga. Peserta didik
yang merasa termotivasi cenderung memiliki tingkat
stres yang lebih rendah terkait dengan tugas
akademik, karena mereka melihat tantangan sebagai kesempatan untuk
belajar dan berkembang, bukan sebagai beban yang menakutkan.
Motivasi memilik peran krusial dalam
proses belajar mengajar, baik bagi guru ataupun
peserta didik. Bagi guru, memahami motivasi belajar peserta didik sangatlah penting
untuk menjaga dan meningkatkan semangat belajarnya. Bagi peserta didik, motivasi
dalam belajar dapat meningkatkan minat belajar mereka,
sehingga mendorong mereka
untuk aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta
didik melaksanakan kegiatan belajar
dengan gembira karena termotivasi. Penguatan
dan penanaman motivasi belajar peserta didik berada di
tangan guru. Guru adalah pendidik yang mempunyai peranan
teknis pendidikan. Ia menyiapkan desain pembelajaran dan mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar. (Arianti,
2018)
Motivasi belajar tidak hanya penting
untuk pencapaian akademik, tetapi juga untuk pengembangan pribadi dan profesional peserta didik. Guru dan orang tua memiliki
peran penting dalam memupuk dan mendukung motivasi
ini melalui lingkungan belajar yang positif,
pengakuan terhadap usaha dan pencapaian, serta dorongan untuk eksplorasi dan penemuan diri.
Peran guru dalam meningkatkan motivasi
belajar peserta didik sangat krusial. Guru
tidak hanya berperan sebagai pengirim informasi, tetapi juga sebagai
fasilitator, pendorong semangat, dan
pembimbing yang mampu mempengaruhi sikap dan minat peserta didik terhadap pembelajaran. Salah satu cara utama guru
dapat meningkatkan motivasi adalah
dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan suportif.
Selain
itu, guru dapat meningkatkan motivasi
dengan menerapkan metode
pengajaran yang bervariasi dan menarik. Guru dapat berperan
sebagai teladan inspiratif. Sikap antusias dan semangat belajar yang ditunjukkan oleh guru
sering kali menular kepada peserta
didik. Guru yang menunjukkan kecintaan
terhadap materi yang diajarkan
dan memiliki sikap positif terhadap proses belajar dapat memotivasi peserta didik untuk mengembangkan sikap serupa.
Dengan memahami kebutuhan, minat, dan gaya belajar
masing-masing peserta didik, guru dapat menyesuaikan pendekatan mereka untuk
memaksimalkan keterlibatan dan motivasi.
Guru adalah seseorang
yang bertugas mengajar,
membimbing, dan memberikan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai kepada peserta didik. Peran
guru sangatlah penting dalam dunia pendidikan, karena
guru tidak menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi juga membantu membentuk karakter, moral,
dan keterampilan sosial anak didiknya. Setiap peserta
didik memiliki motivasi
belajar yang berbeda-beda, peserta didik cenderung akan terdorong untuk belajar
jika peserta didik memiliki motivasi untuk belajar.
Hal ini menjadi tantangan yang signifikan bagi seorang guru. Motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk minat pribadi, lingkungan keluarga,
pengalaman belajar sebelumnya, dan kondisi emosional. Mendorong semangat
belajar peserta didik adalah salah
satu metode untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi belajar mereka dan peran guru
sebagai pengajar peserta didik menjadi perhatian besar dalam
permasalahan ini. (Suprihatin,
2015)
Untuk meningkatkan motivasi belajar, ada
beberapa strategi efektif yang dapat diterapkan.
Penting untuk menetapkan tujuan yang jelas dan terukur dalam proses belajar. Tujuan yang spesifik membantu
mengarahkan upaya dan memberikan rasa pencapaian yang memotivasi dan perlunya menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.
Gaya mengajar seorang
guru yang beragam
merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki guru. Kegiatan belajar mengajar tidak
hanya menjadi tanggung jawab guru tetapi
peserta didik juga ikut serta
dalam proses belajar
mengajar. Guru harus mampu merancang
sistem pembelajaran dengan menggunakan gaya mengajar berbeda
yang menarik dan melibatkan peserta
didik secara aktif. Gaya mengajar yang beragam adalah hal
terpenting dalam pengajaran di kelas. (Himmah & Nugraheni, 2023)
Gaya mengajar seorang
guru memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta didik di lingkungan belajar. Seorang guru yang menggunakan pendekatan inovatif dan memperhatikan keberagaman gaya belajar peserta
didik mampu menciptakan lingkungan yang mendukung
dan memotivasi. Misalnya, penggunaan metode pengajaran
yang interaktif seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau penggunaan teknologi
dalam pembelajaran dapat menghidupkan suasana
kelas dan membuat materi lebih relevan bagi peserta
didik.
Komunikasi yang baik dan keterlibatan langsung
dari guru juga dapat meningkatkan motivasi peserta didik. Guru yang peduli dan menginspirasi dapat
membantu peserta didik merasa dihargai dan didukung dalam proses
pembelajaran mereka. Tidak hanya itu, guru yang membangun
hubungan emosional yang positif dengan peserta
didik cenderung lebih berhasil dalam memotivasi mereka.
Ketika peserta didik merasa
diterima dan diperhatikan, mereka cenderung lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran dan mencapai hasil yang lebih baik. Dengan demikian, gaya mengajar guru bukan hanya mempengaruhi pemahaman
akademis peserta didik, tetapi juga memainkan peran penting dalam
menciptakan lingkungan belajar
yang memicu motivasi
dan keinginan untuk belajar
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arianti. (2018). PERANAN
GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Volume 18, 117–134.
file:///C:/Users/ACER/Downloads/181-302-1-SM.pdf
Gajah, E. N., & Simanjuntak, S. (2023). Pengaruh
Variasi Gaya Mengajar Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN 158367
Laemonong 2. 06(01), 5008–5018.
file:///C:/Users/ACER/Downloads/3668-Article Text-8946-1-10-20230622.pdf
Himmah, F. I., & Nugraheni, N. (2023). ANALISIS GAYA
BELAJAR SISWA UNTUK PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.
https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/jrpd/article/view/16045
Rahman, S. (2021). Pentingnya motivasi belajar dalam
meningkatkan hasil belajar. November, 289–302.
https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/PSNPD/article/viewFile/1076/773
Suntia, D. (2021). ANALISIS GAYA MENGAJAR GURU DALAM BUKU
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR.
http://repository.iainbengkulu.ac.id/5556/1/SKRIPSI DINA SUNTIA PDF.pdf
Supini, E. (2021). Permasalahan/Tantangan yang Dihadapi
Guru dan Solusinya.
https://blog.kejarcita.id/pemasalahan-tantangan-yang-dihadapi-guru-dan-solusinya/
Suprihatin, S. (2015). UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA. Vol.3, 73–82.
file:///C:/Users/ACER/Downloads/144-242-1-SM.pdf
Turhusna, D., & Solatun, S. (2020). Perbedaan individu
dalam proses pembelajaran. As-Sabiqun : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia
Dini, 2, 28–42. file:///C:/Users/ACER/Downloads/613-Article
Text-1544-2-10-20200401.pdf