Baca Juga
Literasi menjadi fondasi penting bagi kemajuan sebuah bangsa, namun data UNESCO mengungkapkan indeks literasi Indonesia saat ini hanya 0,001%, menunjukkan bahwa minat baca masyarakat, terutama di kalangan Generasi Z, masih sangat rendah. Situasi ini semakin memburuk dengan data Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menunjukkan bahwa Generasi Z, sebagai generasi digital, menghabiskan waktu hanya 8 menit untuk membaca dan rata-rata 8 jam 42 menit per hari untuk mengakses internet (Maharani, 2024). Kondisi ini membutuhkan perhatian dan tindakan serius, mengingat literasi yang kuat merupakan dasar penting bagi perkembangan intelektual dan keterampilan di masa depan. Kemampuan literasi yang memadai akan membuka cakrawala pengetahuan dan membekali Generasi Z dengan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan inovatif.
Generasi Z yang menghadapi tantangan serius terkait keterampilan membaca. Generasi ini memang tumbuh di tengah derasnya arus informasi digital, yang tentu saja membentuk preferensi dan kebiasaan belajar yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Meskipun akses terhadap konten visual yang mudah didapat di media sosial dapat menarik minat mereka, hal ini juga berpotensi menghambat kemampuan membaca secara mendalam dan memahami informasi secara kritis. Selain itu, gangguan digital yang terus-menerus dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk membaca buku cetak, yang sebenarnya sangat penting untuk mengembangkan daya analisis dan pemahaman yang komprehensif. Selain itu, pesatnya perkembangan teknologi juga dapat menciptakan gangguan digital dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk membaca materi fisik. Pergeseran preferensi dari format buku cetak ke konten digital juga dapat mempengaruhi cara Generasi Z dalam menyerap dan memproses informasi. Mereka mungkin terbiasa dengan gaya baca yang cepat dan tidak terfokus, yang dapat menyulitkan mereka untuk mengelola dan menyaring informasi secara efektif. Kondisi ini menuntut adanya pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan dan kebiasaan belajar Generasi Z, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan membaca yang kuat dan kemampuan berpikir kritis. Kelimpahan dan kecepatan informasi di lingkungan digital dapat menyulitkan mereka untuk mengelola dan menyaring informasi secara efektif (Belvar et al., 2024). Kondisi ini menuntut adanya pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan dan kebiasaan belajar Generasi Z.
Mengingat karakteristik unik Generasi Z, sistem pendidikan di Indonesia perlu melakukan transformasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan minat mereka, hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum dan metode pembelajaran di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi digital, Generasi Z memiliki minat dan cara belajar yang berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka cenderung lebih tertarik pada pengembangan pengetahuan teknis yang komprehensif, seperti keterampilan digital, pemecahan masalah, dan kolaborasi. Namun, implementasi dari aspek-aspek tersebut di sekolah-sekolah masih belum optimal.
Sebagai perbandingan, Finlandia menjadi salah satu negara yang berhasil meningkatkan kemampuan literasi siswanya. Studi kasus Finlandia ini dapat memberikan wawasan berharga bagi upaya transformasi sistem pendidikan di Indonesia. Sebagian besar Kurikulum Nasional Finlandia didasarkan pada keunggulan akademik dan pengembangan pengalaman belajar yang unik bagi setiap siswa. Hal ini menunjukkan bahwa Finlandia memiliki pendekatan yang berfokus pada kebutuhan individu, bukan semata-mata mengejar hasil tes standar. Mereka memahami bahwa setiap siswa memiliki potensi dan minat yang berbeda-beda, sehingga metode dan teknologi pengajaran yang inovatif diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan gaya belajar mereka. Peran teknologi pun terlihat sangat krusial dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Finlandia. Mereka tidak terpaku pada sistem penilaian berbasis tes standar nasional, melainkan lebih menekankan pada pembelajaran yang bermakna dan berpusat pada siswa. Visi pendidikan Finlandia yang fokus pada pemberdayaan setiap individu siswa ini dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia dalam merancang ulang sistem pendidikannya. (Prodi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, 2021)
Dengan belajar dari keberhasilan Finlandia, Indonesia dapat mengembangkan kurikulum yang lebih fleksibel dan inovatif, yang mampu mengakomodasi kebutuhan unik Generasi Z. Pemanfaatan teknologi secara tepat guna, serta penerapan model pembelajaran yang mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, dapat membantu siswa Indonesia untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Selain itu, sudut pandang bahwa setiap siswa memiliki potensi yang perlu dikembangkan sesuai minatnya juga patut diadopsi dalam reformasi sistem pendidikan Indonesia.
Menerapkan model pembelajaran interaktif dan inovatif memang dapat menjadi kunci untuk menyesuaikan dengan karakteristik unik Generasi Z dalam meningkatkan literasi mereka. Model-model pembelajaran seperti inquiry-based learning, problem-based learning, dan project-based learning dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan bagi Generasi Z (Redaksi BBPMP Jatim, 2021). Melalui pendekatan ini, siswa akan terlibat secara aktif dalam proses eksplorasi, pemecahan masalah, dan proyek-proyek praktis yang dapat meningkatkan pemahaman mereka. Pembelajaran yang berpusat pada siswa juga akan mendorong mereka untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri. Model-model ini dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif terhadap karakteristik Generasi Z. Selain itu, penyesuaian tidak hanya pada apa yang diajarkan, tetapi juga bagaimana materi diajarkan. Pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran dapat menjadi pendekatan yang lebih efektif (Latipah, 2023). Generasi Z yang telah terbiasa dengan penggunaan teknologi digital dapat lebih mudah menyerap materi melalui metode yang memanfaatkan smartphone, tablet, atau komputer. Guru dapat memanfaatkan fitur-fitur interaktif, simulasi, atau konten multimedia untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan sesuai dengan gaya belajar mereka.
Transformasi sistem pendidikan di Indonesia merupakan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan literasi di kalangan Generasi Z. Sebagai generasi yang tumbuh dalam era teknologi digital, mereka memiliki karakteristik dan kebutuhan yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi Indonesia untuk melakukan penyesuaian yang menyeluruh dalam sistem pendidikannya. Memanfaatkan teknologi sebagai alat pembelajaran yang menarik dan efektif dapat menjadi langkah awal yang sangat penting (Hartati, 2023). Generasi Z yang sudah akrab dengan lingkungan digital akan dengan mudah terlibat dan termotivasi dalam proses belajar yang memanfaatkan teknologi, seperti perangkat elektronik, aplikasi, dan konten digital. Dengan mengembangkan model pembelajaran interaktif, kolaboratif, dan individual berbantuan teknologi, pengalaman belajar Generasi Z dapat ditingkatkan ke level yang lebih tinggi (SMAI Al-Azhar 15 Semarang, 2023). Mereka akan terdorong untuk terlibat aktif, mengeksplorasi pengetahuan, dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Hal ini akan memberikan fondasi yang kuat bagi mereka untuk menghadapi kompleksitas tantangan di masa depan. Selain itu, transformasi sistem pendidikan juga harus memperhatikan aspek pembimbingan penggunaan teknologi secara bertanggung jawab. Generasi Z perlu diarahkan agar dapat memanfaatkan teknologi tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk mendukung proses belajar yang efektif dan produktif.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan karakter Generasi Z, serta implementasi transformasi sistem pendidikan yang tepat, diharapkan kualitas literasi di kalangan mereka dapat meningkat secara signifikan. Hal ini tidak hanya berdampak pada kemampuan membaca dan pemahaman, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan adaptasi di era digital. Investasi dalam transformasi sistem pendidikan ini akan menjadi fondasi yang kuat untuk mempersiapkan generasi masa depan yang lebih literat, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global. Melalui upaya ini, Indonesia dapat memaksimalkan potensi Generasi Z dan memastikan mereka menjadi individu-individu yang berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa.
REFERENSI
Belvar, A. N., Lestari, R. V. A., Diba, F. F., & Z.A, M. F. (2024). Problematika Keterampilan Membaca pada Generasi Z. Jurnal Sosial Dan Humaniora, 1 No. 3, 195–204. https://doi.org/https://doi.org/10.62017/arima
Hartati, W. (2023). Pendidikan di Era Gen Z. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/widihartati1414/pendidikan-di-era-gen-z
Latipah, E. N. (2023). Kurikulum Merdeka, “Sudahkah Menjawab Keresahan Generasi Z?” Kompasiana. https://www.kompasiana.com/m213i_evinurlatipah0552/kurikulum-merdeka-sudahkah-menjawab-keresahan-generasi-z
Maharani, K. P. (2024). Menurunnya Tingkat Literasi di Kalangan Generasi Z Indonesia. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/kharismaputri0593/6629a292c57afb38bf2f1c92/menurunnya-tingkat-literasi-di-kalangan-generasi-z-indonesia
Prodi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta. (2021). Mengapa Finlandia Menjadi Negara Pendidikan Terbaik? Ini 9 Alasannya. Program Studi Pendidikan Fisika UNJ. https://fmipa.unj.ac.id/pfisika/mengapa-finlandia-menjadi-negara-pendidikan-terbaik-ini-9-alasannya-baca-artikel-detikedu-mengapa-finlandia-menjadi-negara-pendidikan-terbaik-ini-9-alasannya/
Redaksi BBPMP Jatim. (2021). GeN-Z, Pendidikan Harus Bertransformasi. BBPMP Jatim. https://bbpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/detailpost/gen-z-pendidikan-harus-bertransformasi
SMAI Al-Azhar 15 Semarang. (2023). Membangun Pendidikan yang Tepat Untuk Generasi Z: Memajukan Masa Depan dengan Inovasi dan Kreativitas. Smaialazhar15smg. https://www.smaialazhar15smg.sch.id/berita/detail/985138/membangun-pendidikan-yang-tepat-untuk-generasi-z-memajukan-masa-depan-dengan-inovasi-dan-kreativitas/
Penulis : Nabila Ramdani Putri (202214500082) - R4A