Baca Juga
Pendidikan karakter yaitu suatu proses dalam pendidikan yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan nilai – nilai moral individu, etika, dan kepribadian positif pada individu. Dengan cara lebih tepat, pendidikan karakter berfokus pada pembentukan pada sikap, berprilaku, serta pola pikir yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri, lingkungan sosial, maupun orang lain dan masyarakat secara luas. Pada pendidikan karakter tidah hanya berfokus kepada pencapain pengetahuan semata, namun juga pengembangan pada kualitas di kepribadian yang mempunyai jiwa kuat, mempunyai rasa bertanggung jawab, serta mempunyai nilai – nilai di dalam dirinya seperti kejujuran, kerja keras, kesederhanaan, mempunyai etika sopan santun, disiplin, kepeduliaan sosial, dan selalu mengutamakan keberagaman dalam pendekatan ini.
Salah satu program pemerintah yang dijalankan melewati sekolah atau yang dikenal dari tingkat terbawah seperti PAUD sehingga ke institut perguruan tinggi , karena mempermudah pemerintah untuk membentuk karakter bangsa yang diharapkan sesuai keinganan negara, hingga sampai pada pelajar / mahasiswa jika mempunyai karakter yang baik, disiplin, itu akan berkembang karena terbiasa dilakukan dan diterapkan baik didalam lingkungan manapun. Selain itu dari pandangan lain mengatakan suatu karakter yaitu pada individu pribadi melainkan suatu kelompok, dan negara. Disebutkan bahwa karakter landasan ini pada sadarnya kebudayaan yang mempunyai perekat kebudayaan dan dikembangkan melalui budaya masyarakat itu sendiri. Ada pernyataan lain mengatakan dari Muslich (2011 : 75) bahwa mengatakan mengenai pembelajaran karakter agar mudah mengetahuinya maka harus mengetahui terlebih dahulu pengetahuan sosial terutama dalam diri dan akalnya. Seperti pada pendapatnya, bisa diungkapkan bahwa pembelajaran karakter itu dapat diproleh kesadaran individu atau diproleh dari dalam jiwa yang sehat, kuat dan akal yang sehat.
Ada juga yang mengatakan pendapat lain setelah Muslich, yaitu Zuchdi (2009 : 10) mengenai pembelajaran karakter mengatakan bahwa mempunyai inti lebih tinggi dari pendidikan moral, karena tidak sekedar mendidik pada yang benar maupun yang salah, selain itu pendidikan pada sikap moral itu meminta seluruh dunia pendidikan untuk menyajikan mengenai pemikiran pendidikan karakter, karena sejumlah nilai karakter ingin dipelajari oleh generasi muda yang akan belajar, karena pentingnya pendidikan karakter yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan karakter generasi muda yang semakin merosot. Oleh karena itu dari berbagai pendapat yang banyak lainnya dapat diambil pendidikan karakter itu pendidikan dasar yang penting dan dapat mengajarkan moral individu pada generasi muda dibangsa kita, dan mengajarkan kebiasaan baik, baik dari keluarga, sekolah, dan maupun lingkungan masyarakat karena peran orang tua, guru dan lingkungan sekitar, mendukung pada pertumbuhan karakter yang baik bagi individu terutama pada generasi muda kita.
Karena dasarnya semua pendidikan punya tujuan untuk membangun generasi muda selanjutnya yang akan meneruskan bangsa ini, dan membangun masyarakat yang kokoh yang mempunyai hati budi pekerti tinggi, bermoral, mempunyai rasa toleransi yang tinggi, saling bergotong royong atau saling membantu sesama manusia, dan saling memanusiakan, bagaimana kita bisa mencapai tujuan itu didalam diri kita harus diletakan nilai – nilai yang membentuk karakter utama dari agama kita, pancasila merupakan dasar negara, begitupun budaya yang mempunya ciri khas di negara Indonesia. Tujuan nya mengatakan kita juga harus memperhatikan nilai – nilai tradisional, yang dapat diterima secara luas sebagai perilaku yang baik, bertanggung jawab, memiliki nilai moral, dan mempunyai sebagai tujuan pendidikan karakter, yaitu:
• Sebagai makhluk tuhan kita harus mempunyai keagamaan yang tinggi dalam arti bahwa, setiap yang ada di diri kita kita selalu berjalanan bareng dengan agama kita, apa yang kita lakukan pasti kunci pertamanya di agama karena setiap agama kita mempunyai aturan masing – masing yanhg membuat kita tau batasan, harus seperti apa sebagai manusia yang baik, dan selalu mengingat kepada tuhan kita.
• Mempunyai jiwa bertanggung jawab kepada tuhan yang maha esa seperti kalimat diatas, serta kepada diri sendiri, dan bangsa negara.
• Dalam diri kita pasti dari kecil orang tua berusaha untuk mendidik anaknya dengan baik, agar berprilaku sopan santun, mempunyai etika yang baik, maka dari situ lah membuat kita mempunyai kebiasaan berperilaku baik dan terpuji terutama dalam diri kita sendiri yang dalam ini lebig gampang untuk dibimbing agar dapat berkembang lagi dan lebih maju untuk menjadi generasi muda yang baik.
• Tidak hanya itu jika dari kecilnya membiasaakan apa yang sudah diajarkan orang tua, dalam diri kita sudah tercipta nilai rasa dan menghormati sesama umur kita, yang lebih muda, serta yang lebih tua. Selain itu bisa menghormati terhadap keanekaragaman budaya, dan bangsa kita.
• Meningkatkan kebiasaan diri yang mandiri, mempunyai bakat kreatif dalam diri, selalu bergotong royong, mempunyai tanggung jawab, dan kokoh pendirian.
Dari penjabaran tujuan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter itu sangat diutamakan dalam membangun individu yang baik, yang diharapkan dengan menghindari sifat – sifat jelek yang merusak generasi muda kita. Maka dari itu peran orang rua, keluarga, guru, lingkungan sekitar, bisa membantu untuk membangun semua kalimat tujuan diatas dan untuk terbiasa berperilaku baik, untuk sarana yang dapat membangun potensi dengan berkembangnya diri yang berjiwa baik, dan bisa dalam menguatkan nilai – nilai kebangsaan yang berkarakter baik. Maka dari itu karena lingkungan yang baik akan tercipta geneasi – generasi muda yang baik, berkembang, dan lebi maju lagi untuk bangsa kita sendiri, maka sangat diperlukanlah generasi yang sudah terbentuk melalui lingkungan awalnya yang baik.
Dari tahap rendah PAUD lewati tahap dasar pendidikan karakter disekolah dasar, sama halnya harus mendapatkan perhatian yang sama dan lebih membuat pondasi akhlak mulai pada calon generasi muda / peserta didik yang kuat. Perihal itu karena generasi muda mempunyai pemahaman mengenai pentingnya belajar nilai – nilai kebaikan dan mempunyai komitmen demi mengamalkan kebaikan pada pendidikan berikutnya juga kehidupan sehari -hari, selain itu seseorang pernah mengatakan “pendidikan karakter perlu dimulai dari SD jika tidak dimulai dan karakter tidak terbentuk sejak dini, akan susah untuk merubah karakter seseorang”.
Pada sekolah dasar SD, terdapat dua mata pelajaran yang disiapkan demi membentuk karakter generasi muda, diantarnya ; mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Dengan perjalanan waktu penyusunan pada sikap dan perilaku generasi muda membentuk kedua mata pelajaran diatas masih belum tercapai pencapaian yang sesuai, karena dua pelajaran itu mengarahkan dan hanya menyiapkan nilai didalamnya terdapat isi mata pelajaran, karena diyakini belum mampu membangkitkan proses pemahaman nilai karakter kepada calon generasi muda kita, pada kehidupan sehari – harinya.
Karena pada dasarnya menunjukan bahwa, peserta didik memandang dirinya pribadi, berdasarkan pengaruh dari orang sekitar, seperti orang tua, guru, dan teman – temannya. Misalnya ada seorang anak memiliki orang tua yang pemarah dan seringkali akan menunjukan karakter yang sama dalam onteraksi sehari-hari. Ketika sang anak melakukan kesalahan di rumah, orang tuanya sering memarahinya tanpa memberikan dorongan positif atau memberikan nasihat dan penjelasan. Seiring berjalannya waktu anak itu akan menirukan apa yang orang tuanya perlihatkan ke anak dengan merespons situasi yang menegangkan dengan marah dan frustasi, meskipun seorang anak tidak memahami dan mengerti apa yang sudah terjadi. Karena hal tersebut bisa berpengaruh bagaimana anak belajar menghadapi masalah atas kesalahannya di kemudian hari, anak mungkin akan lebih cenderung menunjukan kemarah dan kekecewaan dalam situasi yang menantang, daripada mencari solusi atau berkomunikasi dengan cara yang lebih berdaya. Jika berada disekolah, seorang siswa yang mempunyai guru yang selalu mengkritik siswa dan jarang memberikan kata – kata positif maka cenderung siswa menunjukan sikap yang tidak percaya diri di dalam kelasnya. Misalnya ketika siswa tersebut memberi jawaban yang salah di depan kelas, maka guru tersebut dengan cepat dapat menegur dan mengomentari tanpa memberikan dorongan baik atau panduan yang membangun, dengan berjalannya waktu, siswa itu akan mulai merasa cemas dan takut untuk berpartisipasi dalam diskusi kelas karna takut salah dan kembali mendapat komentar oleh gurunya. Sikap guru yang kritis seperi itu dan kurang membangun membuat siswa merasa rendah diri, dan kurang termotivasi dalam belajar. Maka mungkin cenderung menarik diri dari interaksi sosial dikelas bakan mulai menghindari dari situasi yang mungkin menuntut kemampuan verbal atau berpikir yang tinggi.
Moralitas adalah pondasi utama dalam pembentukan karakter individu dan menentukan arah suatu bangsa. Moral pada dasarnya suatu rangkaian nilai berbagai prilaku yang dipatuhi karena moral mempunyai aturan norma yang mengelola prilaku seseorang didalam hubungan kelompok sosial dan masyarakat. Banyak arti mengenai Moral arti lainnya Moral itu suatu baik dan buruk seseorang yang ditentukan dengan karakter pribadi, oleh nilai sosial budaya individu dalam pengganti anggota sosial. Karena moralitas bagian kepribadian yang dibutuhkan terhadap kehidupan sosial yang rukun, adil dan setara. Perihal Moral dibutuhkan pencapaian kehidupan damai, tentram dan harmonis. Pendidikan pada Moral Agama sangat penting pada generasi muda selaku generasi penerus Bangsa, agar nama Bangsa dikenal, kualitas hidup yang meningkat, kehidupan lebih baik, sejahtera, aman dan nyaman.
Moralitas dapat dipengaruhi pada media dan teknologi, karena adanya perubahan pada cara generasi muda berinteraksi dengan informasi dan budaya populer telah bawa tantangan baru dalam pembentukan nilai dan etika, sikap moral mereka. Pada kemajuan teknologi dibidang informasi teknologi mengalami perkembangan. Karena itu belum dapat melepas internet, karena penggunaan internet sudah menghadapi kenaikan tiap tahunnya. Media sosial sebuah media digunakan dapat berpartisipasi, berbagi dan membangun melalu Plstform sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube forum tersebut itu dunia virtual itulah media sosial yang sering digunakan pada Platform sosial, karena membuat web page sendiri yang dapat menyambungkan kepada pengguna lain untuk berbagi informasi dan bisa berkomunikasi. Media sosial juga mempunyai dampak positif yaitu bisa menjalin interaksi melalui lingkungan sosial, politik, selalu memberikan informasi apapun, dapat berkomunikasi tanpa harus tatap muka langsung hingga tidak terhalangnya oleh Waktu dan Jarak, karena penggunaan Platform Sosial memberikan hidup lebih mudah tidak perlu membuang waktu. Namun juga Media Sosial mempunyai dampak negatif pada generasi muda yang membuat generasi muda kecanduan menggunakan media sosial terus – menerus tanpa beristirahat, selain itu bermain media sosial ada juga yang mendapatkan ucapan kebencian serta unggahan kata – kata yang tidak pantas, dan gambar yang tidak wajar dilihat dengan karena itu tujuannya menciptakan rasa kebencian, yang membuat generasi muda mengikuti apa yang dilihatkan oleh media sosial itu.
Karena pasti adanya provokator di media sosial, yaitu perilaku yang membahayakan dan tidak pantas bagi generasi muda, kepada persatuan dan kesatuan bangsa khusunya berlangsungnya hidup ber Negara. Seharusnya pemerintah memberikan keputusan yang tepat mengambil sikap penggunaan Platform sosial dengan berperilaku cerdas pada penggunan media sosial yang seharusnya memberi dampak positif bagi kelangsungan hidup bangsa dan bernegara bagi generasi muda.
Pada Era digital, dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin modern dan lebih muda, generasi muda dihadpakn berbagai macam krisis moral dan etika akibat kecanggihan dunida perkembangan nya teknologi, pada perkembangan teknologi juga mengakibatkan moralitas generasi muda, dan menyebabkan perubahan besar pada perilaku dan interaksi sosial generasi muda pada masa kini. Meskipun tantangan dalam membentuk moralitas dikalangan generasi muda tidak sedikit, ada juga peluang besar yang diciptakan untuk perubahan positif yang mendasar, pada Membentuk moralitas di kalangan generasi muda adalah sebuah tantangan yang kompleks dan membutuhkan pendekatan yang holistik. Beberapa tantangan utama yang sering dihadapi dalam proses. Dengan perlu adanya kolaborasi yang erat antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam memberikan contoh yang konsisten dan mendukung, serta menyediakan lingkungan yang mendukung untuk diskusi dan refleksi tentang nilai-nilai moral. Mendidik generasi muda tentang pentingnya empati, integritas, tanggung jawab, dan kejujuran akan membantu mereka mengembangkan fondasi moral yang kuat untuk masa depan mereka.
Secara keseluruhan pendidikan karakter menjadi landasan kritik dalam menyusun moralitas generasi muda yang berani untuk masa depan. Di tengah arus pada perubahan global yang cepat dan tantangan masalah, dengan membangun karakter yang kuat pada generasi muda penting dan mendesak, karena pendidikan karakter bukan hanya mengenalkan nilai – nilai moral tetapi dengan melibatkan perjalanan mendalam dengan melatih tumbuh kembang generasi muda dalam inegritas, empati, kejujuran, dan memiliki rasa tanggung jawab. Generasi muda yang didik dengan tangguh memiliki kemampuan karakter untuk mengatasi berbagai masalah yang sudah dihadapi dalam kehidupan pribadi nya, dan kehidupan sosialnya. Pastinya mereka dapat menghargai tentang keberagaman, menumbuhkan kebersamaan, dan menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dalam lingkungan mereka, di lingkungan keluarga, rumah, pertemanan, sekolah dan dunia kerja nantinya.
Dengan mempunyai karakter yang kuat mereka mampu menghadapu rayuan setan atau negatif seperti narkoba, kekerasan, atau perilaku merugikan lainnya. Pendidikan karakter juga membentuk pondasi moral yang diperlukan untuk menjaga integritas pada era globalisasi ini dimana informasi dapat mudah tersebar dan dari situlah standar etika mereka sedang diuji. Pada melalui pendidikan karakter ini , generasi muda nantinya akan belajar untuk mengambil keputusan yang tepat bahkan akan menghadapi dibawah tekanan mereka, membedakan antara benar atau salah, serta dengan memilih jalan yang nantinya akan membawa mereka bermanfaat untuk jangka panjang bagi generasi muda dan masyarakat lainnya.
Selain itu. Karakter yang tangguh membantu memperkuat kualitas kepemimpinan dikalangan generasi muda, karena mereka akan belajar menjadi pemimpin yang adilm visioner, dan mampu menghargai atau mengapresiasikan orang lain dengan contoh yang apa sudah berikan. Dengan demikian pendidikan karakter bukan hanya mengajarkan nilai – nilau saja, namun memberikan tentang menciptakan lingkungan di mana nilai – nilai ini diaktualisasikan dalam kehidupan sehari – harinya. Secara umum, pendidikan karakter bukan upaya yang terpisah atau opsional, namun ini adalah sebuah komitmen utama membentuk dan mempersiapkan generasi muda dalam menghadapkan tantangan Masa depan yang akan datang.
Dengan cara memperkuat moralitas mereka melalui pendidikan penting itu yaitu pendidikan karakter, kita menginvestasikan dalam diri yang kuat dan tangguh untuk masa depan yang lebih baik lagi, dimana nilai – nilai kemanusian, keadilan, kebaikan, dan tanggung jawan menjadi tanggungan utama dalam setiap tindakan dan keputusan membentuk dan memperkuat Generasi Muda bagi Masa depan.
References
(Hasyim Mahmud Wantu 2020; Mu’in 2019)Agustina, Rialda Safitri, Maulidyna Aliyyu Fajarani, Heri Septian Pratama, Rhyco Alfian Ramadhon, and Aghis Arwa Bekti. 2024. “Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Membangun Moralitas Dan Etika Yang Baik Pada Generasi Z.” Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora 2(1): 01–11.
Hasyim Mahmud Wantu. 2020. “Pendidikan Karakter Untuk Membentuk Moralitas Anak Bangsa.” Irfani 16(1): 1–8.
Julaiha, Siti. 2014. “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran.” Dinamika Ilmu 14(2): 226–39. doi:10.21093/di.v14i2.15.
Mu’in, Fatchul. 2019. Scripta Cendekia Pendidikan Karakter : Perspektif Teoritis Dan Gagasan Praktis.
(Agustina et al. 2024)Agustina, Rialda Safitri, Maulidyna Aliyyu Fajarani, Heri Septian Pratama, Rhyco Alfian Ramadhon, and Aghis Arwa Bekti. 2024. “Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Membangun Moralitas Dan Etika Yang Baik Pada Generasi Z.” Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora 2(1): 01–11.
Hasyim Mahmud Wantu. 2020. “Pendidikan Karakter Untuk Membentuk Moralitas Anak Bangsa.” Irfani 16(1): 1–8.
Julaiha, Siti. 2014. “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran.” Dinamika Ilmu 14(2): 226–39. doi:10.21093/di.v14i2.15.
Mu’in, Fatchul. 2019. Scripta Cendekia Pendidikan Karakter : Perspektif Teoritis Dan Gagasan Praktis.
Nama Penulis : Hafifah Zulfa Humairah
Npm : 202214500083
(R4A)